Seorang pengunjuk rasa yang ditangkap melayangkan simbol perlawanan tiga jari dalam perjalanan menuju tempat yang disembunyikan dari Yangon, Rabu (24/3). | AP/AP

Internasional

Junta Myanmar Bidik Gadis Cilik

Aparat keamanan Myanmar menembak seorang gadis cilik berusia tujuh tahun, korban termuda kekerasan militer di Myanmar.

MANDALAY – Aparat keamanan Myanmar menembak seorang gadis cilik berusia tujuh tahun, Khin Myo Chit, Selasa (23/3) siang. Ia menjadi korban termuda kekerasan militer dalam menindak pengunjuk rasa antikudeta.

Kakak Khin Myo Chit mengatakan kepada BBC, polisi menggeledah rumah-rumah di daerahnya yang berada di Kota Mandalay, Selasa siang. Polisi mencari senjata dan menahan orang yang dicurigai.

“Mereka menendang pintu lalu masuk,” ujar May Thu Sumaya (25 tahun). “Ketika pintu terbuka, mereka bertanya kepada ayah saya, apakah ada orang lain di rumah kami.”

U Maung Ko Hashin Bai, sang ayah, menjawab tidak ada orang lain di rumah itu. Namun, polisi menuduhnya berbohong. Polisi lalu menggeledah rumahnya. Saat itulah Khin Myo Chit lari ke arah sang ayah untuk duduk di pangkuannya. “Mereka menembak lalu memukulnya,” kata May Thu Sumaya.

photo
Pasukan anti huru-hara menjaga pengunjuk rasa yang ditangkap di Mandalay, Selasa (23/3). - (AP/STR)

Dalam wawancara terpisah dengan Myanmar Muslim Media, sang ayah mengisahkan kata-kata terakhir putrinya. “Ia bilang, ‘Saya tidak kuat, ayah. Ini terlalu sakit’,” tutur sang ayah yang dikutip BBC, Rabu (24/3).

Khin Myo Chit meninggal setengah jam kemudian, ketika ia dibawa ke rumah sakit. Polisi juga dilaporkan memukuli dan menahan kakak lain sang korban yang berusia 19 tahun.

Junta militer tidak menanggapi permintaan komentar mengenai peristiwa tersebut.

Lembaga advokasi hak anak, Save the Children, mencatat lebih dari 20 anak yang tewas di tangan junta militer, sejak kudeta 1 Februari lalu.  Pada Senin (22/3), seorang remaja berusia 14 tahun juga ditembak di dalam rumah.

“Kematian anak-anak ini sangat mengkhawatirkan karena mereka dilaporkan dibunuh dalam rumah, di tempat yang seharusnya mereka aman,” ujar Save the Children di laman resminya, Selasa. “Fakta yang menunjukkan begitu banyak anak-anak yang dibunuh nyaris setiap hari, kini menunjukkan aparat keamanan sepenuhnya mengabaikan kehidupan manusia.”

Save the Children juga mengkhawatirkan nasib sekurangnya 17 anak, termasuk gadis cilik berusia 11 tahun. Mereka ditahan tanpa alasan jelas. Hingga 22 Maret, Save the Children dan mitranya mencatat ada 146 kasus penahanan anak.

Aparat keamanan juga dilaporkan menduduki lebih dari 60 sekolah dan kampus di 13 negara bagian di Myanmar sejak 19 Maret. Dalam sebuah insiden, apparat memukuli dua guru yang mendatangi sekolah.

Kembali ditangguhkan

Sidang pemimpin partai National League for Democracy (NLD), Aung San Suu Kyi, kembali ditangguhkan hingga 1 April. Ini kedua kalinya sidang kesaksian Suu Kyi ditangguhkan.

Suu  Kyi menghadapi empat dakwaan terkait kepemilikan walkie-talkie dan pelanggaran protocol kesehatan semasa pandemi. Dalam konferensi pers pada Selasa, militer juga membeberkan dua tuduhan suap.

photo
Protes melayangkan simbol protes dilatari poster Aung San Suu Kyi di Yangon, beberapwa waktu lalu. - (EPA-EFE/NYEIN CHAN NAING)

Militer melakukan kudeta 1 Februari dan menahan Suu Kyi dan Presiden Win Myint. Militer berusaha membenarkan kudeta dengan mengklaim pemilu yang dimenangkan NLD diwarnai kecurangan.

Dalam konferensi pers pada Rabu, juru bicara junta militer Myanmar Zaw Min Tun mengatakan jumlah pengunjuk rasa yang tewas dalam gelombang demonstrasi menentang kudeta sebanyak 164 orang. Namun, organisasi aktivis Assistance Association for Political Prisoners (AAPP) mengatakan setidaknya 275 orang tewas.

Pernyataan Zaw Min Tun ini disampaikan satu hari setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi pada kelompok atau individu yang terlibat dalam kekerasan terhadap pengunjuk rasa. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat