Orang tua siswa membimbing anaknya belajar online memanfaatkan jaringan internet gratis di kolong rel kereta api Mangga Besar, Jakarta, Rabu (26/8/2020). Fasilitas internet gratis menggunakan modem WiFi yang disediakan oleh warga setempat yang lebih mampu | ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bodetabek

Orang Tua Siswa Kewalahan Beli Kuota Belajar Online

Biaya pembelian kuota internet untuk belajar online menyulitkan orang tua siswa.

OLEH UJI SUKMA MEDIANTI 

Pemerintah Kota Bekasi telah membuka Adaptasi Tatanan Hidup Baru Satuan Pendidikan (ATHB-SP) yang menandakan dibukanya kembali kegiatan sekolah secara tatap muka. Salah seorang orang tua siswa, Nisa (38 tahun), menuturkan, dirinya menyambut baik adanya rencana pembukaan kegiatan sekolah tatap muka  ini.

Penyebabnya karena tingginya biaya yang harus ditanggung untuk melaksanakan sekolah daring. Dia yang memiliki tiga anak sekaligus itu mengaku cukup berat membiayai kuota untuk melaksanakan kelas daring untuk anak-anaknya.

"Kesulitan banyak ya. Otomatis kuota bertambah apalagi mereka kelas daring terus, kan menguras itu juga," tutur Nisa, Senin (22/3).

Di samping itu, kata dia, sekolah daring juga dinilai kurang efektif karena hanya bersifat satu arah saja. Sehingga, anak-anak kesulitan mencerna pelajaran terutama untuk jenis pelajaran eksak.

"Anak juga hanya dikasih soal, enggak dikasih penjelasan, apalagi matematika rumus itu mereka bingung, kalau cari di Google susah," ujar dia.

Kendati begitu, ia juga tetap khawatir jika anaknya belajar tatap muka di sekolah karena masih adanya pandemi Covid-19. "Pasti ada (kekhawatiran), tapi ya daripada anak di rumah mulu juga kasihan enggak ada kegiatan, hanya di rumah di kamar saja. Kita juga berserah diri saja," kata dia.

Nisa merupakan orang tua dari salah satu siswa di 110 Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Bekasi yang menggelar kegiatan pembelajaran tatap muka pada Senin (22/3). Jumlah tersebut terdiri atas 88 SD dan 22 SMP Negeri di Kota Bekasi.

Kepala Bagian Humas Setda Kota Bekasi, Sayekti Rubiah, menerangkan, berdasarkan surat permohonan yang disampaikan serta pengecekan yang sudah dilakukan, sekolah dinyatakan siap untuk menyelenggarakan kegiatan Adaptasi Tatanan Hidup Baru Satuan Pendidikan (ATHB-SP).

Menurut dia, tidak ada pemaksaan dalam kegiatan ATHB-SP ini. ATHB-SP adalah kegiatan satuan pendidikan dalam menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM).

Dia mengatakan, satuan pendidikan yang dimaksud sudah mampu mengadaptasikan dirinya dalam menyiapkan tatanan atau sistem penyelenggaraan PTM yang menerapkan protokol kesehatan. ATHB-SP dimulai dengan PTM terhadap tiga rombongan belajar dengan pengendalian dan evaluasi secara mandiri.

"Sehingga, secara bertahap melakukan penambahan jumlah rombel untuk PTM sampai dengan 50 persen dari jumlah ruang kelas yang ada pada satuan pendidikan," kata Sayekti.

 

Uji coba

Tak hanya di Bekasi, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, Pemprov DKI juga sedang mempersiapkan uji coba terbatas sekolah tatap muka. Uji coba ini akan mengombinasikan sekolah tatap muka dengan daring.

"Mudah-mudah tidak lama lagi. Pada saatnya akan kami umumkan program uji coba terbatas campuran antara daring dan luring itu," kata Riza, Senin.

Uji coba sendiri, kata Riza, akan berlangsung di seluruh wilayah Ibu Kota, mulai dari tingkat SD hingga SMA dan SMK. Namun, DKI belum menentukan kapan uji coba berlangsung meski sudah dinyatakan akan disampaikan lokasi dan waktunya oleh Kepala Dinas Pendidikan DKI Nahdiana.

"Protokol kesehatan wajib diberlakukan saat uji coba, mulai dari pembatasan jumlah orang dan waktu belajar," kata Riza.

Politikus Partai Gerindra ini juga memastikan, belum ada keputusan untuk membuka lagi sekolah tatap muka dan diputuskan tetap dilakukan secara daring. "DKI Jakarta sampai hari ini masih memutuskan tetap online," kata dia.

Menurut Riza, Pemerintah DKI akan mengacu pada data dan fakta beberapa bulan mendatang. Dia berharap, meningkatnya vaksinasi COVID-19 sejalan dengan penurunan jumlah kasus, sehingga sekolah tatap muka bisa dilaksanakan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat