Teknologi Pintar | Republika

Inovasi

Teknologi Pintar

Di Cina, 20 persen transaksi ritel terjadi di platform e-commerce.

Penggunaan teknologi pintar tidak semata membuat toko fisik harus punah. Director Corporate Affairs Alibaba Group, Dian Safitri, mengatakan Alibaba percaya toko fisik bisa tetap bertahan selama mampu memberikan pengalaman digital yang memudahkan pembelanja.

Seperti misalnya sejumlah gerai busana di Alibaba Mall di Hangzhou, Cina.Pengunjung tidak harus mencoba langsung pakaian yang disukai sebelum membeli.Ada cermin ajaib, kami menyebutnya, yang Anda cukup berdiri di depannya, lalu cermin akan memindai Anda dan dari situ muncul wajah dan bentuk tubuh yang bisa disesuaikan lalu mulai memilih baju yang dijual di toko tanpa harus mencobanya langsung, kata Dian.

Pengalaman tersebut, kata Dian, memberi nilai tambah ke toko. Sekaligus membuat toko tidak harus memiliki ukuran yang besar, karena keterbatasan harga sewa ruang misalnya, tapi tetap bisa memberikan kesempatan pelanggan untuk mencoba pakaian dan seluruh produk yang dimilikinya sebelum membeli.

Dian mengatakan, Alibaba menawarkan transformasi digital tersebut mulai dari belanja kosmetik, belanja produk olahraga, hingga belanja mobil Maserati dan Ford.Termasuk juga ke restoran, kedai kopi, toko buku, dan toko dekorasi rumah.

Di Cina, 20 persen transaksi ritel terjadi di platform e-commerce. Kami ingin menggunakan teknologi data kami untuk mentransformasi 80 persen transaksi ritel yang masih terjadi secara offline, kata Dian.

Menurut Alibaba, transformasi digital bisa membantu kegiatan operasional pedagang dan jenama. Mulai dari memberikan pengalaman pelanggan, manajemen logistik, hingga pengaturan ruang ritel. (ed:setyanavidita livikacansera)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat