Sevilla FC | EPA-EFE/Villar Lopez

Olahraga

Sevilla Menangis

Ini adalah momen Barcelona sukses menyingkirkan Sevilla dari semifinal Copa Del Rey.

BARCELONA -- Remontada menjadi istilah populer di pentas sepak bola Eropa, setidaknya dalam empat tahun terakhir. Remontada secara harfiah dapat berarti ''pemulihan'' atau ''kembali''. Dalam konteks olahraga, Remontada dapat diartikan keberhasilan sebuah tim membalikkan keadaan atau mengembalikan defisit, baik dari segi poin ataupun agregat gol.

Momen Remontada itulah yang dilakoni Barcelona saat menyingkirkan Sevilla dari semifinal Copa Del Rey, Kamis (4/3). Sempat defisit dua gol dari pertemuan pertama, pasukan El Katalan akhirnya mampu membalasnya dengan kemenangan 3-0 pada laga kedua di Stadion Camp Nou.

Media asal Barcelona, Remontada, menggambarkan perjuangan tim besutan Ronald Koeman di leg kedua semifinal Copa del Rey itu dengan menuliskan satu kata di halaman mukanya pada edisi Kamis waktu setempat, yaitu ''Epik''.

Cerita kepahlawanan dan drama menjadi salah satu bumbu utama dari Remontada. Upaya tim yang tengah berada di posisi tertinggal hingga akhirnya bisa membalikkan keadaan selalu menyuguhkan kisah-kisah haru, heroik, dan dramatis.

Membuka keunggulan pada menit ke-12 lewat sepakan terarah kaki kanan Ousmane Dembele di tepi kotak penalti Sevilla, Barcelona masih membutuhkan dua gol tambahan untuk bisa lolos ke babak final Copa del Rey. Petaka nyaris menimpa Barcelona pada menit ke-73. Wasit memberikan tim tamu hadiah tendangan penalti setelah Oscar Mingueza menjatuhkan Lucas Ocampos.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Sevilla FC (sevillafc)

Namun, Marc Andre Ter-Stegen tampil sebagai pahlawan Barcelona pada momen itu. Kiper asal Jerman itu dengan sempurna menangkap bola tendangan penalti Sevilla yang dieksekusi sendiri oleh Ocampos. 

Lolos dari lubang jarum, Barcelona kian percaya diri. Namun, Barcelona baru benar-benar bisa menciptakan momen kebangkitan berselang 20 menit pascakegagalan Sevilla itu.

Momen kunci kebangkitan Barcelona tercipta saat laga tinggal tersisa 30 detik lagi, atau tepatnya pada injury time babak kedua. Tiga puluh detik menjadi batas antara kegagalan dan keberhasilan Barca tampil di partai puncak Copa de Rey. Sundulan Gerard Pique, setelah memanfaatkan umpan lambung Antoine Griezmann, menjadi pengubah skor agregat menjadi 2-2.

Alhasil, laga harus dilanjutkan ke babak tambahan waktu. Keberhasilan menyamakan agregat pada menit akhir babak kedua membuat Barcelona makin percaya diri menatap babak tambahan waktu, sekaligus menyelesaikan misi remontada di laga ini.

Babak tambahan baru berjalan satu menit, Barcelona kembali merobek gawang tim tamu dengan skema yang tidak jauh berbeda dengan gol kedua. Kali ini, umpan dari Jordi Alba dituntaskan sempurna oleh Martin Braithwaite. Tanpa menyertakan masa jeda menuju babak tambahan waktu, Barcelona bisa dibilang membalikkan keadaan hanya dalam hitungan kurang dari dua menit. 

Sevilla sempat melakukan protes dan meminta penalti saat Clement Lenglet dinilai melakukan handball di kotak penalti pada menit ke-100. Wasit bergeming dan melanjutkan laga tanpa memberikan sanksi bagi Barcelona. Keputusan wasit itu diperkuat dengan hasil review VAR. Skor 3-0 dari laga tersebut sekaligus mengubah skor agregat menjadi 3-2 menjadi modal bagi Barcelona untuk menuju ke final.

''Kami tidak pernah ragu dan kehilangan keyakinan soal peluang lolos ke partai final. Ini adalah soal kekuatan mental. Ini menjadi malam terbaik saya sebagai pelatih Barcelona,'' kata pelatih Barcelona Ronald Koeman seusai laga, seperti dilansir Mundo Deportivo.

 
Kami selalu menjaga keyakinan dan makin yakin bisa meraih titel pada musim ini.
 
 

Salah satu pahlawan Barcelona pada laga ini, Ter-Stegen, mengatakan, keberhasilan membalikkan keadaan pada laga kali ini begitu berbeda dibandingkan dengan yang sebelumnya. ''Ada atmosfer dan nuansa berbeda yang dirasakan tim ini saat kami berhasil menyamakan kedudukan. Kami selalu menjaga keyakinan dan makin yakin bisa meraih titel pada musim ini,'' kata Ter-Stegen, seperti dilansir Marca.

Pelatih Sevilla Julien Lopetegui tidak mau menambah polemik dengan mengkritik keputusan wasit di laga itu, termasuk soal kartu kuning kedua yang harusnya diterima Mingueza dan dugaan handball Lenglet. ''Silakan menilai sendiri insiden itu. Anda punya hak menilai, seperti halnya saya. Saya tidak bisa berkomentar lebih banyak karena, Anda tahu, mereka bisa menjatuhkan sanksi kepada kami,'' kata Lopetegui seusai laga, seperti dilansir Mundo Deportivo.

Kegagalan ini diakui Lopetegui terasa menyakitkan. ''Sepak bola bisa begitu kejam, dan malam ini, kami menjadi korban dalam kekejaman itu. Ini adalah malam yang begitu buruk dan kejam. Namun, sepak bola juga bisa memberikan kami kesempatan untuk meraih apa yang tidak bisa kami capai pada malam ini,'' katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat