Petani memeriksa tanaman padi siap panen di persawahan Madukismo, Bantul, Yogyakarta, Ahad (28/2). | Wihdan Hidayat / Republika

Ekonomi

Panen Padi Tahun Ini Diperkirakan Meningkat

Produksi beras bisa berubah tergantung dari kondisi cuaca yang dihadapi.

JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan kenaikan produksi beras pada Januari-April 2021 atau musim panen raya pertama. Kenaikan tersebut didukung oleh naiknya produksi gabah karena luas panen yang berpotensi mengalami kenaikan dari tahun lalu.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, luas panen padi pada empat bulan pertama 2021 ini diperkirakan mencapai 4,86 juta hektare (ha). Luas tersebut naik 26,53 persen dari capaian luas panen Januari-April 2020 yang sebesar 3,84 juta ha.

Dari potensi kenaikan luas panen itu, diproyeksikan terjadi kenaikan produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 26,68 persen dari 19,99 juta ton tahun lalu menjadi 25,37 ton tahun ini. Dari proyeksi itu, produksi beras bisa mencapai 14,54 juta ton. Angka itu naik 26,84 persen dari produksi Januari-April 2020 sebesar 11,46 juta ton.

"Curah hujan 2020 berdampak positif sehingga meningkatkan luas panen sepanjang Januari-April 2021. Pola ini mendekati pola 2019," kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (1/3).

Meski demikian, ia menekankan, proyeksi itu bisa meleset. Angka luas panen, produksi GKG, dan produksi beras bisa berubah tergantung dari kondisi cuaca yang dihadapi.

"Kita berharap cuaca berpihak kepada kita sehingga potensi ini menjadi realisasi dan produksi padi terjaga serta harga stabil," kata Suhariyanto.

photo
Petani menganginkan gabah yang baru dipanennya di Kelurahan Pengawu, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (26/2). - (ANTARAFOTO/Basri Marzuki)

Suhariyanto menjelaskan, penghitungan potensi produksi tersebut juga menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA) yang sudah disusun sejak 2018 oleh enam kementerian dan lembaga pemerintah. Adapun metode pengamatan dilakukan oleh petugas pada pekan terakhir setiap bulannya. Jumlah lokasi pengamatan mencapai 227.790 titik.

Sementara itu, luas panen padi pada tahun lalu mencapai 10,66 juta ha. Capaian tersebut turun tipis 0,19 persen dari luas panen 2019 yang sebesar 10,68 juta ha. Meski terdapat penurunan luas panen, BPS mencatat adanya kenaikan produksi beras.

Suhariyanto menjelaskan, penurunan itu disebabkan oleh curah hujan tinggi yang terjadi pada awal musim tanam 2020 lalu. Tren data BPS menunjukkan, luas panen pada Januari-Maret 2020 jauh lebih rendah dari luas panen yang diperoleh pada 2019.

Meski luas panen turun tipis, ia memaparkan, produksi gabah dan beras justru mampu mengalami kenaikan. Hal itu mencerminkan adanya kenaikan produktivitas padi sehingga penurunan luas panen terkompensasi.

BPS mencatat, produksi gabah kering giling (GKG) sepanjang 2020 sebesar 54,65 juta ton. Terdapat kenaikan tipis, 0,08 persen dari produksi GKG 2019 sebanyak 54,6 juta ton.

Kementerian Pertanian akan menjaga produksi padi secara nasional ke depan. Upaya mitigasi pencegahan gagal panen akibat cuaca ekstrem dan potensi serangan organisme penganggu tanaman juga aktif dilakukan.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan, pemerintah telah menambahkan asuransi pertanian sejak dini dan telah disosialisasikan agar segera dimanfaatkan petani untuk mencegah kerugian akibat gagal panen.

“Upaya kita menghadapi perubahan cuaca dan risiko bencana sudah dilakukan. Asuransi bagi petani terus digalakkan,” kata Kuntoro. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat