Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada awak media di Hall Basket Senayan, komplek Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (25/2). | Republika/Thoudy Badai

Kisah Dalam Negeri

Rasa dan Asa Wartawan Kala Vaksinasi

Vaksinasi memang membawa harapan baru, lebih-lebih bagi para pewarta yang sudah rindu memburu informasi di lapangan.

OLEH NAWIR ARSYAD AKBAR

Deg-degan menjadi hal yang paling dirasa oleh kalangan wartawan sebelum disuntik vaksin Covid-19. Tak jarang mereka ragu untuk mengikuti proses vaksinasi karena banyaknya informasi miring yang beredar mengenai vaksin, yang disebut sebagai game changer pandemi.

Hal itulah yang dirasakan Paulina Herasmaranindar, wartawan salah satu media nasional. Keraguan dan rasa deg-degan sempat meliputinya ketika menunggu giliran vaksinasi di Hall Basket Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/5).

"Perasaan awal sih jujur agak ragu dan deg-degan, seperti biasa mau terima hal baru," ujar wanita yang biasa dipanggil Heras itu.

Keraguan dan rasa berdebar pun perlahan hilang ketika tenaga kesehatan mulai menyuntik lengan kirinya dengan vaksin. Lega, itulah kata yang tepat menggambarkan peraswaan Heras setelah divaksin. "Pas (usai disuntik) vaksin lega, tapi rasain beberapa efek badan pegal linu. Harapannya, semoga vaksinasi berjalan lancar sampai tahap akhir," ujar Heras.

photo
Suasana vaksinasi Covid-19 kepada awak media di Hall Basket Senayan, komplek Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (25/2). - (Republika/Thoudy Badai)

Hal serupa dirasakan Haryanti Puspa Sari, salah satu wartawan media nasional yang berkantor di Palmerah. Rasa khawatir menghantuinya sesaat sebelum vaksinasi. Setelah divaksin, perasaan itu diganti dengan pegal di lengan kirinya.

"Setelah divaksin kerasa pegal di bagian tangan yang disuntik, seharian itu sampai besoknya masih (terasa). Kalau sekarang, sudah tidak kerasa apa-apa," ujar Sari, kemarin.

Berbeda dengan Heras dan Sari, Novian Ardiansyah malah tak ragu dengan vaksin yang akan masuk ke dalam tubuhnya. Namun, ada satu hal yang membuatnya waswas, yaitu jarum suntik.

Meski begitu, teror jarum suntik harus ia tekan demi menjadi  warga negara yang taat. "Ternyata pas disuntik, prosesnya cepat, tidak kerasa, bahkan seperti tidak disuntik. Pelayanan dari dokter juga enak, ya. Diajak ngobrol, di-screening, sebagainya," ujar Novian.

photo
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada awak media di Hall Basket Senayan, komplek Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (25/2). - (Republika/Thoudy Badai)

Saya sendiri menjadi salah satu wartawan Republikayang menerima vaksin di GBK pada Jumat (26/2). Mendapatkan antrean nomor 1.593, saya dipersilakan masuk ke ruang screening, penyuntikan vaksin, dan observasi kira-kira pukul 13.45 WIB.

Awalnya, petugas screening langsung menanyai sejumlah hal, seperti riwayat penyakit, pernah terinfeksi Covid-19, hingga pengecekan tensi darah. Petugas pun mencentang kotak kecil dalam formulir yang bertuliskan “Lanjut”. Artinya, saya bisa divaksin.

Setelah itu, saya langsung diarahkan ke meja berikutnya, tempat penyuntikan vaksin. Di sini, dokter tak akan bertele-tele. Dia langsung meminta

menyingsingkan lengan kiri pakaian sehingga dapat disuntik. Ada sedikit ngilu ketika jarum menancap lengan saya, tapi kira-kira hanya tiga detik saja.

Setelah itu, saya diminta menunggu selama kurang lebih 30 menit di ruang observasi. Di sini, petugas akan melihat reaksi pertama vaksin, seperti gejala yang dirasakan.

photo
Sejumlah awak media menunggu giliran vaksin Covid-19 di Hall Basket Senayan, komplek Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (25/2). Sebanyak 1.838 wartawan akan menjalani vaksinasi Covid-19 di GBK, Kamis. Secara total, terdapat 5.512 orang awak media massa di DKI Jakarta akan mendapatkan vaksin mulai dari hari Rabu (25/2) hingga Sabtu (27/2). - (Republika/Thoudy Badai)

Saya termasuk yang tidak merasakan reaksi apa-apa. Lewat 30 menit setelah penyuntikan, saya langsung melapor untuk mendapatkan kartu vaksinasi.

Vaksinasi memang membawa harapan baru, lebih-lebih bagi para pewarta yang sudah rindu memburu informasi di lapangan. Lewat 0,5 ml vaksin Covid-19, terselip asa kerja-kerja peliputan kembali normal, tanpa khawatir akan menjadi pasien Covid-19.

"Semoga dengan upaya vaksin ini bisa membuat kondisi normal, meski kita enggak bisa mungkiri Covid-19 bakal terus ada. Setidaknya kita selalu dalam keadaan sehat dalam bertugas," ujar Novian. "Semoga keadaan bisa kembali seperti biasa, supaya proses liputan normal kembali," harap Heras.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat