Foto Apartemen Taman Rasuna sebelum pandemi Covid-19. | Republika/Prayogi

Kisah Dalam Negeri

Suka Duka di Apartemen Taman Rasuna

P3SRS adalah organisasi yang beranggotakan perwakilan dari penghuni atau pemilik Apartemen Taman Rasuna.

Jesslyn Cindi Wijaya (60 tahun) muak dan jengkel dengan amburadulnya pengelolaan Apartemen Taman Rasuna, tapi itu cerita dulu. Kisah sebelum pengelolaan apartemen yang berlokasi di Setiabudi, Jakarta Selatan, ini diambil alih sepenuhnya oleh Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS).

"Sekarang sangat beda dengan dulu. Dulu kalau mau ngadu soal kebersihan sampah saja itu pasti slow respons dan semua pelayanan kurang memadai," kata Jesslyn, yang sudah 23 tahun menetap di Apartemen Taman Rasuna kepada Republika, belum lama ini.

Sejak berdiri pada 1997, Apartemen Taman Rasuna dikelola oleh P3SRS bersama pengembang. Mulai 2015, P3SRS mengambil alih pengelolaan secara penuh. Namun, kata Jesslyn, tata kelola apartemen yang terdiri atas 13 tower dengan 3.069 unit terisi ini baru membaik sejak kepengurusan P3SRS periode 2018-2021.

Seperti namanya, P3SRS adalah organisasi yang beranggotakan perwakilan dari penghuni atau pemilik apartemen. Anggota P3SRS dipilih dalam musyawarah penghuni atau pemilik apartemen. P3SRS bertugas mengelola apartemen berdasarkan hasil musyawarah tahunan penghuni atau pemilik unit.

Pengurus P3SRS Apartemen Taman Rasuna beranggotakan lima orang. Ketuanya adalah Naufal Firman Yursak yang notabene juga penghuni apartemen. Dalam mengelola apartemen, P3SRS membentuk Badan Pengelola Apartemen Taman Rasuna (BPATR) yang terdiri atas sekitar 140 pekerja.

Jesslyn menuturkan, sebelum di bawah kepemimpinan P3SRS saat ini, pengelolaan apartemen berjalan kurang optimal. Mulai tata kelola sampah yang buruk, area parkir apartemen yang kotor, hingga respons pengelola yang lambat terhadap keluhan penghuni. "Dulu saya sangat jengkel karena pengelola selalu tidak jelas," katanya.

Sejak Desember 2018, kata Jesslyn, terjadi perbaikan pengelolaan secara signifikan. Perubahan paling signifikan, yaitu lingkungan apartemen lebih bersih, cepatnya respons pengelola atas keluhan penghuni, dan pengelola selalu memberikan informasi terkait perbaikan yang dilakukan.

Pelayanan juga dominan dilakukan secara daring. Penghuni hanya perlu mengontak pengelola lewat WhatsApp untuk menyampaikan keluhan, membayar iuran, dan pembelian listrik. Bahkan, pengelola juga membuat website dan akun Instagram. "Intinya sekarang lebih mudah," ucapnya.

Segendang sepenarian, penghuni lainnya Jessicha Kwok (56) menuturkan, pengelolaan apartemen membaik sejak kepengurusan P3SRS periode 2018-2021. Hal itu tampak dari renovasi lift dan pengecatan gedung yang berlangsung cepat dan hasilnya memuaskan.

"Pengurus juga kreatif dengan membuat ikon baru Apartemen Taman Rasuna yang diharapkan dapat membantu menaikkan harga jual apartemen," kata Jessica yang sudah menetap di apartemen ini sejak 22 tahun silam.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Apartemen Taman Rasuna (tamanrasuna.id)

Kepentingan warga

Tenant Relations Manager BPATR, Yunita Irma, mengatakan, pengelolaan apartemen selama ini mengacu kepada rencana kerja yang sudah disepakati penghuni setiap awal tahun. Rencana kerja dibuat setelah menyampaikan laporan pengelolaan tahun sebelumnya. "Semua kebijakan diambil berdasarkan kepentingan warga apartemen," kata Yunita.

Selain berpatokan pada rencana kerja, kata dia, BPATR dan P3SRS juga selalu mawas diri agar tak tercebur dalam konflik kepentingan. Pengelola, sambung dia, selalu membuat kebijakan yang berpihak kepada warga keseluruhan, bukan kepada perorangan. "Soalnya di sini kan ada 3.069 pemilik, masing-masing beda isi kepalanya," ujar Yunita.

Setiap bulannya, menurut Yunita, BPATR mengelola dana iuran warga apartemen sekitar Rp 8 hingga hingga Rp 10 miliar. Semua dana itu digunakan untuk mengelola apartemen, seperti perawatan dan penambahan fasilitas.  Penambahan fasilitas yang dilakukan, juga sesuai kebutuhan warga. Misalnya, menyediakan fasilitas bike sharing di masing-masing tower sejak awal 2019.

Pihaknya juga merombak habis area depan apartemen dengan membuat taman yang dilengkapi ornamen ikonik berbentuk oktagon atau segi delapan. Setiap warga apartemen ataupun warga sekitar melintas, mereka selalu menyempatkan diri untuk singgah sejenak, dan bahkan berfoto di sana. "Wajah apartemen Taman Rasuna sudah berubah. Sekarang jadi jauh lebih ramah kepada pejalan kaki dan pesepeda," kata Yunita.

 
Wajah apartemen Taman Rasuna sudah berubah. Sekarang jadi jauh lebih ramah kepada pejalan kaki dan pesepeda.
 
 

Ketua Dewan Pengawas P3SRS Arifin Djauhari mengatakan, kinerja pengurus P3SRS periode 2018-2021 sudah sangat bagus. Penilaian itu mengacu pada empat indikator. Pertama, pengurus ataupun pekerja BPATR patuh terhadap pakta integritas. Isinya adalah kewajiban mematuhi undang-undang, AD/ART, dan keputusan musyawarah warga.

Kedua, pengurus ataupun BPATR transparan dalam mengelola dana warga. Ketiga, pengurus menampung dan menjadikan masukan warga sebagai acuan dalam mengambil kebijakan. "Mekanismenya dengan membentuk gugus warga. Mereka memberikan masukan, usul, dan kita libatkan juga dalam rapat," kata Arifin.

Keempat, kepengurusan P3SRS sekarang mampu melakukan pembenahan fisik apartemen secara signifikan. "Rasuna telah bersolek. Penampilannya sudah semakin bagus," ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat