Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Puncak Harapan Muslim

Harapan tertinggi Nabi Yusuf adalah wafat dalam keadaan Muslim dan bergabung dengan orang-orang saleh.

Oleh BAIQ IKA S AMRUS

OLEH BAIQ IKA S AMRUS

"Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan) pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh." (QS Yusuf: 101).

Nabi Yusuf AS memperoleh kekuasaan, mampu menakwil mimpi, dikumpulkan kembali bersama keluarganya, memperoleh kedudukan yang prestisius di Mesir sehingga orang-orang menilai bahwa beliau sudah mencapai puncak cita-citanya. Namun, ternyata tidak demikian. Harapan tertinggi beliau adalah wafat dalam keadaan Muslim dan bergabung dengan orang-orang yang saleh.

Pucuk harapan itu adalah obsesi tertinggi orang yang berakal disertai ketundukan dan kepasrahan paripurna, "Engkaulah pelindungku dunia akhirat". Perkara penghabisan adalah perkara besar.

Ia adalah konklusi amal dan akumulasi hari-hari yang kita lalui. Dengannya akan diketahui ke mana muara kehidupan di alam keabadian dan seperti apa balasan yang akan diterima. Sebab, bukan perkara gampang wafat dalam keadaan Muslim dan berkumpul bersama para salihin.

Banyak orang yang melampaui target kehidupan duniawinya, tapi di akhirat tidak memperoleh apa pun. "... Maka di antara manusia ada yang berdoa, 'Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,' dan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun.” (QS al-Baqarah: 200).

Ada pula yang berhasil memperoleh jabatan tinggi, istri cantik molek, rumah, bahkan istana yang luas, tapi meninggal dalam keadaan tidak beriman. Ada pula yang memperoleh ketenaran dan kemasyhuran sehingga memiliki banyak follower, tetapi keterkenalan dan pengikut yang banyak itu tidak menjamin dirinya bisa selamat di akhirat.

Bila seseorang meninggal dalam keadaan tidak berislam, harta, takhta, pengikut setia, dan simbol kebesaran dunia itu tidak bisa mengangkat dan menyelamatkannya. Kemuliaan dunia itu tidak bisa menjaganya. Kekuasaan dan bawahannya tidak mampu membelanya. Tidak pula kerabat yang bisa mensyafaatinya.

Itulah mengapa Nabi Yusuf AS mengajarkan kita bahwa puncak harapan itu adalah menutup mata dan meninggalkan dunia ini dalam keadaan Muslim dan kelak dihimpun bersama para pendahulu kita yang saleh. Ini adalah cita-cita terbesar dan kebahagiaan yang hakiki lagi abadi.

Jika seorang nabi dan rasul seperti Nabi Yusuf saja senantiasa melantunkan doa pamungkas ini, lebih sepantasnya kita sebagai manusia biasa membiasakan diri berdoa dengan doa beliau. Berharap seperti harapan beliau.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat