Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kanan) berfoto dengan Dirut PT KHI Pipe Industries Utomo Nugroho (kiri) saat acara seremoni Completion Shipment Ekspor Pipa Baja ke Australia, di Cilegon, Banten, Rabu (23/12/2020). PT KS melalui | ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA FOTO

Ekonomi

Pangsa Pasar Krakatau Steel Meningkat pada 2020

Krakatau Steel pada tahun lalu mencatatkan volume penjualan ekspor 128.341,9 ton.

JAKARTA — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencatatkan peningkatan pangsa pasar produk utamanya, yakni hot rolled coil (HRC) dan cold rolled coil (CRC) pada tahun lalu. Pangsa pasar HRC emiten berkode saham KRAS itu naik dari 35 persen pada 2019 menjadi 45 persen pada 2020, sedangkan CRC naik dari 14 persen menjadi 21 persen. 

Upaya pengendalian impor yang dilakukan pemerintah telah membuahkan hasil positif. Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyatakan, penurunan impor besi dan baja pada 2020 berdampak signifikan terhadap peningkatan kinerja serta utilisasi industri. 

"Krakatau Steel saat ini lebih berdaya saing dengan berhasil menurunkan biaya operasionalnya. Hal ini turut mendorong peningkatan competitiveness Krakatau Steel di pasar baja domestik,” kata Silmy dalam keterangan resminya, Jumat (12/2).

Silmy menjelaskan, peningkatan pangsa pasar ini didorong keberhasilan KRAS menurunkan biaya operasional sebesar 41 persen, dari 337,5 juta dolar AS pada 2019 menjadi 198 juta dolar AS pada 2020. 

Penurunan impor besi dan baja pada 2020 merupakan angin segar bagi industri baja dalam negeri. Hal ini dapat terus berlanjut di tahun 2021 agar upaya peningkatan utilisasi industri besi dan baja nasional dapat segera terwujud. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor besi dan baja pada 2020 mengalami penurunan sebesar 36 persen menjadi 4,47 juta ton dibandingkan tahun 2019 sebesar 6,96 juta ton.

Silmy yang juga merupakan ketua Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia atau the Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) ini menyatakan, produsen besi dan baja nasional mengapresiasi Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian atas kinerjanya yang baik pada 2020 dalam mengendalikan impor baja sehingga impor baja dapat menurun. 

Salah satu regulasi yang mengatur pengendalian impor besi dan baja dalam negeri adalah Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 3 Tahun 2020 (Permendag 3/2020) tentang ketentuan impor besi atau baja, baja paduan, dan produk turunannya.

Upaya pengendalian impor besi dan baja juga menjadi prioritas Kementerian Perindustrian dalam meningkatkan pertumbuhan industri melalui implementasi sistem database supply-demand besi dan baja nasional (sibana) serta kebijakan penerapan standar nasional Indonesia (SNI) sebagai technical barrier impor.

"Pada tahun ini kami menargetkan ekspor baja bisa mencapai 20 persen dari total target penjualan. Artinya, kami akan mengekspor kurang lebih sekitar 400 ribu ton," kata Silmy.

Silmy mengatakan, Krakatau Steel pada tahun lalu mencatatkan volume penjualan ekspor sebesar 128.341,9 ton atau sekitar 12 persen dari total volume penjualan tahun 2020 yang sebesar 1.603.732 ton. Pada tahun ini, diperkirakan Krakatau Steel akan dapat meningkatkan volume penjualan hingga 2.040.000 ton dengan target ekspor sebesar 155.000 ton atau meningkat 17,20 persen dibandingkan tahun 2020.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Krakatau Steel (krakatau.steel)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat