Perempuan Tanah Jahanam | Republika

Geni

Mimpi Buruk yang Diwujudkan dalam Film

Joko Anwar merasa tertantang membuat film dengan genre horor yang lebih menyeramkan dibandingkan karyanya terdahulu.

Maya (Tara Basro) merasa perlu pergi ke desa sejenak karena merasa tak beruntung tinggal di kota. Dia bersama dengan Dini (Marissa Anita) lantas menuju sebuah desa terpencil yang jarang terjamah orang-orang.


Dalam perjalanannya, Maya dan Dini terlibat dalam sebuah dialog mengenai keluarga. Dini meyakini, keluarga tak terlalu penting. Tapi, Maya merasa perlu mengetahui asal- usul keluarga, sehingga mengharuskan keduanya pergi ke sebuah desa terpencil.


Sesampainya di desa tersebut, kesan tak nyaman mulai muncul. Mulai dari penampakan sebuah rumah besar tak berpenghuni, hingga orang-orang desa di sana yang tampak tak senang dengan kedatangan mereka.


Kejanggalan dan keanehan semakin lama semakin banyak muncul ketika keduanya menemukan pemakaman anak-anak. Keduanya pun bertemu dengan Dalang (Ario Bayu) dan ibunya, Nyi Misni (Christine Hakim) yang kerap melakukan ritual- ritual aneh.


Teror demi teror berdatangan langsung baik kepada Maya maupun Dini. Keduanya berkejaran untuk menghindari malapetaka yang mengancam mereka dari penghuni desa terpencil itu.


Nyi Misni yang merupakan seorang dukun itu sesekali terlihat melakukan sebuah tarian aneh."Kamu, kesalahan yang harus aku hapus," kata Nyi Misni mengancam. Akankah Maya dan Dini selamat dari ancaman malapetaka yang membututi mereka? Mengapa mereka diteror sedemikian rupa?


Adegan-adegan tersebut digambarkan oleh sang sutradara Joko Anwar yang kemudian dirangkum dalam sebuah cuplikan film bertajuk Perempuan Tanah Jahanam. Film yang rencananya ditayangkan di bioskop pada 17 Oktober 2019 mendatang ini terinspirasi dari mimpi Joko sendiri.


"Berasal dari mimpi buruk. Idenya itu 10 tahun yang lalu itu seperti memimpikan berada di sebuah desa terpencil, satu desa itu orangnya semuanya aneh," kata Joko saat peluncuran trailer Perempuan Tanah Jahanam di XXI Plaza Senayan, Jakarta, baru-baru ini.

photo
Republika


Dalam pembuatan film ini, Joko merasa tertantang membuat film dengan genre horor yang lebih menyeramkan dibandingkan karyanya terdahulu. Dia ingin memiliki pencapaian lebih dalam mengenai proses pembuatan film dari film-film sebelum nya. Hal-hal itu meliputi teknik film dan juga estetika film yang ditun- tut untuk lebih baik, termasuk film Pengabdi Setanyang bergenre horor.


"Setelah hasil Perempuan Tanah Jahanam selesai, aku dan para kru sudah sepakat bahwa kita sudah melakukan hal itu," kata Joko. Selain menjual kehororan, film ini juga berkisah tentang keluarga. Ini digambarkan dalam tulisan yang muncul pada trailer yang berbunyi, "Do You Really Know Your Family?"


"Film ini adalah kontemplasi saya tentang fungsi anggota keluarga.Saya tulis film ini ketika sedang banyak pikiran tentang keluarga,"kata Joko.


Untuk membangun suasana horor, Joko mengambil lokasi-lokasi syuting yang juga belum terjamah dan sangat terpencil. Tempat-tempat itu, antara lain, di Banyuwangi, Malang, Pasuruan, Ijen, Lumajang, Surabaya, dan Gempol.


Joko memilih tiga tempat hutan yang ada di Banyuwangi, Ijen, dan Lumajang. Sementara, pengambilan gambar pemakaman diambil di wilayah Lumajang.


"Ini film horor yang berbeda yang dari aku buat, lebih kayak menggigit dan bisa bikin jantung turun ke perut pas kita nonton," kata sutradara film Gundala itu.


Secara khusus, Joko menggandeng aktris senior Christine Hakim untuk memerankan tokoh kunci, Nyi Misni. Joko hanya menginginkan Christine seorang untuk memerankan tokoh itu.


Dia mulai mengajak Christine sejak 2017. Naskah pun diberikan kepada Christine yang pada awalnya sempat menganggap ide cerita ini tak masuk akal.


Tak disangka, Christine tampil ciamik dan mencengangkan. Joko memuji Christine yang sangat sesuai dengan reputasinya. Akting Christine, kata dia, sudah tak bisa diragukan lagi dan dedikasi kepada karakter diakui Joko sangat luar biasa.


Christine sempat menginap di desa dan hidup bersama warga. "Yang paling luar biasa, dia mengangkat semua moral kru dan pemain, sangat jauh dari namanya diva, dia ngayomi,"ujar Joko.


Christine Hakim merasa sangat tertantang atas perannya di film Perempuan Tanah Jahanam. Makna tersirat dalam film ini yang membuatnya memutuskan untuk ikut bermain. "Saya percaya tidak ada satu pun daun yang jatuh tanpa izin Tuhan, saya percaya Tuhan punya maksud,"kata dia.


Produser film Perempuan Tanah Jahanam dari Base Entertainment, Shanty Harmayn, ingin membuat sesuatu yang baru bersama Joko. Oleh sebab itu, dia bersama dengan kru film melakukan usaha lebih untuk menghasilkan sinema horor yang berbeda.


"Alasan kenapa kami mau buat film ini, Base Entertainment, CJ Entertainment, dan Rapi Film bekekerja sama dengan Joko Anwar karena untuk mendorong jadi lebih baik," ujar Shanty.


Selain Tara Basro, Marissa Anita, dan Christine Hakim, Joko Anwar juga menggandeng aktor dan aktris ternama lainnya. Di antaranya adalah Ario Bayu, Asmara Abigail, Kiki Narendra, Tengku Rifnu, Zidni Hakim, Faradina Mufti, Abdurahman Arif, Mian Tiara, Eka Nusa Pertiwi, Aghniny Haque, Arswendy Bening Swara, Ramadhan Al Rasyid, dan Ical Tanjung. (ed: qommarria rostanti)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat