Warga melihat kondisi lokasi tanah longsor dan banjir bandang di Kampung Suruluk, Desa Wangunjaya, Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/5/2020). BPBD Kabupaten Bogor menyatakan peristiwa banjir bandang disertai longsor akibat hujan deras | Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO

Bodetabek

Longsor di Bogor Rusak Rumah Penduduk

Masyarakat Bogor diminta waspadai potensi longsor selama hujan deras.

BOGOR -- Satu rumah di Kampung Indahsari, Kelurahan Harjasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, rusak akibat tergerus longsor. Meski demikian, dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa maupun luka.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Priyatna Syamsah mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (3/2) sekitar pukul 23.30 WIB. "Longsor dari aliran drainase. Pembuangan drainasenya kurang baik," kata Priyatna ketika dikonfirmasi, Kamis (4/2).

Priyatna menduga, longsor yang melanda tanah sepanjang tujuh meter dengan tinggi tiga meter itu dipicu saluran air yang kurang lancar. Ditambah lagi dengan curah hujan tinggi yang mengguyur Kota Bogor dalam sepekan, membuat tanah menjadi bergerak.

Akibat kejadian itu, Priyatna mengungkapkan, rumah milik warga bernama Muhidin yang dihuni empat jiwa rusak terbawa material longsor. "Ruang kamar tidur, dapur, kamar mandi, dinding, dan lantai rumah ikut tertarik longsor," katanya.

Setelah mendapat laporan dari warga, menurut Priyatna, tim SAR gabungan langsung menuju lokasi kejadian. Petugas langsung melakukan penanganan pertama, dengan menutup tanah yang longsor menggunakan terpal supaya tidak makin meluas.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh BPBD KABUPATEN BOGOR (bpbdkabbogor)

Berdasarkan data BPBD, Kecamatan Bogor Selatan memang menjadi salah satu wilayah yang rawan terjadi tanah longsor. Terutama di Kelurahan Bondongan, Muarasari, Lawanggintung, Cipaku, dan Empang. Hal itu juga dipicu kontur tanah yang miring.

Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Citeko Bogor, Fatuhri Syabani, mengatakan, wilayah Kota Bogor dan sekitarnya berpotensi terjadi hujan sedang. Hujan diperkirakan terjadi pada siang hingga sore selama sepekan ke depan. 

Karena itu, warga mesti waspada dengan prediksi cuaca, khususnya mereka yang tinggal di daerah rawan. “Pada umumnya sepekan kedepan potensi hujan sedang masih berpeluang terjadi," kata Fatuhri.

Dia mengaku, tidak bisa menyimpulkan penyebab longsor yang terjadi di Desa Harjasari. Namun, Fatuhari memprediksi, akumulasi curah hujan yang terjadi beberapa hari terakhir, berpotensi menimbulkan dampak di permukiman dekat tebing atau kawasan dengan drainasenya kurang baik. “Penyebab pastinya mungkin dari pihak BPBD Kota Bogor yang bisa menyimpulkan," ucapnya.

Probabilitas hujan harian dalam kateori sedang bisa terjadi hingga pertengahan Februari. Diprakirakan, intensitas hujan mulai menurun pada akhir Februari 2021. “Intinya masyarakat harus tetap waspada karena diprakirakan curah hujan di bulan Februari ini masih cukup tinggi,” ujar Fatuhri.

 
Intinya masyarakat harus tetap waspada karena diprakirakan curah hujan di bulan Februari ini masih cukup tinggi.
 
 

Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim mengingatkan masyarakat untuk menjauhi kawasan yang berpotensi tinggi rawan longsor. Dedie mengatakan, bencana alam tersebut kerap terjadi ketika curah hujan tinggi. “Saya imbau kepada masyarakat untuk menurunkan tingkat risiko dengan menjauhi bermukim di lokasi-lokasi yang rawan pergeseran tanah,” ujarnya.

Terkait bantuan terhadap warga yang rumahnya terkena longsor, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor pasti memberikan bantuan logistik. Hal itu sudah menjadi standar ketika ada warga yang menjadi korban bencana. “Bantuan Pemkot Bogor berupa proses penanganan pascabencana berupa logistik, seperti beras, mi, dan lain-lain,” tuturnya.

Muhidin dan keluarga bisa menempati satu unit rumah susun sewa sederhana (rusunawa) yang berlokasi di Kecamatan Bogor Utara atau Bogor Barat. Dua rusun milik pemkot itu boleh ditempati korban bencana hingga rumahnya selesai diperbaiki. Meski begitu, Dedie belum mengetahui apakah warga terdampak bencana mau pindah untuk tinggal di rusunawa. “Untuk warga terdampak bisa menempati satu unit rumah susun yang tersedia dalam waktu tertentu,” ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BPBD Kota Bogor (bpbd.kotabogor)

Turap

Longsor melanda turap sungai terjadi di Jalan Sharin RT 08, RW 02, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel), Kamis (4/2) pukul 06.00 WIB. Tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, material longsor menutupi aliran saluran air.

Kepala Seksi Pemeliharaan Sudin Sumber Daya Alam (SDA) Jaksel, Junjung, mengatakan, turap dengan ketinggian 10 meter itu longsor sekitar 20 meter. "Material longsor yang menutup itu sedang diangkat," kata Junjung.

Salah satu yang menutup aliran saluran, kata dia, adalah material sebuah saung. Bangunan tersebut sebelumnya dibangun persis di pinggir turap. Adapun penyebab longsor, kata dia, karena kondisi tanah yang labil. Sebelum kejadian, turap tersebut juga sudah retak. "Tindak lanjut (perbaikan) dilakukan dalam dua bulan," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat