Branding baru ekonomi syariah yang diresmikan Presiden Joko Widodo. | KNEKS

Tajuk

Selamat Datang, BSI

Diresmikannya BSI dapat menjadi langkah membesarkan ekonomi syariah di Indonesia.

Proses penggabungan tiga bank syariah milik negara berjalan sesuai rencana. PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk sebagai entitas baru hasil merger tiga bank syariah milik Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara), akan efektif beroperasi pada hari ini, Senin, 1 Februari 2021.

Ini merupakan momentum penting sebagai perwujudan harapan Indonesia untuk menjadi pusat syariah di dunia. Hal ini tentunya bukan sekadar mimpi di siang bolong. Ini mengingat Indonesia memiliki segala potensi yang diperlukan untuk mewujudkan harapan tersebut.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengatakan, potensi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia sangat besar karena memiliki nilai aset yang diperkirakan bisa mencapai Rp2.000 triliun per tahun. Ini yang membuat kita mampu bersaing dengan negara-negara lain, yang juga mengadopsi ekonomi syariah.

 
Memang, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia cukup mengesankan.
 
 

Memang, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia cukup mengesankan. Hal ini antara lain bisa dilihat dari Islamic Finance Development Indicator (IFDI) Report. Ini merupakan indeks yang dikeluarkan oleh Refinitv, The Islamic Corporation for the Development (ICD) dan The Islamic Development Bank (ISDB). Tujuannya, untuk mengukur perkembangan industri keuangan syariah, sekaligus barometer tingkat kesehatan industri keuangan syariah.

IFDI mengacu pada faktor instrumental yang dikelompokan ke dalam lima bidang pembangunan, yang dianggap sebagai indikator utama. Lima indikator itu, yaitu pertumbuhan kuantitatif, pengetahuan (knowledge), tata kelola (governance), kesadaran (awareness), dan corporate social responsibility (CSR). Dalam laporan IFDI 2020, peringkat teratas pengembangan industri keuangan syariah diduduki oleh Malaysia, Indonesia, Bahrain, UAE, dan Arab Saudi.

Peringkat Indonesia berdasarkan IFDI cukup memuaskan karena terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kita berada di peringkat 10 pada 2018, peringkat empat pada 2019, dan peringkat dua pada 2020.

Tentunya, dengan diresmikannya BSI, rencana Indonesia untuk menjadi pusat keuangan syariah di dunia diharapkan, dapat semakin cepat terwujud. Ini antara lain karena aksi merger tiga bank ini dapat meningkatkan skala ekonomis yang besar. Apalagi, ada bank syariah yang memiliki posisi masuk dalam jajaran enam besar bank nasional. Hal ini akan memberikan ruang lebih besar bagi bank syariah untuk berkompetisi, baik dari segi layanan maupun teknologi.

 
Dukungan penuh pemerintah dan diresmikannya BSI, setidaknya dapat menjadi langkah awal untuk semakin membesarkan ekonomi syariah di Indonesia.
 
 

Meskipun begitu, Indonesia dan tentunya BSI masih memiliki beberapa pekerjaan rumah. Yang paling penting adalah kecepatan masalah internal berupa 'penyatuan' visi dan misi sumber daya manusia (SDM) dari tiga bank yang berbeda. Ini merupakan kunci untuk dapat menyelesaikan masalah eksternal yang jauh lebih besar. Sebut saja, tantangan untuk meningkatkan indeks literasi ekonomi syariah Indonesia yang masih rendah, yakni hanya 16,2 persen. Keuangan syariah di Indonesia juga masih harus berhadapan langsung dengan bank-bank konvensional yang telah jauh lebih mapan.  

Memang masih banyak yang harus diselesaikan oleh para pelaku ekonomi syariah di Tanah Air. Akan tetapi, dukungan penuh pemerintah dan diresmikannya BSI, setidaknya dapat menjadi langkah awal untuk semakin membesarkan ekonomi syariah di Indonesia. Selain itu, juga mempercepat terwujudnya mimpi untuk menjadi pusat ekonomi syariah di dunia. 

Terakhir, mari kita ucapkan, selamat datang, BSI. 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat