Tangkapan citra satelit menunjukkan pulau buatan Cina di Laut Cina Selatan, beberapa waktu lalu. Pulau tersebut dikhawatirkan bertujuan sebagai pangkalan militer. | AP Photo

Internasional

Cina akan Latihan Militer di Laut Cina Selatan

Cina mengeluhkan operasi kapal militer AS di Laut Cina Selatan.

BEIJING - Cina mengatakan, militernya akan melakukan latihan militer di Laut Cina Selatan pada pekan ini. Hal ini diumumkan Cina pada Selasa (26/1), beberapa hari setelah Cina mengecam kehadiran Amerika Serikat (AS) di perairan yang disengketakan.

Pemberitahuan latihan militer ini dikeluarkan oleh badan maritim Cina, Maritime Safety Administration. Badan tersebut meminta seluruh kapal sipil tidak masuk ke sebagian perairan di Teluk Tonkin di sebelah barat Semenanjung Leizhou, Cina Barat Daya. 

Larangan itu berlaku pada 27-30 Januari. Namun, pemberitahuan itu tidak secara perinci menyertakan tentang kapan tepatnya dimulainya latihan maupun dalam skala jenis apa mereka latihan. 

Pada Senin (25/1), Cina mengeluhkan operasi kapal militer AS di Laut Cina Selatan. Beijing menilai, hal itu tak kondusif bagi stabilitas di kawasan. "AS sering mengirim pesawat dan kapal ke Laut China Selatan untuk melenturkan ototnya. Ini tidak kondusif untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian.   

Sekelompok kapal perang AS yang dipimpin kapal induk USS Theodore Roosevelt memasuki kawasan Laut Cina Selatan pada Sabtu (23/1). Mereka hendak mempromosikan "kebebasan laut" di wilayah perairan yang dipersengketakan Cina dengan beberapa negara ASEAN tersebut.

photo
Penampakan kapal perang USS Barry yang belakangan kerap berpatroli di Laut Cina Selatan belakangan. - (US Navy)

"Setelah berlayar melalui perairan ini selama 30 tahun karier saya, sangat menyenangkan berada di Laut Cina Selatan lagi, melakukan operasi rutin, mempromosikan kebebasan laut, dan meyakinkan sekutu dan mitra," kata Laksamana Muda Doug Verissimo, komandan yang memimpin kelompok kapal perang tersebut.

Saat memasuki Laut Cina Selatan, USS Theodore Roosevelt didampingi kapal penjelajah rudal kelas Ticonderoga USS Bunker Hill dan kapal perusak rudal kelas Arleigh Burke USS Russell serta USS John Finn. 

Cina diketahui mengeklaim sekitar 80 persen Laut Cina Selatan. Wilayah itu juga diperebutkan sebagian oleh Taiwan, Vietnam, Filipina, Brunei, dan Malaysia. Sedangkan klaim Beijing atas wilayah perairan itu juga tumpang-tindih dengan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.

Cina mengeklaim kedaulatan atas Laut Cina Selatan berdasarkan sejarah nine-dash line atau sembilan garis putus-putus. Dalam beberapa tahun terakhir, Cina semakin tegas bahkan membangun pangkalan militer di atas singkapan batu dan mengerahkan penjaga pantai dan milisi maritimnya.

Perairan Laut Cina Selatan juga diklaim oleh negara-negra pesisir, Vietnam, Malaysia, Filipina, Brunei serta Taiwan. Wilayah perairan itu telah menjadi titik didih lain dalam hubungan bilateral yang sulit dipahami antara Beijing dan Washington ketika militer AS meningkatkan aktivitas di laut.

Pada Senin (25/1), Cina mengeluh operasi kapal militer AS di Laut Cina Selatan. Beijing menilai, hal itu tak kondusif bagi stabilitas di kawasan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat