Presiden Joko Widodo membagikan makanan dan masker kepada pengungsi di lokasi pengungsian Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (19/1). | AKBAR TADO/ANTARA FOTO

Kabar Utama

Segera Rehabilitasi Sulbar

Warga masih membutuhkan bantuan tenda untuk mengungsi.

MAMUJU --  Presiden Joko Widodo menjanjikan penyaluran bantuan perbaikan rumah kepada korban gempa di Sulawesi Barat (Sulbar). Pemerintah juga akan membangun kembali gedung-gedung pemerintah yang rusak akibat gempa.

Jokowi menyampaikan hal tersebut saat meninjau penanganan dampak gempa bumi di Kabupaten Mamuju, Sulbar, Selasa (19/1). Jokowi pun sempat melihat langsung kondisi Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang ambruk karena gempa.

Pembangunan kembali gedung-gedung pemerintahan akan dilaksanakan setelah audit selesai dilakukan. "Setelah audit, nanti segera pemerintah pusat akan bangun kembali,” ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers di salah satu tempat pengungsian, di Stadion Manakarra, Mamuju, Selasa (19/1).

Jokowi mengatakan, kunjungannya ke Mamuju untuk memastikan penanganan dampak gempa berjalan baik, mulai dari penyaluran bantuan, pemenuhan logistik pengungsi, hingga proses evakuasi korban. Mengenai bantuan rehabilitasi rumah, Jokowi menyebut besaran dana yang akan diberikan bergantung pada skala kerusakan.

Untuk rumah yang mengalami kerusakan berat, pemerintah akan memberikan bantuan dana pembangunan sebesar Rp 50 juta. Sedangkan, rumah dengan kerusakan sedang mendapatkan bantuan sebesar Rp 25 juta dan rumah rusak ringan Rp 10 juta. Presiden berharap pemberian bantuan dapat mendorong pemulihan ekonomi dan mempercepat pemulihan layanan pemerintahan di Provinsi Sulawesi Barat.

“Kita harapkan dengan bantuan dari pemerintah pusat, pemulihan kembali, baik rumah-rumah yang roboh maupun pemulihan ekonomi, pemulihan pelayanan di pemerintahan, di birokrasi, juga akan kembali normal,” kata Jokowi.

Komandan Korem 142/Taroada Tarogau Mamuju Brigjen Firman Dahlan mengatakan, jumlah pengungsi terus berkurang per Selasa (19/1) sore. Awalnya, total pengungsi mencapai 20 ribu orang. Sebanyak 15 ribu orang pengungsi berada di Mamuju dan 5.000 orang di Majene.

"Namun, setelah kami hitung ulang, di Mamuju tersisa 7.255 orang dan di Majene tinggal 2.650 orang. Terjadi penurunan drastis," kata dia dalam konferensi pers virtual yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kemarin.

photo
Warga mencari harta benda yang masih bisa diselamatkan dari rumahnya pascagempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (19/1). Memasuki hari kelima pascagempa bumi Mamuju-Majene berkekuatan Magnitudo 6,2, warga yang memgungsi mulai kembali ke rumahnya, membuka toko dan mencari sisa barang yang tersisa. ANTARA FOTO . - (AKBAR TADO/ANTARA FOTO)

Ia menambahkan, beberapa pengungsi telah kembali ke rumahnya masing-masing. Ada juga yang eksodus ke tempat lain yang dinilai lebih aman, seperti ke Makassar, Pare-pare, dan Palu. Adapun jumlah korban meninggal dunia mencapai 90 jiwa.

Berbagai pihak terus mendatangkan bantuan logistik. Namun, warga masih sangat membutuhkan bantuan tenda untuk mengungsi. Para penyintas bahkan harus berkeliling mencari tenda dan antre berjam-jam untuk mendapatkannya.

photo
Data gempa di Kabupaten Majene Sulawesi Barat (Sulbar) per 19 Januari 2021. - (BNPB Indonesia)

Pada Selasa (19/1) pagi, ratusan warga terlihat mengantre di depan rumah jabatan wakil bupati Mamuju di Jalan Ahmad Kirang. "Sudah lama mengantre, tapi belum mendapatkan giliran untuk mendapatkan bantuan tenda. Katanya ada juga 5 kilogram beras," kata seorang warga Mamuju, Ilham.

Ia mengaku telah mengungsi di Stadion Manakarra, Mamuju, bersama kedua orang tuanya sesaat setelah gempa yang merusak rumahnya di Pasar Lama atau Pasar Sentral Mamuju. Sejak mengungsi di Stadion Manakarra, ia dan para pengungsi lainnya sudah banyak mendapatkan bantuan dari sejumlah relawan. "Kalau makanan dan minuman, banyak yang memberikan bantuan dari relawan," kata dia.

Menurut pengungsi lainnya, Ramli, warga tidak mendapatkan informasi mengenai adanya bantuan tenda dan beras di depan rumah jabatan wakil bupati Mamuju. Warga, kata dia, harus mencari informasi sendiri agar bisa mendapatkan bantuan.

Ia mengungkapkan, tenda dan terpal menjadi kebutuhan mendesak para pengungsi. Sedangkan, untuk bantuan makanan dan minuman, sudah banyak relawan yang memberikan.

"Kebetulan memang saya berkeliling dan melihat ada yang mengantre, sehingga saya ikut mengantre. Kalau kita tidak mencari sendiri, tidak akan mendapatkan informasi. Jadi, kami (pengungsi) yang harus aktif mencari informasi agar bisa mendapatkan bantuan," ucap Ramli.

Seharusnya, menurut Ramli, para ketua RT mendata warganya yang membutuhkan bantuan dan kemudian mewakilkan mengambil bantuan agar warga tidak perlu berdesak-desakan mengantre. "Kita sudah menderita karena terpaksa mengungsi, tapi kita juga yang harus berkeliling mencari bantuan," katanya.  

Tak semua warga mengungsi ke posko pengungsian. Sebagian warga memilih mendirikan tenda tidak jauh dari tempat tinggalnya ke tempat terbuka. Sebagian lainnya meninggalkan permukimannya menuju perbukitan.

photo
Kondisi bangunan Masjid Syuhada pascabencana gempa bumi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (19/1). Sejumlah tempat ibadah rusak berat akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat. - (ABRIAWAN ABHE/ANTARA FOTO)

"Kami tidak tahu sampai kapan akan bertahan di pengungsian, karena gempa susulan masih terjadi meskipun dengan guncangan lebih kecil. Warga tidak mau kembali dari pengungsian," kata Mardi, warga yang ikut mengungsi.

Direktur Kesiapsiagaan Basarnas Didi Hamzah mengatakan, Basarnas akan terus berupaya melakukan pencairan. Pada Rabu (20/1), pencarian akan difokuskan di wilayah yang dianggap belum maksimal ditelusuri.

Ia mengatakan, hingga kini dilaporkan masih ada tiga warga yang belum berhasil ditemukan. Ketiga warga itu diduga tertimbun bangunan atau material longsor. Menurut dia, Basarnas hingga kemarin telah melakukan pencarian korban di 20 sektor yang tersebar di empat kelurahan. Empat kelurahan tersebut yakni Binanga, Rimuku, Karema, dan Kelurahan Simboro.

photo
Warga mengantre saat pembagian paket sembako bantuan presiden di Stadion Manakarra Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (19/1). Pembagian sembako tersebut untuk memenuhi kebutuhan warga korban gempa Mamuju-Majene. - (AKBAR TADO/ANTARA FOTO)

Dari empat kelurahan tersebut, Basarnas membagi 20 sektor dan 12 titik prioritas pencarian. Khusus pada Selasa, Basarnas menurunkan tujuh tim dengan dua tim di antaranya digeser ke Kabupaten Majene. "Tim di Majene ini untuk mencari tiga orang yang hilang diduga tertimbun longsor di daerah Malunda," kata Didi.

Didi menambahkan, sebanyak 20 sektor dan 12 titik prioritas tersebut kemungkinan besar sudah tidak ada korban yang masih tertimbun bangunan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat