Merawat kawat gigi (ilustrasi) | Freepik

Keluarga

Merawat Kawat Gigi Saat Pandemi

Tidak perlu takut datang ke dokter gigi.

 

Di tengah pandemi Covid 19, banyak orang yang takut untuk pergi ke dokter gigi. Mereka khawatir mudah terpapar virus Covid melalui mukosa mulut saat berobat ke dokter gigi. Padahal, perawatan gigi wajib dilakukan untuk pasien tertentu, salah satunya pasien yang menggunakan kawat gigi. Lantas, bagaimana perawatan kawat gigi di tengah pandemi?

Drg M Farul Rozi, SpOrt menjelaskan 75 persen negara anggota Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan layanan gigi ini terganggu seluruhnya atau sebagian selama masa pandemi. Selain itu, proteksi dari personal dokter gigi dan perawat gigi selama pandemi sangatlah penting. Tak hanya itu, ruangan praktik dokter gigi juga menjadi hal sangat penting diperhatikan selama pandemi.

Saat pandemi Covid 19, lanjut Farul, banyak pasien pengguna kawat gigi (ortodonti) yang takut mengunjungi dokter gigi karena khawatir risiko penyebaran virus Covid 19 dan dianggap perawatan nonemergensi terkecuali ada kawat yang tajam dan timbul sariawan.

Setelah tiga bulan pandemi, barulah perawatan ortondonti ini dianggap masalah perawatan darurat, karena dikhawatirkan terjadi pergerakan gigi yang tidak terkontrol yang dapat berakibat timbul gigi goyang dan muncul sakit sehingga terjadi penyakit mulut.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus, saat  melakukan perawatan gigi, pihak rumah sakit atau klinik tetap harus memperhatikan protokol kesehatan yang cukup baik ketat. Langkah serupa juga perlu dilakukan oleh pasien yang siap datang ke klinik atau rumah sakit.

Hal pertama yang harus dilakukan sebelum pasien datang ke klinik atau rumah sakit adalah harus dilakukan skrining pasien. Ini sangat penting sebelum perawatan ortodonti. Pasien harus reservasi melalui telepon atau aplikasi percakapan. Setelah itu dilakukan pratinjau pasien secara daring. "Lewat internet bisa dikirimkan file dan harus mengisi pertanyaan yang berhubungan dengan kesehatan pasien," ujar Farul dalam ajang virtual pada Desember lalu.

 
Lewat internet bisa dikirimkan file dan harus mengisi pertanyaan yang berhubungan dengan kesehatan pasien.
 
 

Setelah adanya pratinjau dan lulus sensor, pasien akan dijadwalkan. Perlu diingat pula, setiap kunjungan dilakukan pembatasan jumlah pasien. Setelah pasien datang dilakukan pengukuran suhu tubuh.

Kedua adalah melakukan 3 M, yaitu menjaga jarak, mencuci tangan 20 detik dan menggunakan masker. Di ruangan tunggu juga perlu diterapkan jaga jarak dan pasien wajib menggunakan masker.

Selain itu, di rumah atau klinik, seorang ortodontis dan perawat juga harus menggunakan alat pelindung diri (APD) level tiga. Tidak lupa, ruang praktik juga harus steril untuk mencegah pertukaran virus di ruangan itu.

Selanjutnya, setelah usai perawatan, pasien pun harus lebih rajin lagi memperhatikan perawatan kawat gigi. Untuk perawatan kawat gigi di rumah, ia menyarankan penyikatan gigi harus lebih bersih. "Secara kualitas dan kuantitas harus jauh lebih baik lagi dibandingkan sebelum pandemi," kata Farul.

Untuk perawatan ortodonti selama pandemi, terutama pada awal pandemi, perawatan ortodonti dianggap sebagai perawatan alias tidak darurat dalam dunia kedokteran. Kecuali pasien yang menggunakan kawat gigi yang rusak sehingga memunculkan kawat tajam yang bisa menimbulkan sakit dan luka. Kasus pada pasien seperti ini, biasanya timbul yang namanya ulkus atau sariawan.

Oleh karena itu, pada kasus terjadi sariawan, perlu penggunaan obat yang baik dan terbuat dari bahan alami. Salah satu bahan yang baik untuk sariawan adalah obat yang terbuat dari aloe vera. “Dalam pengobatan sariawan prinsip yang harus diperhatikan adalah kita harus mengatasi gejala dan mengatasi penyebabnya, untuk itu dalam pengobatannya kita harus memperhatikan obat sariawan yang ideal dan terbuat dari bahanalami,” ujar Vania Harista, manajer produk PT Kalbe Farma Tbk.

 

photo
Merawat kawat gigi (ilustrasi) - (Freepik)

 

Waspadai Karang Gigi dan Karies

Dalam bidang kedokteran gigi, perawatan kawat gigi termasuk dalam perawatan ortodonti. Perawatan ortodonti adalah perawatan untuk meratakan gigi yang merupakan juga cabang ilmu kedokteran gigi khusus yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan wajah, gigi gerigi serta pencegahan dan perbaikan dari gidi dan wajah itu sendiri. Perawatan ortodonti merupakan penatalaksanaan dari maloklusi, yaitu hubungan yang tidk harmonis antara gigi, rahang maupun antara gigi dan rahang itu sendiri.

Tujuan perawatan ortodonti untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi gigi dan juga gusi yang sehat. Gigi yang berjejal atau berantakan biasanya akan menyulitkan kita untuk membersihkan  area gigi dan gusi.

Hal ini biasanya akan menyebabkan penumpukan plak dan bakteri yang akhirnya menyebabkan karies atau gigi berlubang. Plak yang menempel pada permukaan gigi, biasanya akan termineralisasi oleh air liur dan dapat berkembang menjadi karang gigi.

Karang gigi termasuk yang berbahaya karena bisa menyebabkan kerusakan pada gusi atau dalam bahasa kedokteran gigi disebut gingivitis. Biasanya ini akan merusak jaringan di sekitar gusi yang salah satunya ada tulang penyangga sehingga bisa menyebabkan gigi jadi goyang.

“Dengan melakukan perawatan ortodonti atau pemasangan kawat gigi, biasanya gigi-gigi yang berjejal atau bercelah akan menjadi rapi. Gigi-gigi yang bercelah itu sendiri nanti akan tertutup rapat sehingga didapatkan susunan gigi yang baik dan teratur. Dan nanti tujuan akhirnya terciptanya rongga mulut yang jauh lebih sehat,” ujar drg M Farul Rozi, SpOrt.

Selain itu, perawatan ortodonti juga dilakukan untuk mencegah karies gigi. Ini kaitannya dengan makanan tersisa yang menyebabkan kebolongan pada gigi. Selain itu, perawatan ortodonti juga dilakukan untuk memperbaiki fungsi bicara.

Pada kasus maloklusi tertentu biasanya dapat menyebabkan seorang itu kesulitan untuk mengucapkan beberapa huruf atau kata, salah satu contohnya pada kasus dimana gigitan terbuka. Gigitan terbuka biasanya lidah untuk menyentuh langit-langit, hal ini biasanya disebut open bite. Ini adalah kondisi saat gigi depan tidak dapat mengatup dengan baik dengan gigi belakang.

Hal ini biasanya akan menyebabkan kesulitan dalam pengucapan suara seperti S, Z maupun C. “Diharapkan dengan perawatan ortodonti, diperbaiki gigitan yang open, biasanya pengucapan dan pelafalan hurufnya pun jauh lebih baik,” ujarnya.

 
Diharapkan dengan perawatan ortodonti, diperbaiki gigitan yang open, biasanya pengucapan dan pelafalan hurufnya pun jauh lebih baik.
 
 

Perawatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan estetika, melalui susunan gigi geligi yang baik dan senyum menawan yang meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Zaman sekarang banyak melakukan swafoto, sehingga mereka akan lebih percaya diri dengan susunan gigi yang baik dan lebih rapi.

Fungsi lain perawatan kawat gigi adalah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan. Salah satu contohnya adalah kasus open bite atau gigitan terbuka, yaitu seseorang akan sulit menggigit makanan dengan gigi depan. Biasanya kalau sulit untuk mengunyah dengan gigi bagian depan, proses pengunyahan pun akan terganggu. “Dengan perawatan ortodonti sendiri diharapkan bisa memperbaiki maloklusinya sehingga fungsi pengunyahannya bisa lebih maksimal,” ujarnya.

Perawatan ortodonti dibutuhkan pada pasien usia mulai delapan atau sembilan tahun atau saat sudah ada gigi bercampur, yaitu gigi tetap dan gigi susu. Hanya, perlu juga dilihat pola pertumbuhan gigi dan rahang. Kalau bermasalah atau terjadi maloklusi, sebaiknya perawatan ortodonti dilakukan sedini mungkin. Lama perawatan kawat gigi tergantung dari kasusnya, alat dan disiplin pasien dalam merawat gigi dan kontrol.

 
Dengan perawatan ortodonti sendiri diharapkan bisa memperbaiki maloklusinya sehingga fungsi pengunyahannya bisa lebih maksimal.
 Drg M Farul Rozi, SpOrt
 

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat