Presiden AS DonaldTrump menghadiri unjuk rasa di Washington sebelum pendukungnya menyerbu gedung Capitol, Rabu (6/1). | EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS

Internasional

Pemakzulan Trump Diajukan Senin

Trump mencari corong pengganti setelah akun Twitter dan Facebook-nya ditangguhkan.

WASHINGTON -- Anggota House of Representative dari Partai Demokrat akan mengajukan pasal pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Senin (11/1) waktu AS. Jika berlanjut, ini pertama kalinya dalam sejarah bahwa seorang presiden AS dimakzulkan dua kali saat menjabat. 

"Kami memiliki video saat (Trump) memantik kerusuhan. Kami juga memiiki video yang menunjukkan massa menyerang Capitol dengan cara kekerasan," ujar Ted Lieu, anggota House dari Partai Demokrat, di Twitter, Sabtu (9/1). 

Lieu membantu menyusun rancangan pengajuan pemakzulan Trump. Pada Sabtu malam, ada 190 pendukung, namun belum ada politisi Republik yang ikut bergabung. 

Desakan pemakzulan Trump kali ini dipicu dorongan Trump kepada pendukungnya untuk menggagalkan proses peresmian kemenangan presiden terpilih AS, Joe Biden, oleh Kongres. Massa bergerak ke gedung Capitol Hill lalu mengarah pada kekerasan pada Rabu. Bentrok dengan petugas menyebabkan lima orang tewas termasuk satu polisi. 

Trump awalnya memuji aksi para pendukungnya. Namun, ia kemudian mengecam kekerasan yang terjadi. Menurut sumber yang dikutip Reuters, seruan Trump untuk menenangkan pendukungnya adalah berkat desakan para politisi senior yang khawatir Trump dilengserkan. 

Ketua House yang kini dipegang politisi Demokrat, Nancy Pelosi, meminta anggota House menyusun undang-undang untuk mengaktifkan Amandemen ke-25 Konstitusi AS. Amandemen ke-25 itu juga memungkinkan seorang presiden dilengserkan jika dinyatakan tidak mampu bertugas. Kekuasaan kemudian dialihkan kepada wakil presiden. 

CNN mengutip sumber yang menyebutkan Wakil Presiden AS Mike Pence menampik gagasan mengaktifkan Amandemen ke-25. Ia khawatir, upaya melengserkan Trump akan memancing tindakan lebih membahayakan.

Pada Jumat (8/1), Senator Lisa Murkowski menjadi senator Republik yang menyerukan Trump untuk mundur. "Saya ingin dia mundur," katanya kepada the Anchorage Daily News. 

Pada Sabtu, Senator Pat Toomey dari Republik juga mengakui Trump melakukan "tindakan yang layak dimakzulkan". Namun, ia tidak mengatakan secara jelas apakah di Senat ia akan mendukung pelengseran Trump jika pemakzulan berlanjut.  

Sementara itu the New York Times melaporkan, Pelosi bertemu Kepala Staf Gabungan, Jenderal Mark A Milley. Pelosi meminta militer mencegah sang presiden agar tidak memulai kerusuhan militer atau mengakses peluncuran senjata berbahaya. 

Namun, secara pribadi, sejumlah petinggi Kementerian Pertahanan berang. Menurut mereka, saat ini Trump masih panglima tertinggi militer. Jika menolak perintahnya maka akan terhitung sebagai kudeta militer. 

Menurut sejumlah petinggi Gedung Putih, Trump sendiri tak berniat mundur atau mengalihkan kekuasaan kepada Pence. Trump dilaporkan berkali-kali bertanya kepada tim penasihat senior tentang kemungkinan ia menggunakan hak pardon atau mengampuni untuk dirinya sendiri. Namun, memo badan di bawah Kementerian Kehakiman pada 1976 menyebutkan, presiden tidak bisa menerapkan pardon kepada dirinya sendiri. 

photo
Pendukung Donald Trump menerobos Capitol dan duduk di meja Ketua House Nancy Pelosi, Rabu (6/1) waktu setempat. - (EPA-EFE/JIM LO SCALZO)

Mencari corong 

Mulai Jumat, akun Twitter Trump resmi ditutup seterusnya. Di antara cicitannya yang terakhir adalah tentang niatnya untuk tidak menghadiri pelantikan Biden pada 20 Januari. "Untuk semua yang sudah bertanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan pada 20 Januari," cicitnya dikutip ABC News

Sementara itu, akun Facebook Trump ditangguhkan setidaknya hingga ia selesai menjabat. Kini Trump mencari platform yang bisa menjadi corong suaranya. 

Salah satu pilihannya adalah Parler. Platform ini banyak disukai para pendukung Trump. Parler juga menjadi pilihan orang-orang yang akunnya sudah ditangguhkan Twitter

Namun, Apple Inc dan Amazon.com Inc telah menangguhkan Parler dari layanan aplikasi mereka. Langkah juga diikuti anak perusahaan Google, yaitu Alphabet Inc. 

Parler dinilai tidak melakukan tindakan yang memadai untuk mencegah unggahan yang memantik kekerasan. Kini para pengguna media sosial yang berhaluan kanan menyerbu Telegram dan Gab

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat