Menko PMK Muhadjir Effendy menghembuskan napasnya pada kantong nafas untuk dites dengan GeNose C19 di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (7/1). | M RISYAL HIDAYATANTARA FOTO

Nasional

GeNose dan CePad Diharapkan Jadi Alat Resmi

Produsen diminta menjamin ketersediaan dan perawatan alat GeNose dan CePad.

JAKARTA -- Alat deteksi Covid-19 GeNose C19 Universitas Gadjah Mada (UGM) dan rapid test antigen CePad karya Universitas Padjadjaran (Undap) diharapkan menjadi alat deteksi resmi pemerintah. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro menyatakan, penggunaan kedua alat ini sangat penting sebagai salah satu langkah screening Covid-19.

"Harapannya agar Pak Menko (PMK) bisa menjadikan, baik GeNose dan rapid antigen CePad sebagai alat utama untuk melakukan screening rapid test di Indonesia," kata Bambang, dalam telekonferensi, Kamis (7/1). 

Alat tes cepat GeNose C19 karya UGM dan CePad karya Unpad merupakan inovasi terbaru yang memiliki penggunaan lebih mudah dan praktis. GeNose C19 mendeteksi ada atau tidaknya virus SARS CoV-2 penyebab Covid-19 berdasarkan embusan napas seseorang.

Untuk mengetahui hasilnya, hanya dibutuhkan waktu paling lama dua menit dengan menggunakan sistem komputer. Jika pada tahapan screening ini positif, maka pasien perlu melakukan tes PCR. 

Berdasarkan uji validasi terakhir, GeNose memiliki sensitifitas 92 persen dan tingkat spesifitas 95 persen. Artinya, mampu membaca tanda positif Covid-19 dengan peluang 92 persen dan mampu membaca tanda negatif dengan peluang 95 persen.

Selama ini, proses screening dilakukan melalui rapid test, yang mulanya antibodi lalu diubah menjadi antigen. Menurut Bambang, srcreening menggunakan GeNose akan lebih memudahkan masyarakat karena biayanya juga lebih murah. 

"Murahnya ini karena harga unit yang paling mahal itu Rp 62 juta, tapi bisa dipakai untuk 100 ribu kali tes. Setelah itu, alat itu hanya memerlukan perbaikan sedikit untuk bisa dipakai lagi," kata dia. 

Bambang mengatakan, yang paling penting saat ini adalah Kementerian Kesehatan serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memasukkan alat GeNose dan CePad sebagai rapid test resmi. Jika hal ini dilakukan, maka otomatis akan menjadi rujukan semua pihak di Indonesia.

"Jadi kuncinya adalah masuk kepada daftar rapid test atau screening test atau bagian dari tracing resmi yang diakui. Itu pertama yang harus dilakukan," kata Bambang.

Menurutnya, kedua alat alat asli produksi Indonesia tersebut sudah mendapatkan izin edar dari Kemenkes. Pihak pengembang bersama konsorsium pun menyatakan bisa memproduksi alat hingga 5.000 unit per bulan dengan target maksimal bisa menyiapkan 30 ribu hingga 40 ribu unit.

Harapan Bambang tersebut disambut oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Ia akan mengupayakan dua alat karya anak bangsa itu digunakan secara nasional oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). "Saya akan terus memantau dan mengupayakan ini masuk list dari pengadaan kementerian terkait," kata Muhadjir.

photo
Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) sekaligus Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) mencoba alat GeNose C19 di UGM Science Technopark, Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (5/1). - (Hendra Nurdiyansyah./Antara Foto)

Muhadjir menyebutkan, salah satu keberhasilan suatu negara dalam mengendalikan pandemi Covid-19 bergantung pada penerapan prinsip 3T. Namun, kata dia, Indonesia memilki kendala dalam pelaksanaannya, khususnya pada penggunaan alat tes yang belum secara masif dan lamanya hasil tes. Hadirnya GeNose dan CePad dinilai sebagai solusi masalah tersebut.

Ia pun meminta kepada pengembang alat tes cepat tersebut dan Kementerian Ristek/BRIN memberikan jaminan pascapembelian produk. Di antaranya, perawatan alat dan kepastian adanya kebutuhan produk. Sejak mendapat izin edar pada 24 Desember 2020 lalu, GeNose mulai dipesan oleh sejumlah daerah.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengaku telah memesan 100 unit. "Saya mau beli 100, tapi baru dapat 35 unit, ternyata ini baru 10 hari berproduksi karena izin edar baru keluar. Saya ke sini untuk melihat seperti apa kondisinya," kata Ganjar saat berkunjung ke UGM Science Technopark di Yogyakarta, Selasa (5/1).

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menjajal alat tersebut. Ia mengembuskan napas ke kantong plastik khusus. Kemudian, dimasukkan ke alat GeNose yang terkoneksi dengan laptop. Dalam hitungan tiga menit, hasilnya keluar, dan Ganjar dinyatakan negatif Covid-19. 

Adapun CePad didukung penuh oleh Pemerintah Jawa Barat. Saat ini, PT Usaha Bersama Jabar (UBJ) sebagai anak usaha BUMD Jabar menjadi distributor resmi CePad.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat