Warga menjalani sidang di tempat saat razia masker bagi warga yang akan melakukan perjalanan keluar dan memasuki Kota Mataram di Kelurahan Bintaro, Mataram, NTB, Kamis (31/12). | ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Tajuk

Sinergi PSBB

Protokol kesehatan 3M mesti diperkuat lagi dengan kampanye edukasi 5M di masa PSBB.

Penambahan kasus Covid-19 harian secara nasional belum menunjukkan penurunan. Bahkan, pada Rabu (6/1), kasus positif baru harian berada pada posisi tertinggi selama 10 bulan lebih sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Pada Rabu, jumlah kasus harian mencapai 8.854 pasien. Jumlah kasus positif harian terbanyak sebelumnya terjadi pada 3 Desember 2020. Saat itu ada 8.369 pasien baru positif Covid-19.

Tren kenaikan kasus harian ini menegaskan, penularan Covid-19 di Indonesia makin mengkhawatirkan. Kasus positif Covid-19 yang masih menanjak, padahal tren sempat melandai pada akhir Oktober 2020.

Kapasitas pemeriksaan harian memang meningkat, sejalan dengan lonjakan kasus positif. Namun, kapasitas pemeriksaan yang tinggi ini diikuti pula temuan kasus positif yang naik. Setidaknya, terlihat dari data tingkat positif yang 19,79 persen.

 
Tren kenaikan kasus harian ini menegaskan, penularan Covid-19 di Indonesia makin mengkhawatirkan. 
NAMA TOKOH
 

Artinya, dari lima orang yang dites dalam 24 jam terakhir, ada satu orang yang positif Covid-19.

Kendati begitu, angka kesembuhan juga dilaporkan meningkat. Ada 6.767 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh dalam 24 jam terakhir, tetapi pasien meninggal dengan status positif Covid-19 juga tak berkurang. Sudah 23.296 orang meninggal akibat Covid-19 per Rabu.

Tren kenaikan kasus positif Covid-19 memang selalu seiring sejalan dengan tingkat entropi sosial masyarakat. Entropi yang dimaksud adalah istilah untuk ukuran derajat ketidakteraturan dalam sistem termodinamika.

Jika diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat, makin rendah entropi, derajat ketidakteraturannya makin kecil. Makin tinggi entropi, tingkat ketidakteraturannya makin besar.

Dalam kasus kenaikan pasien Covid-19, entropi sosial tinggi kerap dipicu mobilitas masyarakat, yang berkaitan dengan kerumunan masyarakat. Makin tinggi mobilitas masyarakat, makin banyak klaster kerumunan massa.

 
Protokol kesehatan 3M mesti diperkuat lagi dengan kampanye edukasi 5M. 
 
 

Sejalan dengan data kasus positif Covid-19, kenaikan terjadi setelah ada aktivitas kerumunan masyarakat. Liburan panjang adalah salah satu contohnya. Selang sepekan hingga 14 hari setelah liburan panjang, data pasien positif Covid-19 kerap melonjak.

Kerumunan masyarakat selama libur panjang kerap mengabaikan 3M, yakni menjaga jarak, tidak konsisten mengenakan masker, dan tak rajin mencuci tangan. Mudah untuk mengukur ketidakpatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan ini.

Unggahan foto warganet saat mereka beraktivitas pada masa liburan panjang akhir tahun kemarin, sudah cukup untuk menampakkan begitu abainya masyarakat kita. Foto-foto mereka seakan menggambarkan sudah tiada lagi pandemi Covid-19.

Protokol kesehatan 3M mesti diperkuat lagi dengan kampanye edukasi 5M. Menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas bisa menjadi opsi tambahan dalam menyosialisasikan bahaya penularan Covid-19.

Kebijakan pemerintah pusat untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk sejumlah wilayah di Jawa dan Bali, patut diapresiasi. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan pembatasan aktivitas warga pada 11-25 Januari 2021.

 
Tentu, kita berharap penerapan PSBB ini membuahkan turunnya kasus positif Covid-19. 
 
 

Salah satu atau lebih parameter untuk pemberlakuan PSBB di sejumlah wilayah Jawa-Bali ini terpenuhi.

Tingkat kematian di atas rata-rata tingkat kematian nasional tiga persen, tingkat kesembuhan di bawah rata-rata tingkat kesembuhan nasional 82 persen, tingkat kasus aktif di bawah rata-rata tingkat kasus aktif nasional 14 persen, dan tingkat keterisian rumah sakit untuk ICU dan isolasi di atas 70 persen.

Sejumlah wilayah di Jawa-Bali memenuhi salah satu atau lebih dari empat parameter ini. Inisiatif pemerintah pusat untuk pemberlakuan PSBB ini tentu membutuhkan eksekusi yang komprehensif. Pengawasan ketat terhadap protokol kesehatan mesti dikawal.

Tentu, kita berharap penerapan PSBB ini membuahkan turunnya kasus positif Covid-19. Kesehatan masyarakat yang pulih tentu berkorelasi dengan aktivitas perekonomian.

Sinergi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah yang didukung kepatuhan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan, menentukan keberhasilan kebijakan ini. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat