Grup band Slank tampil menghibur penonton pada Konser Musik Untuk Republik di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Minggu (20/10/2019) malam. Pada konser yang berlangsung tiga hari dengan mengusung tema Bhineka Tunggal Ika tersebut Slank membawakan sejumlah | Risky Andrianto/ANTARA FOTO

Geni

Dirgahayu, Slank!

Slank merasa bertanggung jawab atas setiap karyanya yang didengar para penikmat musik.

Slankers, deretan musisi, seniman, dan negarawan ikut memeriahkan hari jadi ke-37 Slank. Mereka terlibat dalam rangkaian acara "Salute to Slank-37 Tahun untuk Indonesia".

Mulai Sabtu (26/12) siang hingga petang, acara tersebut ditayangkan streaming via Youtube. Ada tiga kanal yang menampilkannya secara langsung, yakni "Budaya Saya", "Musik Slank", dan "Oh My Gigs-Buddy Ace". Semua yang terlibat memberikan ucapan selamat dan doa untuk Slank.

Sebagian musisi unjuk aksi dengan membawakan lagu-lagu Slank. Sebagian lain menyampaikan harapan lewat cuplikan video, khusus untuk band yang beranggotakan Bimbim, Kaka, Abdee, Ivanka, dan Ridho itu.

Para musisi menggabungkan diri dalam grup dadakan bertajuk All Indonesian Rockstars (AIRS). Ada Sandi PAS Band pada drum, Taraz TRIAD dan Bayu Randu pada gitar, serta Rifal Himran pada bas.

Vokalis yang tampil bergantian. Musisi Restu Triandy alias Andy /rif, salah satunya, naik panggung melantunkan "Ku tak Bisa" dari Slank serta lagunya sendiri, "Lo Toe Ye".

Bersama AIRS, Zian eks Zigaz tampil membawakan lagu andalannya, "Sahabat Jadi Cinta". Dia berduet dengan Ilma Zayn menyanyikan lagu PAS Band "Kesepian Kita" dan karya Slank "Mawar Merah".

Penyanyi pendatang baru, Holy Amazia, menyanyikan dua lagu populer Slank di panggung, yakni "Anyer 10 Maret" dan "Terlalu Manis". Dia juga membawakan single-nya sendiri, "Rahasia".

Sejumlah narasumber pun hadir dalam sesi diskusi dengan tema nasionalisme dan kebudayaan Indonesia, termasuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim. Narasumber lain, yaitu Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid.

Ada pula Kepala "Desa Milyarder" Sekapuk Gresik Abdul Halim, pengamat musik Bens Leo, musisi Once Mekel, dan masih banyak lagi. Pengamat musik Buddy Ace menjadi moderator.

Musisi Once Mekel bercerita dirinya pertama kali mengenal musik Slank ketika baru lulus SMA. Dia menganggap racikan musik Slank sangat menarik.

Genre rock n roll yang begitu kental berpadu dengan lirik-lirik lugas kala itu belum ada di khazanah musik Indonesia. Sebagai anak muda, dia merasa kebutuhan musiknya terpenuhi.

 

 

Slank datang membawa lagu-lagu yang agresif, penuh pesan sosial, serta unik secara musikal.

 

ONCE MERKEL, Musisi
 

"Pada akhirnya Slank memang jadi band yang dalam tanda kutip 'selamat'. Itu perlu kita syukuri. Masa-masa sulit bisa dilalui dan sekarang sukses menjadi ikon,” kata Once.

Menurut Andy /rif, sangat luar biasa bagi sebuah band bisa mencapai usia 37 tahun dan terus berkarya. Hebatnya lagi, lagu-lagu Slank masih selalu ditunggu-tunggu.

Konsistensi itu dianggap Andy patut menjadi teladan bagi musisi Indonesia, termasuk dirinya sendiri. Andy melihat Slank telah membuahkan banyak hit dengan musik dan lirik yang bagus.

Pengalaman tak terlupakan bagi Andy adalah ketika /rif menggelar tur panjang bersama Slank pada 1998. Selama berbulan-bulan mereka tampil di Lombok, Bali, Jawa, dan Sumatra.

"Enggak nyangka sampai hari ini mereka masih gagah perkasa, contoh yang asyik dari Slank," ujar Andy.

Mendekati penghujung acara, para personel Slank bergabung dengan Buddy Ace dan Nadiem Makarim untuk bincang-bincang pamungkas. Mereka hadir secara terpisah dari rumah masing-masing.

Nadiem mengapresiasi Slank yang disebutnya simbol kemerdekaan dan memiliki musik yang autentik. Dia berharap Slank terus berkarya dan menjaga idealismenya.

Menurut Nadiem, Slank menumbuhkan harapan untuk pendengar musik, mendorong untuk melakukan perubahan. Para personelnya juga menunjukkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat.

"Tidak cuma omong doang, tapi melakukan sesuatu di dunia nyata. Ada aktivisme, berjuang. Slank simbol penggerak untuk Indonesia," kata Nadiem.

 

Konsisten bermusik

photo
Grup band Slank tampil menghibur penonton pada Konser Musik Untuk Republik di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Minggu (20/10/2019) malam. Pada konser yang berlangsung tiga hari dengan mengusung tema Bhineka Tunggal Ika tersebut Slank membawakan sejumlah lagu andalannya diantaranya Bang Bang Tut, Ku Tak Bisa dan Kamu Harus Pulang - (Risky Andrianto/ANTARA FOTO)

Gitaris Slank, Abdee Negara, mengakui pada awalnya Slank hanya bermain musik, tanpa memiliki maksud khusus. Namun, lama-kelamaan, Slank merasa ada imbas besar dari aksi mereka.

Pasalnya, apa pun yang mereka lakukan memberikan pengaruh untuk masyarakat, khususnya bagi Slankers. "Musik kami punya dampak besar. Ada tanggung jawab untuk itu," ujar Abdee.

Itu sebabnya Slank selalu konsisten menelurkan album setiap tahun. Slank ingin Slankers tetap tersiram secara jasmani dan ruhani, juga tetap ada di jalur yang positif.

Bimbim membocorkan, album terbaru Slank bakal dihadirkan pada awal 2021. Slank ingin terus bersuara, menciptakan mimpi, mendorong pergerakan lewat lirik dan musik.

"Musik hanyalah musik, tapi kalau kita memasukkan sesuatu ke dalamnya, (yakni) semangat, pergerakan, itu bisa jadi sesuatu yang lebih hebat dan dahsyat," kata Bimbim.

Sejarah

Pada 26 Desember 1983, nama Slank tercipta. Sebelumnya band besutan Bimbim bernama Red Evil. Formasi pertama Slank adalah Erwan (vokal), Bongky (gitar), Kiki (gitar), Ahmad Ramadhani (bass), dan Bimbim (drum). Kampus Universitas Nasional (Unas) merupakan saksi sejarah pemunculan perdana Slank. Awalnya, Slank berulang kali mengalami bongkar-pasang formasi.

Markas Slank di Jalan Potlot, Duren Tiga, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menjadi tempat nongkrong anak band. Alumnusnya antara Iain Oppie Andaresta, Imanez, Andi Liani, Anang Hermansyah, dan video maker Dimas Jayadiningrat.

Pada pergantian formasi ke 13 Kaka (vokal), Pay (gitar), Bongky (bass), Indra Q (keyboard) dan Bimbim (drum). Sebelumnya Kaka masuk untuk mengisi kekosongan dari vokalis Slank. "Awalnya itu saya lagi manggung di Pensi anak Tarki, terus Bimbim nonton. Setelah selesai Bimbim langsung minta kontrak dua tahun," kata Kaka.

Lirik lagu Slank mengangkat tema yang sangat beragam dengan bahasa keseharian. Mulai percintaan, budaya, sosial hingga politik. Sejak awal mereka terbiasa menyuarakan kegelisahan melalui bahasa lugas yang mudah ditangkap oleh masyarakat. Beberapa lagu wajib Slankers diantaranya, Terlalu Manis, Anyer 10 Maret, I Miss You But I Hate You, Balikin, Orkes Sakit Hati, Ku Tak Bisa, Kamu Harus Pulang dan lainnya.

Slank terus sibuk di dunia panggung dan rekaman, bahkan ketika band seangkatannya banyak yang berguguran. Pada formasi terakhir, atau formasi ke-14, turut berkontribusi dalam melahirkan Slankers generasi baru yang Iebih modis. Mereka adalah Kaka (vokal), Ridho Hafiedz (gitar), Abdee Negara (gitar), Ivanka (bass) dan Bimbim (drum).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat