Suasana salah satu gedung perkantoran di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (17/12). | Republika/Putra M. Akbar

Nasional

Komitmen Bersama Cegah Klaster Kantor Covid-19

Prokes pencegahan Covid-19 harus diberlakukan dengan sangat ketat jika kesulitan melakukan WFH.

BANDUNG – Perkantoran jadi salah satu tempat yang ditemukan banyak terjadi klaster penyebaran Covid-19. Fakta tersebut menunjukkan pentingnya komitmen bersama dalam menerapkan protokol kesehatan di lingkungan kantor yang harus dipatuhi semua orang di lingkungan tersebut dan dilakukan secara disiplin.

Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Pemprov Jawa Barat Hermansyah mengatakan, ada perubahan standar dalam penerapan protokol kesehatan di lingkungan perkantoran Pemrpv Jabar. Di antaranya menerapkan 3M, menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, serta protokol kesehatan lain.

“Kita melakukan pengecekan suhu tubuh dan menyiapkan tempat cuci tangan di beberapa titik di jalan masuk perkantoran. Ada juga pembatasan kapasitas di lift dan pengurangan peralatan bersama-sama,” kata Hermansyah dalam diskusi daring yang digelar Republika dan didukung Satgas Covid-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (29/12).

Selain Hermansyah, diskusi daring ini juga diisi Pemimpin Divisi Manajemen Risiko Bank BJB Asep Dani Fadilah dan perwakilan dari Shafira Corporation, Ajie Prasetyo. Hermansyah menyebut, Gedung Sate punya sirkulasi udara yang bagus. Sehingga ada anjuran untuk mengurangi penggunaan AC dan membuka jendela serta pintu untuk pertukaran udara.

“Kita juga menerapkan work from home (WFH) tapi tergantung kondisi. Seperti saat Gedung Sate memberlakukan lockdown, jumlah WFH mencapai 90 persen, yang kerja di kantor mungkin hanya 10 persen saja,” kata Hermansyah.

Di lingkungan kantor Bank BJB, Asep mengatakan, pengetatan protokol kesehatan terus dilakukan. Beberapa unit Bank BJB bahkan sempat tutup karena berada di gedung yang sama dengan kantor lain yang memiliki karyawan positif Covid-19.

“Dari WFH pun sekitar 50 persen. Kemudian untuk antarmeja ada pemisah yang terbuat dari akrilik dan penggunaan APD seperti sarung tangan untuk divisi tertentu. Jam kerja pun diubah, lebih pendek untuk pelayanan,” kata Asep.

Menariknya, Bank BJB memiliki tim seperti Satgas Covid-19 yang bernama Tim Gercep. Asep menuturkan, Tim Gercep ini ada di setiap unit dan memberikan pelayanan bagi karyawan, baik dalam antisipasi maupun penanganan karyawan yang terjangkit Covid-19.

“Mereka memantau ketersediaan masker, hand sanitizer dan disinfektan untuk kantor. Mereka juga turun untuk membantu teman-teman yang terdampak, seperti berkoordinasi dengan gugus tugas setempat atau penyediaan ambulance dan klinik yang tersedia di kantor pusat,” kata Asep.

Di sisi lain, Shafira Corporate merupakan kantor yang mengedepankan protokol kesehatan karena selalu bertemu dengan orang berbeda hampir di seluruh divisinya, dari produksi hingga penjualan. Untuk itu, Aji menyebut prokes diberlakukan dengan sangat ketat karena kesulitan untuk melakukan WFH.

“Kita minta untuk masuk dengan melakukan protokol kesehatan, termasuk meminta tidak menggunakan transportasi massal dan mengizinkan karyawan libur jika demam, pilek, ataupun batuk,” kata Ajie.

Ketiganya sepakat, Indonesia bisa terlepas dari pandemi Covid-19 ini. Mereka yakin vaksin akan menjadi solusi.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Satgas Covid 19 Indonesia (satgascovid19.id)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat