Ilustrasi Pengurus Pemuda Persis bersilaturahim ke Republika sebelum pandemi Covid-19. | musiron/republika

Khazanah

Pemuda Persis Bandung Gelar Madrasah Peradaban

Pemuda Persis mengamalkan dan mendakwahkan Islam seutuhnya sesuai dengan tuntunan Alquran dan Sunah.

BANDUNG — Organisasi Pemuda Persatuan Islam (Pemuda Persis) Kota Bandung menggelar kegiatan ‘Madrasah Peradaban’ yang menghadirkan sejarawan Universitas Indonesia (UI) Dr Tiar Anwar Bachtiar dengan materi tentang “Sejarah Kota Bandung sebagai Kota Intelektual dan Pergerakan”. Kegiatan tersebut merupakan acara penyerta dari rangkaian Launching Musyawarah Daerah (Musda) Persis Kota Bandung ke-10 di Balai Kota Bandung pada Ahad (27/12).

Menurut Ketua Pemuda Persis Kota Bandung, Muhamad Edwin Khadafi, kegiatan tersebut juga turut menghadirkan dua kader senior Pemuda Persis Kota Bandung, yaitu Ustaz Eka Permana Habibillah yang saat ini diamanahi sebagai ketua umum PP Pemuda Persis dan Ustaz Agus Priatna yang juga diamanahi sebagai ketua PW Pemuda Persis Jawa Barat. Mereka bertindak sebagai pemateri yang memaparkan tentang “Perjalanan Pemuda Persis Kota Bandung pada Masanya”.

"Sebagai organisasi yang identik dengan semangat pembaruan, Pemuda Persis Kota Bandung bergerak untuk membangun generasi muda Islam Kota Bandung agar menjadi generasi yang dapat memahami," ujar Edwin. Menurut dia, Pemuda Persis mengamalkan dan mendakwahkan Islam seutuhnya sesuai dengan tuntunan Alquran dan Sunah.

Selain itu, Pemuda Persis merilis Musda ke-10 sebagai agenda besar Pemuda Persis Kota Bandung dalam merangkai estafet perjuangan membangun generasi muda di Bandung. Pelaksanaan Musyawarah Daerah ke-10 ini akan dilaksanakan pada Ahad (14/2).

Meski kemungkinan besar, dia memprediksi pada awal 2021 ini pandemi Covid-19 masih belum berakhir. "Tentunya, kami akan turut memperhatikan dan melaksanakan pola AKB (adaptasi kebiasaan baru) yang didalamnya ada pemberlakuan protokol kesehatan secara ketat demi kemaslahatan bersama," kata Edwin.

Edwin menilai, generasi muda Kota Bandung harus lebih tersadarkan untuk memperhatikan dan tepacu menjalankan pola hidup sehat pada masa pandemi ini. Sebagaimana Islam, kata dia, mengajarkan umatnya untuk bisa hidup sehat sehingga dapat produktif melakukan amal saleh.

 

 

Rasulullah SAW merupakan teladan yang mengamalkan pola hidup sehat sehingga menjadi manusia yang produktif dalam menebar kebermanfaatan untuk umat.

 

MUHAMAD EDWIN KHADAFI, Ketua Pemuda Persis Kota Bandung.
 

Dalam agenda kali ini, dia menjelaskan, PP Pemuda Persis meresmikan logo serta tema pelaksanaan Musyawarah Daerah ke-10 tersebut, yakni “Pemuda Al Quran Pembangun Peradaban”. Dia menjelaskan, tema ini diangkat untuk menegaskan identitas Pemuda Persis sebagai pemuda yang jalan hidupnya harus senantiasa berkesesuaian dengan Alquran. Logo ini juga menegaskan peran kerja Pemuda Persis Kota Bandung untuk membaktikan hidupnya memberikan kerja terbaik dalam membangun peradaban.

Pemuda Persis Kota Bandung hadir untuk turut serta berkolaborasi dengan pemerintah dan semua kekuatan dakwah di Kota Bandung untuk membangun generasi muda Kota Bandung yang bahagia lahir dan natinnya.

"Generasi muda yang sukses kehidupan dunia dan juga sukses dalam kehidupan akhiratnya kelak sebagai ikhtiar atau perwujudan atas doa kita ‘Rabbana aatina fiidunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina adzabannar’," kata dia.

Sejarah Pemuda Persis

Perjuangan yang tidak melibatkan generasi muda adalah mandul. Sedang pemuda yang tidak terlibat dalam perjuangan adalah generasi pemutus garis sejarah. Perjuangan dakwah menyeru manusia kepada jalan Allah adalah perjuangan sepanjang sejarah. Keterputusan kaderisasi akan berakibat keterputusan perjuangan dakwah.

Kesadaran ini memotivasi para ulama Islam dalam organisasi Persatuan Islam (Persis) yang berpusat di Bandung untuk mengkader para pemuda Islam potensial pada zaman itu menjadi pejuang dakwah. Mereka harus mengajak kaum muslimin kembali kepada kemurnian al-Qur`an dan al-Sunnah.

Tuan A. Hassan, sebagai guru Persatuan Islam, telah berjasa menanamkan ruh perjuangan dan pemurnian Islam pada generasi muda waktu itu. Mereka adalah Mohammad Natsir, Fakhruddin al-Kahiri, E. Abdurrahman, O Qomaruddin, dan Abdul Qadir Hassan.

Semangat pembelaan terhadap Islam dari hinaan kaum penjajah-kristen mendorong Natsir dan kawan-kawan mendirikan Komite Pembela Islam di bawah bimbingan A. Hassan dan dalam naungan Persatuan Islam secara kelembagaan.

Memperhatikan perkembangan, perlu adanya wadah khusus pembinaan dan pembibitan para aktivis dakwah. Atas gagasan Fakhruddin al-Kahiri dan Kemas Ahmad, para pemuda tersebut mengadakan rapat pembentukan wadah pergerakan pemuda di bawah Persis. Maka secara resmi berdirilah Pemuda Persatuan Islam pada tanggal 22 Maret 1936 di Bandung sebagai organisasi otonom dari Persis.

Kepemimpinan pertama adalah masa Djoedjoe Danuwikarta, Rusyad Nurdin, dan Eman Syar’an (th. 1936-1942). Selanjutnya oleh A. Latif Mukhtar hingga 1956. Yahya Wardi melanjutkan sampai tahun 1962. Hingga tahun 1967 dipimpin oleh Suraedi. Empat tahun kemudian, tahun 1967–1981, dipimpin oleh Yaman AS. Kemudian dilanjutkan oleh Ikin Sodikin sampai tahun 1990.

Pada kepemimpinan tahun 1990–1995, Pemuda Persis dipegang oleh E Muchtar ZA. Lima tahun kemudian dipimpin oleh Atif Latiful Hayat. Tahun 2000, jabatan ketua dipegang oleh Uus Muhammad Ruhiyat.

Selanjutnya, Muktamar di Pondok Gede Bekasi mengamanatkan kepemimpian kepada Jeje Jaenudin Amsari hingga 2010. Kini, berdasarkan Muktamar 2010 di Rajapolah Tasikmalaya, Pemuda Persis diamanahkan kepad Tiar Anwar Bachtiar hingga 2015.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat