Ilustrasi terompet tahun baru. | M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO

Kisah Dalam Negeri

Kata Perajin Terompet: Pulang Kampung Saja Deh

Kebijakan pemda meniadakan perayaan tahun baru memupuskan harapan para perajin terompet.

Jelang malam pergantian tahun, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor belum mengeluarkan imbauan atau larangan resmi terkait penjualan terompet. Seperti halnya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, yang disampaikan oleh Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin melalui surat seruan bupati. Pasalnya, risiko penularan Covid-19 melalui terompet sangat besar. Apalagi, jika terompet tersebut sudah dicoba lebih dulu oleh para penjualnya.

Meski demikian, di tengah pandemi Covid-19 ini, Pemkot Bogor sudah melarang masyarakat ataupun para pemilik usaha untuk mengadakan acara perayaan tahun baru 2020, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. “Sebenarnya sih lebih ke imbauan. Intinya, kita sudah melarang adanya pesta perayaan tahun baru,” ujar Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim ketika dikonfirmasi perihal penjualan terompet di Kota Bogor, Selasa (22/12).

Selain melarang perayaan pergantian tahun, menurut Dedie, Pemkot Bogor juga bakal membuat beberapa keputusan baru. Hal itu diselaraskan dengan libur Natal dan tahun baru 2021 guna membatasi aktivitas warga. Keputusan itu dibuat dalam rapat menyikapi berakhirnya kebijakan pembatasan sosial berskala mikro dan komunitas (PSBMK) pada 22 Desember 2020. Rapat evaluasi dipimpin Wali Kota Bima Arya Sugiarto di Balai Kota Bogor pada Rabu (23/12).

Seiring dengan adanya larangan perayaan tahun baru, suasana di Jalan Ciremai, Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, terlihat sepi. Padahal, di beberapa gang Jalan Ciremai, ada sejumlah perajin terompet yang kerap membuat pesanan terompet. Gang ini dikenal sebagai kampung terompet, yang biasa menerima pesanan menjelang pergantian tahun.

Biasanya, para perajin terompet yang kebanyakan berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur itu merakit terompet-terompet buatannya di rumah kontrakan mereka, yang terletak di Gang Cempaka, Jalan Ciremai. Di deretan kontrakan bertembok hijau itu sejumlah perajin terompet tinggal di sana. Namun, kali ini, deretan rumah kontrakan tersebut tampak sepi dengan pintu yang tertutup rapat.

"Nggak ada lagi, pada pulang kampung ke Jawa,” ujar seorang perempuan paruh baya yang enggan namanya dituliskan kala ditemui Republika di kawasan kontrakan para perajin terompet.

Perempuan tersebut mengatakan, selain membuat terompet jelang tahun baru, para perajin tersebut biasanya menjual mainan anak-anak. Namun, selama pandemi Covid-19, mereka tak lagi tampak karena sepinya pembeli. Satu per satu, akhirnya mereka pulang ke kampung halamannya masing-masing.

Biasanya, saat masa pembuatan terompet, dari luar tampak terlihat terompet dengan berbagai bentuk digantung. "Biasanya emang ada, tapi sekarang udah nggak kelihatan lagi,” ucapnya.

Selain di Gang Cempaka, di Gang Melati, Jalan Ciremai juga diketahui terdapat sejumlah pedagang mainan yang juga membuat terompet. Salah seorang di antaranya, seorang perempuan yang biasa disebut sebagai Dede (40 tahun). Dia selama ini dikenal sebagai salah satu pembuat terompet, yang memutuskan tidak memproduksi tahun ini.

 

 

Saya juga biasa dagang mainan sama bikin terompet, tapi tahun ini enggak.

 

DEDE, pembuat terompet di Bogor
 

Lagian pada nggak tahun baruan, siapa yang mau beli? Makanya saya nggak bikin,” ucap Dede singkat.

Selain rumah para perajin terompet yang tampak sepi, di sisi jalan raya sekitar Kota Bogor belum ada pedagang terompet yang menjajakan barangnya. Seperti di Jalan Sudirman, Jalan Pajajaran, dan Jalan Suryakencana, steril dari penjual terompet. Tidak diketahui apakah mereka belum berjualan atau tidak berjualan sama sekali, karena sudah memprediksi tak ada masyarakat yang merayakan pergantian tahun.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat