100 ribu dosis vaksin Pfizer tiba di Bandara Ben Gurion Airport, Tel Aviv, Israel, Rabu (9/12). | EPA-EFE/ABIR SULTAN

Internasional

Saudi Setujui Vaksin Pfizer-Biontech

Inggris menjadi negara pertama yang melakukan vaksinasi dengan Pfizer-BioNTech.

RIYADH -- Otoritas Makanan dan Obat Arab Saudi telah menyetujui pendaftaran dan penggunaan vaksin Covid-19 milik Pfizer-BioNTech pada Kamis (10/12). Riyadh akan memulai proses impor vaksin tersebut.

"Keputusan untuk menyetujui pendaftaran vaksin dan mengizinkan penggunaannya datang berdasarkan data yang diberikan oleh perusahaan, Pfizer, pada 24 November," kata Saudi Press Agency atau SPA dalam laporannya.

Menurut SPA, Otoritas Makanan dan Obat Arab Saudi meninjau serta mengevaluasi kemanjuran dan keamanan vaksin. "Pihak berwenang mengadakan beberapa pertemuan untuk mempelajari data yang diberikan oleh perusahaan, termasuk pertemuan dengan para ahli dan ilmuwan lokal serta internasional, selain pertemuan dengan produsen dan perwakilannya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh otoritas,” tulis SPA.

Sementara itu, laman the Strait Times edisi Kamis melaporkan vaksin Covid-19 tidak harus mendapatkan sertifikasi halal sebelum vaksinasi dilakukan. "Jika vaksin-vaksin itu mendapat sertifikat halal, tentu lebih baik. Namun, kami tidak mendaftarkan obat-obatan berdasarkan halal atau tidak. Kami juga mendaftarkan obat yang tidak halal," ujar direktur jenderal di Kementerian Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham.

Beberapa negara, seperti Inggris, Kanada, Israel, dan Bahrain telah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer-BioNTech. Kedua perusahaan farmasi itu menyatakan uji klinis fase terakhir menunjukkan vaksin yang mereka kembangkan memiliki keefektifan 95 persen.

Seluruh mata kini tertuju pada Inggris yang baru saja melakukan vaksinasi massal. Inggris adalah negara pertama yang menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech.

Kementerian Kanada yang baru menyetujui vaksin Pfizer-BioNTech pada Rabu (9/12), kini sedang mengikuti perkembangan di Inggris. Kanada mengakui bahwa reaksi penolakan tubuh terhadap vaksin adalah hal yang sudah diperkirakan. Namun, mereka yakin bahwa reaksi sampingan tidak akan mengubah manfaat dari vaksin.

Pakar pemerintah Amerika Serikat (AS) juga mendukung penggunaan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech. Proses vaksinasi akan digelar dalam beberapa hari ke depan tergantung pada seberapa cepat Badan Obat-obatan dan Makanan (FDA) AS menandatangani pengesahannya.

Pekan depan FDA akan mulai melakukan peninjauan pada vaksin kedua dari Moderna dan National Institutes of Health tampaknya cukup efektif, seperti vaksin Pfizer-BioNTech. Kandidat vaksin ketiga adalah produksi Johnson & Johnson yang hanya membutuhkan satu dosis akan menuju proses pengajuan persetujuan. Pengujian juga akan dilakukan pada vaksin yang dikembangkan AstraZeneca bersama Oxford University.

Sementara itu, Uni Emirat Arab (UEA) telah secara resmi mendaftarkan vaksin Covid-19 asal Cina, Sinopharm, untuk digunakan. Keputusan tersebut diambil setelah uji klinis fase ketiga menunjukkan bahwa vaksin tersebut memiliki tingkat keefektifan 86 persen.

Analisis yang dilakukan Departemen Kesehatan UEA di Abu Dhabi menemukan vaksin Sinopharm tampaknya memiliki tingkat serokonversi 99 persen. Serokonversi adalah proses perkembangan antibodi. Mereka pun menyebut vaksin Sinopharm 100 persen efektif dalam mencegah kasus penyakit sedang dan parah.

“Selain itu, analisis tidak menunjukkan masalah keamanan yang serius,” kata Kementerian Kesehatan UEA pada Rabu (9/12), dikutip laman Arab News.

Vaksin Sinopharm telah diujicobakan kepada 31 ribu warga UEA pada musim panas lalu. Uji coba dengan skala lebih kecil dilakukan di Bahrain dan Yordania. Pada September lalu, UEA memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin Sinopharm.

Sejumlah negara mengambil jalur cepat dengan menyetujui penggunaan vaksin untuk kepentingan darurat. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Swiss.

"Swissmedic menjalin kerja sama erat dengan mitra internasional yang berwenang dan meninjau semua penerapan vaksin Covid-19 yang dilakukan dengan alasan keperluan mendesak dan prosedur 'sambil jalan'," kata Swissmedic, badan yang mengurusi produk obat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat