Seorang nasabah tengah mengakses ponsel di digital branch Mandiri Syariah Thamrin, Jakarta (9/10). | Yogi Ardhi/Republika

Ekonomi

Bank Syariah Agresif Salurkan Dana PEN

OJK menilai, penurunan suku bunga kredit perbankan masih lambat.

JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, penyaluran kredit bank syariah dari dana yang ditempatkan pemerintah meningkat signifikan secara mingguan. Penyalurannya mencapai target daya ungkit atau leverage dua kali lipat dalam kurun waktu lima pekan.

Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu Andin Hadiyanto menyampaikan, pemerintah menempatkan dana Rp 3 triliun ke tiga bank syariah yakni Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah sejak akhir September 2020. Per 20 November 2020, perbankan syariah tersebut telah menyalurkan kredit Rp 5,89 triliun kepada lebih dari 44 ribu debitur dari penempatan dana pemerintah. Pertumbuhannya secara mingguan naik Rp 340 miliar atau 6,1 persen.

"Ini menunjukkan bank syariah sangat agresif dalam hal ini," tutur Andin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR, Rabu (25/11).

Penempatan dana pemerintah di bank syariah dilakukan dengan suku bunga 2,84 persen. Tenornya adalah enam bulan, yang berarti akan jatuh tempo pada 30 Maret 2021.

Secara keseluruhan, pemerintah sudah menempatkan dana di perbankan sebanyak Rp 64,5 triliun dengan total penyaluran mencapai Rp 254,37 triliun. Penyalurannya dilakukan ke 3,74 juta debitur yang didominasi di Jawa.

Selain bank syariah, empat Himpunan Bank Negara (Himbara) juga mendapatkan dana dengan total Rp 47,5 triliun sejak 25 September 2020. Sampai pekan lalu, penyaluran kreditnya sudah mencapai Rp 218,36 triliun yang ditujukan untuk 3,55 juta debitur. Pertumbuhan penyaluran kredit dari Bank Himbara secara mingguan naik sebesar Rp 11,56 triliun atau 5,6 persen.

Sementara itu, total penyaluran kredit dari BPD juga naik signifikan. Dari dana Rp 14 triliun yang disalurkan kepada 11 BPD, besaran penyaluran kreditnya sudah mencapai Rp 30,12 triliun untuk 146 ribu debitur. Pertumbuhan secara mingguannya menjadi paling tinggi, yakni 10,2 persen atau Rp 2,78 triliun.

Andin menuturkan, penempatan dana di perbankan ini bertujuan untuk mendorong pergerakan sektor riil melalui ekspansi kredit perbankan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. "Jadi, ekspansi kredit perbankan nanti bisa dipakai untuk dua arah, bantu modal kerja dunia usaha dan meningkatkan kredit konsumsi masyarakat," katanya.

Dalam penempatan dana, Andin memastikan, pemerintah selalu melihat kapasitas perbankan dari aset hingga kesehatannya. Pemerintah juga melakukan mitigasi risiko dalam rangka pengamanan uang negara melalui tata kelola yang dijaga sebaik mungkin.

photo
Petani memanen padi di kawasan pertanian Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (25/11). Pemerintah mendorong peningkatan sektor pangan dan pertanian untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN) karena menjadi sektor yang tetap tumbuh positif meski dalam kondisi pandemi Covid-19 - (Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO)

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut saat ini terjadi perlambatan penurunan suku bunga kredit perbankan. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, penurunan suku bunga kredit akan ditopang oleh pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia. Tercatat, bank sentral memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari empat persen menjadi 3,75 persen pada November 2020.

“Kami memang melihat sudah ada penurunan bunga, in average (rata-rata) sudah single digit. Cuma saya merasa kurang cepat,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (25/11).

Wimboh menyatakan, secara keseluruhan pertumbuhan kredit pada September 2020 hanya 0,12 persen. Realisasinya turun signifikan jika dibandingkan penyaluran kredit yang masih tumbuh pada Maret 2020 atau sebelum pandemi Covid-19 sebesar 7,95 persen.

Penurunan kredit terlihat pada bank asing mencapai 5,24 persen dari Rp 233,9 triliun menjadi Rp 230,9 triliun. Lalu, kredit bank umum swasta nasional (BUSN) juga turun 2,61 persen dari Rp 2.406,3 triliun menjadi Rp 2.399,7 triliun.

Sementara, kredit bank persero masih tumbuh 2,54 persen menjadi Rp 2.422,9 triliun dan BPD naik 5,2 persen menjadi Rp 477,1 triliun.

Menurut Wimboh, pemerintah sudah membantu perbankan dengan memberikan stimulus berupa penempatan dana di bank dengan tingkat bunga rendah. Wimboh berharap proses transmisi penurunan suku bunga bisa semakin cepat ke depan.

"Ini tinggal masalah waktu dan kami monitor masing-masing bank, bagaimana mentransmisikan penurunan suku bunga dari policy dan penempatan dana pemerintah kepada kredit," ucapnya.

Dari sisi lain, otoritas menilai ada sejumlah sektor usaha yang bisa didorong untuk mempercepat produksi, sehingga mampu meningkatkan permintaan kredit. Sektor-sektor yang berpotensi tersebut antara lain perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan. 

“Sektor-sektor tersebut akan menarik banyak tenaga kerja besar sehingga bisa menstimulasi permintaan kredit,” ucapnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat