Peneliti menyaring ekstrak bahan alam untuk imunomodulator (peningkat imun tubuh) bagi pasien Covid-19 di Laboratorium Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7). | ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA

Kisah Dalam Negeri

Pengembangan dengan Protein Fusi dari LIPI

LIPI mengembangkan vaksin dalam bentuk lain yang fokus pada RBD spike protein S1

Kemandirian dalam memproduksi vaksin virus korona SARS-CoV2 (Covid-19) menjadi hal yang sangat penting untuk menyudahi wabah di dalam negeri. Selain Lembaga Eijkman, beberapa univeritas pun turut dalam penelitian pengembangan vaksin di tiap-tiap lembaga, termasuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Berikut liputan wartawati Republika Rr Laeny Sulistyawati terkait progres pengembangan vaksin oleh LIPI. 

Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Wien Kusharyoto mengatakan, LIPI mengembangkan vaksin Covid-19 menggunakan protein fusi. Namun, LIPI juga memikirkan untuk mengembangkan bentuk lain, yaitu kombinasi antara receptor binding domain (RBD) dari spike protein SARS-CoV2 dengan konstan domain dari imunoglobulin manusia.

Selain itu, LIPI juga akan mencoba produksi proteinnya. “Itu rencananya akan diuji coba,” kata Wien yang merupakan peneliti utama dari pengembangan vaksin oleh LIPI, saat dihubungi Republika, Selasa (10/11).

Wien mengaku platform yang digunakan berbeda dengan vaksin yang dikembangkan pihak lain, seperti Lembaga Bio Molekuler (LBM) Eijkman. Meski sama-sama disebut vaksin Merah Putih, vaksin yang dikembangkan LBM Eijkman berbasis protein rekombinan yang rencananya akan dilakukan di sel ragi.

Sedangkan LIPI, kata dia, mengembangkan vaksin dalam bentuk lain yang fokus pada RBD spike protein S1. Nantinya, protein ini akan terbentuk protein trivalen, yaitu tiga protein menjadi satu. Tujuannya meningkatkan kemampuan menginduksi respons imun yang dimediasi sel (imunogenisitas), baik menggunakan RBD maupun menggunakan S1 domain protein spike

photo
Peneliti menyiapkan pengujian imunomodulator (peningkat imun tubuh) bagi pasien Covid-19 di Laboratorium Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7). - (ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA)

Menurut dia, vaksin yang dibuat LIPI berbasis gen sintetik. “Karena kalau langsung diisolasi dari virusnya, kami harus melakukan mutasi. Sedangkan, tujuan itu agak sulit diperoleh kalau menggunakan gen yang langsung diperoleh dari virusnya,” ujar dia.

Wien mengatakan, saat ini pihaknya sedang dalam proses memasukkan untuk diuji dalam sel mamalia. Sejauh ini, ia mengaku, prosesnya belum ditemukan masalah. Terkait target uji praklinik selesai, Wien menyebutkan, kemungkinan pertengahan tahun depan atau Juni 2021. 

Namun, kata Wien, kelanjutan penelitian dan produksi vaksin buatan LIPI tergantung hasil uji praklinik. Oleh karena itu, pihaknya akan melihat uji klinik tersebut. “Kami (LIPI) masuk dalam konsorsium kan, otomatis karena bentuknya konsorsium kita melihat mana yang sebetulnya paling berpotensi dikembangkan,” ujar dia.

Dia menambahkan, LIPI hanya meneliti dan mengembangkan vaksin, sementara produksi nantinya dilakukan perusahaan yang memiliki sertifikat GMP atau good manufacturing product atau cara pembuatan obat yang baik (CPOB). Sejauh ini, Wien menyebut, ada perusahaan yang mengaku tertarik untuk mengembangkan juga memfasilitasi vaksin ini. 

Kendati demikian, dia enggan menyebutkan perusahaan mana karena hal ini belum pasti. Yang jelas, kata Wien, pihaknya akan melihat visibilitas produksi hingga perusahaan yang tertarik untuk memproduksinya. Terkait harapan produksi vaksin, Wien ingin diwujudkan pada 2022.

“Kami menargetkan selesai fase uji klinis dan produksi oleh perusahaan yang punya sertifikat GMP, tetapi kami belum tahu diambil alih oleh Bio Farma atau tidak. Semua bergantung kesiapan perusahaan yang memiliki fasilitas GMP dan sesuai dengan platform yang dipilih oleh pengembangnya,” kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat