Pengunjung berjalan di depan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Rujukan Covid (RSRC) Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (5/11/2020). Sebagai salah satu rumah sakit khusus penanganan pasien COVID-19 yang melayani warga di tujuh kabupaten dan satu | ANTARA FOTO/Olha Mulalinda

Nasional

Positivity Rate Turun Tajam

Penurunan angka tingkat positif belum bisa jadi kesimpulan bahwa Covid-19 sudah terkendali.

JAKARTA – Positivity rate atau tingkat positif kasus Covid-19 secara harian di Indonesia mengalami penurunan tajam pada Senin (9/11) dibandingkan Ahad (8/11). Dari data Satgas Penanganan Covid-19, tingkat positif hari ini dilaporkan 11,52 persen. Angka ini jauh di bawah tingkat positif pada Ahad (8/11), yakni 18,52 persen.

Tingkat positif dihitung dari perbandingan antara temuan kasus dengan jumlah orang yang diperiksa. Pada Ahad, jumlah orang yang diperiksa 20.941 orang dengan temuan kasus positif 3.880 orang. Dengan jumlah orang yang diperiksa meningkat pada Senin, 24.747 orang, temuan kasus positif justru mengalami penurunan, yakni 2.853 orang.

Di sisi lain dilihat dari data yang ada, angka temuan kasus sebanding dengan jumlah spesimennya. Jumlah kasus baru hari ini kembali membawa penambahan kasus di kisaran 2.000-an, sama seperti saat libur panjang Maulid Nabi akhir Oktober lalu ketika kapasitas pemeriksaan menurun drastis.

Padaha, dalam empat hari terakhir, angka kasus kembali ke atas 3.500-an per hari, seiring dengan kapasitas spesimen yang meningkat. Penurunan kasus baru hari ini memang sejalan dengan turunnya kapasitas pemeriksaan spesimen.

Per Senin (9/11), kapasitas pemeriksaan ‘hanya’ 34.365 spesimen. Angka ini turun dibanding kapasitas pemeriksaan pada Ahad (8/11) kemarin sebanyak 35.588 spesimen, Sabtu (7/11) dengan 38.249 spesimen, atau Jumat dengan 38.091 spesimen.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, Covid-19 di Indonesia relatif terkendali. “Kalau kita lihat perkembangan kasus nasional selama ini, sebenarnya telah menunjukkan tanda-tanda bahwa kasus Covid-19 di Indonesia relatif terkendali,” kata Wiku dalam di konferensi virtual, Senin (9/11).

Kasus terkendali tersebut, kata Wiku, dilihat setidaknya dari angka kasus aktif terus turun, yang kini sebanyak 12,52 persen. Sedangkan, kasus aktif di dunia masih 26,79 persen. Tak hanya itu, Wiku menyebut jumlah pasien yang sembuh di Tanah Air juga terus naik, yang secara kumulatif kini sebesar 84,14 persen, sedangkan dunia masih 70,71 persen. 

“Ini tren yang baik dan jadi prestasi nasional bersama, masyarakat maupun pemerintah bisa bersama-sama mengendalikan kasus,” ujar dia. Kendati demikian, ada satu yang masih menjadi pekerjaan rumah, yakni kasus meninggal di Indonesia yang masih 3,34 persen, sementara dunia ‘hanya’ 2,5 persen. 

Belum terkendali

Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menilai, penurunan angka tingkat positif yang drastis dalam satu hari tersebut belum bisa jadi kesimpulan bahwa Covid-19 sudah terkendali. Kalaupun benar terjadi penurunan tingkat positif, tidak bisa dipastikan akan turun untuk hari-hari selanjutnya. 

photo
Pasien sembuh Covid-19 mendonorkan plasma darahnya di Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (9/11). Stok plasma konvalesen atau plasma darah dari pasien yang sembuh COVID-19 yang bertujuan untuk membantu penyembuhan dan terapi pasien terkonfirmasi Covid-19 semakin menipis karena PMI kesulitan mencari pendonor. - (Umarul Faruq/ANTARA FOTO)

“Karena bisa jadi itu hanya terjadi satu hari saja, sedangkan selanjutnya malah justru terjadi kenaikan. Karena, per Senin (9/11) seharusnya dampak dari momen liburan itu sudah kelihatan, yakni ada kenaikan, dan itu lumrah,” kata Miko.

Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI ini mengatakan, dengan kondisi usai libur panjang beberapa hari lalu, seharusnya angka tingkat positif cenderung tinggi atau setidaknya sama. Bukan hanya faktor liburan panjang, kata Miko, dalam dua pekan terakhir beberapa wilayah juga ada demonstrasi besar-besaran yang melibatkan kerumunan massa yang sangat mungkin menambah banyak kasus positif.

“Apa iya dengan dua kegiatan yang membuat orang berkerumun dan mengabaikan social distancing membuat angka positivity rate malah jadi turun drastis,” ujar dia.

Menurut Wiku, bertambah atau tidaknya kasus Covid-19 sebagai dampak libur panjang baru bisa diketahui 10-14 hari setelahnya. Indonesia, kata dia, sudah punya pengalaman dengan beberapa kali libur panjang saat pandemi, mulai dari Idul Fitri, Idul Adha, kemudian pada saat peringatan hari kemerdekaan.

Wiku mengakui, di H+9 dari awal libur panjang memang ada sedikit kenaikan kasus. “Kita bisa amati, kalau kasus tidak meningkat lebih tinggi (dari sebelum libur) artinya ada kerja sama nasional dan masyarakat dalam mengantisipasi kenaikan kasus. Artinya telah berjalan dengan baik,” ujar dia.

 

Positivity Rate

Sabtu (7/11)

14,63 persen (29.116 orang diperiksa)

Ahad (8/11)

18,52 persen (20.941 orang diperiksa)

Senin (9/11)

11,52  persen (24.747 orang diperiksa

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat