Subroto | Daan Yahya | Republika

Narasi

Dikerjai di Kampung Sendiri

Di satu sisi aku senang ada orang kampungku yang jadi Tokoh Perubahan. Di sisi lain aku juga harus sangat objektif menilai.

SUBROTO, Jurnalis Republika

Setiap tahun Republika menggelar pemilihan Tokoh Perubahan. Itu adalah penghargaan  yang diberikan kepada mereka yang punya kontribusi besar kepada bangsa melalui kiprahnya di tengah masyarakat.

Tokoh Perubahan bisa  berasal dari berbagai kalangan. Bisa birokrat, pengusaha, tokoh agama, cendikiawan, sastrawan, tokoh lembaga swadaya masyarakat, olahragawan, dan lainnya. Tak harus orang terkenal, rakyat biasa juga bisa. Yang dilihat bukan orangnya tapi bagaimana kontribusi nyatanya di tengah masyarakat.

SBY mendapat gelar Tokoh Perubahan Republika saat masih menjadi menko polkam.  Jokowi terpilih ketika menjabat walikota Solo. Iko Uwasis meraihnya sebelum bermain film di Holywood. Dan masih banyak tokoh lain.

Tahun 2011, salah satu tokoh yang diusulkan menerima anugerah Tokoh Perubahan adalah Walikota Sawahlunto, Sumatra Barat Amran Nur. Dia dianggap sukses membawa Sawahlunto yang  waktu itu terancam menjadi kota mati pasca tutupnya operasional tambang batu bara Bukit Asam, menjadi kota wisata.

Tiap tahun aku terlibat dalam pemilihan Tokoh Perubahan. Kali ini setelah melalui diskusi tim, aku diminta untuk melakukan verifikasi kelayakan Amran Nur menerima anugerah tersebut.

Sebuah amanah yang berat. Aku orang Sawahlunto, sama dengan Amran Nur.  Di satu sisi aku senang ada orang kampungku yang jadi Tokoh Perubahan. Di sisi lain aku juga harus sangat objektif menilai. Jangan mentang-mentang orang kampung sendiri, diloloskan. 

 
Di satu sisi aku senang ada orang kampungku yang jadi Tokoh Perubahan. Di sisi lain aku juga harus sangat objektif menilai.
 
 

Aku meminta banyak masukan dari warga Sawahlunto. Sebenarnya aku sudah mendengar banyak tentang prestasi Amran Nur.  Tapi aku harus memastikan agar pilihan kami tidak salah.

Amran Nur putra asli  Sawahlunto itu terbukti banyak melakukan perubahan nyata untuk kotanya. Dia pantas jadi Tokoh Perubahan Republika. Sawahlunto  juga banyak menghasilkan orang-orang hebat di masa lalu.  Sebutlah misalnya tokoh pelopor  Sumpah Pemuda  yang juga pahlawan nasional Muhammad Yamin.  Ada juga tokoh pers nasional Djamaluddin Adinegoro.

Amran akhirnya diputuskan menerima Tokoh Perubahan bersama dengan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Pimpinan Ponpes Gontor KH Abdullah Syukri Zarkasyi,  dan pengusaha muda Heppy Trenggono, Acara penganugrahan  akan dilaksanakan di gedung  Djakarta  Theater XXI  melalui sebuah acara yang dihadiri banyak pejabat pemarintahan.

Untuk mempersiapkan acara itu kantor memintaku mewancarai Amran Nur. Wawancara dan pemotretan dilakukan untuk pembuatan tulisan dan display foto pada saat malam anugerah Tokoh Perubahan.

Tulisan ficer akan dimuat di halaman 1 dan halaman khusus Tokoh Perubahan. Selain mewawancarai Amran, aku juga mewawancarai sumber lain  yang relevan. Aku juga melakukan riset untuk memperkaya tulisanku dengan data-data.

Aku berangkat ke Sawahlunto bersama Kepala Sekretariat Redaksi Republika Fahrur Razi dan fotografer Prayogi. Sebenarnya aku sering pulang  ke Sawahlunto sambil liputan. Bila ada acara di Sumatra Barat aku kerap ditawarkan lebih dulu untuk berangkat. Liputan dua atau  tiga hari aku sempatkan pulang ke kota kelahiranku. Sambil menyelam minum air lah.

Wawancara dengan Amran Nur dilakukan di rumah dinasnya dekat Masjid Raya Sawahlunto. Besoknya dilanjutkan dengan sesi pemotretan. Prayogi meminta salah satu tempat pemotretan di kebun karet.

Untuk pemrotretan di kebun karet kami perlu tempat di ladang penduduk. Ajudan walikota menunjukkan tempatnya di daerah Kolok Mudik.

Kami menuju kesana. Dua mobil berjalan beriringan. Rombongan pertama walikota dengan mobil Pajero, kami naik mobil Kijang di belakang.

Mobil mulai masuk ke areal ladang penduduk di Kolok. Dulunya Kolok ini belum masuk wilayah Kota Sawahlunto. Dengan pemekaran wilayah tahun 2002, wilayah Kolok dan sejumlah daerah lainnya dimasukkan ke Sawahlunto. Jadilah Sawahlunto yang dulunya masuk kota terkecil di Indonesia  itu menjadi luas wilayahnya. Di bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok.

Perjalanan sudah cukup jauh, tapi kebun karet yang dituju belum juga tampak. Padahal menurutku  banyak kebun karet di pinggir jalan. Kenapa ajudan walikota menunjukkan tempat ini?

Jalan semakin jelek, tidak lagi beraspal. Bertanah dan berlumpur. Mobil Kijang yang kami naiki tak kuat kencang di jalan  menanjak. Sementara mobil walikota sudah jauh mendahului.

Di sebuah tanjakan berlumpur Kijang berhenti. Tak mampu meneruskan perjalanan. Kami terpaksa  melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. 

Siang itu udara panas. Beberapa kali kami berhenti, sambil bertanya apakah lokasinya masih jauh.  Aku yang paling merasa lelah,  maklum jarang olahraga. Apalagi jaraknya jauh, menanjak,  di bawah matahari yang terik pula.

Panas, keringat, dan lelah jadi satu. Semalam kebetulan kami terlambat tidur karena keasyikan mengobrol. Jadi badan terasa pegal-pegal.  Sepanjang jalan kami menggerutu.

Setelah berjalan  cukup jauh barulah kami sampai di tempat yang dituju. Itu adalah sebuah ladang yang terpencil. Sekelilingnya masih hutan semak belukar. Wilayah itu  berada di  perbatasan Sawahlunto dengan Kabupaten Solok.

Pohon karet di ladang itu tak terlalu banyak. Jumlahnya puluhan saja. Besarnya juga belum seberapa. 

Aku kesalnya bukan main.  Kenapa memilih tempat ini  ? Bukankah di sepanjang jalan yang kami lewati tadi banyak pohon karet yang justeru lebih besar dan subur-subur ? Sepatu dan celana sudah kotor saat melewati jalan bertanah lagi. Tangan  dan jidatku juga bentol-bentol digigit nyamuk.

Pemotretan dilakukan. Amran berakting sedang menderas karet.  Aku juga menyempatkan mewawancarai lagi  Amran Nur untuk melengkapi tulisan ficer yang kubuat.

Usai pemotretan kulihat ajudan walikota berbicara dengan Amran Nur. Sepertinya serius. Amran terlihat mengangguk-angguk.

Rasa kesalku soal pilihan tempat itu masih belum hilang. Saat pulang dari kebun karet aku tanyakan ke ajudan walikota mengapa kami dibawa ke lokasi itu ? Si ajukan menjawab sambil tertawa. 

Dia  bilang sengaja membawa walikota ke lokasi itu agar Amran melihat kondisi jalan menuju ladang petani.  Ladang itu milik saudara si ajudan.

Dia mengaku tadi mengusulkan kepada  Amran Nur agar jalan menuju ladang  yang kami lalui itu diperbaiki, agar petani gampang membawa hasil karetnya.  Dan Amran Nur pun menyetujuinya.

 “Kalau ndak  bawa Mas-Mas kesini, mana pernah walikota mau kesini. Kan lumayan, besok jalannya diperbaiki. Walikota sudah setuju,” kata si ajudan tertawa senang.

Aku garuk-garuk kepala. Jengkel.  Kurang ajar ajudan ini. Kami dikerjai.  Ternyata si ajudan memanfaatkan  kedatangan kami. Sambil menyelam minum air juga dia. 

Tips membuat tulisan ficer

- Pilih tema yang menarik dari cerita yang akan ditulis

- Ambil angle yang paling kuat

- Lakukan  wawancara dan observasi untuk menggali info dan menggambarkan  hal yang akan ditulis

- Lakukan riset untuk memperkaya tulisan

- Buatlah lead yang menarik

- Usahakan ending tulisan mengacu pada lead awal

- Buat judul menarik, jangan klise

- Pilihlah diksi tepat

- Sebar info penting di semua bagian tulisan

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat