Petugas kesehatan mengambil sampel tes usap di Medan, Sumatra Utara, Senin (2/11). | EPA-EFE/DEDI SINUHAJI

Nasional

Tren Kasus Harian di Bawah 3.000 Berlanjut

Ini kali ketiga penambahan kasus harian Covid-19 pada angka di bawah 3.000 kasus.

JAKARTA – Pemerintah merilis ada penambahan 2.618 kasus konfirmasi positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir pada Senin (2/11). Ini kali ketiga penambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia berada pada angka di bawah 3.000 kasus, setelah yang terakhir kali sempat tercatat pada 7 September 2020 dengan 2.880 kasus.

Setelah tanggal tersebut, kasus Covid-19 selalu bertambah di atas 3.000 orang per hari. Bahkan sejak pertengahan September sampai akhir Oktober, penambahan kasus harian di atas 4.000 orang jamak ditemukan. Puncaknya, 4.850 kasus baru dilaporkan pada 8 Oktober 2020. Namun setelahnya, berangsur-angsur grafik penambahan kasus harian Covid-19 mulai melandai.

Hingga akhirnya pada Jumat (30/10) lalu, kasus baru kembali tercatat 'rendah’ dengan 2.897 kasus dan Ahad (1/11) dengan 2.696 kasus. Namun, kondisi ini belum bisa disimpulkan bahwa pandemi Covid-19 mulai mereda.

Satgas Penanganan Covid-19 pernah menyebutkan, Indonesia masih punya risiko lonjakan kasus setelah libur panjang pada akhir pekan lalu. Meski belum ada pernyataan resmi dari pemerintah, turunnya jumlah kasus baru pada Senin (2/11) juga seiring dengan anjloknya kapasitas pemeriksaan spesimen.

Satgas Penanganan Covid-19 merilis, jumlah spesimen yang diperiksa per 2 November pukul 12.00 WIB sebanyak 26.661 spesimen. Angka tersebut masih di bawah kemampuan pemeriksaan pada Sabtu (31/10) yang mencapai 29.001 spesimen atau kapasitas testing pekan lalu yang masih bertengger di atas 30 ribu spesimen per hari.

Sementara itu, jumlah suspek juga menurun menjadi 59.500 orang pada Senin (2/11). Angka ini lebih rendah dari jumlah suspek pada Ahad (1/11), yakni 61.215 orang.

Secara umum, jumlah suspek memang dilaporkan terus menurun. Penurunan paling signifikan terjadi pekan lalu, dari 169.833 orang suspek pada Rabu (28/10) menjadi 68.888 orang suspek pada Kamis (29/10).

Pakar epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, jika kasus positif dan suspek berkurang, belum tentu karena kasusnya memang turun. Hal itu bisa saja disebabkan lantaran jumlah spesimen yang dites juga berkurang.

Menurut Pandu, untuk menangani pandemi ini, memperkuat surveillance menjadi hal yang tidak bisa ditawar. Surveillance yang dia maksud yaitu testing, tracing atau pelacakan kasus, dan isolasi atau treatment (3T). WHO telah menetapkan bahwa testing yang dilakukan minimal 1.000 per 1 juta penduduk per pekan.

“Dampaknya, penularan Covid-19 jadi lebih banyak dan tidak akan bisa diputus (jika 3T tidak dilakukan),” ujar Pandu. Selain itu, Pandu menilai, harusnya bukan spesimen yang menjadi hitungan, melainkan jumlah orang yang menjalani tes.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelumnya meminta pemerintah daerah (pemda) agar terus meningkatkan testing terhadap suspek Covid-19. “Untuk dapat memastikan jumlah kasus aktif, Satgas meminta kepada pemerintah daerah untuk dapat meningkatkan jumlah testing kepada masyarakatnya,” ujar Wiku.

Nol kasus

Sementara Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Febriadhitya Prajatara, menyebut penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan makin terkendali. Hal itu dibuktikan dengan terus bertambahnya kelurahan yang dinyatakan bebas kasus Covid-19. 

Saat ini terdapat 95 kelurahan yang dinyatakan nol kasus Covid-19. Artinya, tinggal 59 kelurahan di Surabaya yang terdapat kasus Covid-19. “Alhamdulillah sudah semakin banyak angka nol kasus di berbagai kelurahan. Artinya, kasus ini semakin dapat terkendali,” kata Febri di Surabaya, Senin (2/11).

Febri menyatakan, pihaknya akan mengambil sejumlah langkah agar kelurahan nol kasus Covid-19 di Surabaya terus bertambah. Di antaranya dengan menggencarkan sosialisasi penerapan protokol kesehatan. Pemkot juga terus mengampanyekan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) mulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan, hingga Kecamatan, serta melibatkan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.

Febri mengatakan, selain bertambahnya kelurahan nol kasus Covid-19, jumlah kesembuhan pasien juga terus mengalami peningkatan. Selain itu, kasus aktif atau pasien terkonfirmasi pun juga terus menurun. Per Ahad (1/11), jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh sudah mencapai 14.714 kasus atau 92,12 persen.

“Dari angka itu, hingga hari ini kasus aktif tinggal 91 pasien. Rinciannya, yakni rawat jalan 10 kasus, rawat inap 33 kasus, Hotel Asrama Haji 41 kasus dan RS Lapangan 7 kasus,” kata dia.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, angka kesembuhan nasional per 1 November 2020 kembali meningkat bila dibandingkan dengan pekan sebelumnya. “Mencapai 82,84 persen, meningkat bila dibandingkan dengan sepekan sebelumnya, yaitu 82,51 persen,” kata Reisa. 

Menurut Reisa, aspek penelusuran dan pemeriksaan Covid-19 juga terus meningkat. Sudah ada lebih dari 4,5 juta spesimen diperiksa dan banyak di antaranya negatif. Strategi 3M, yaitu memakai masker dengan benar, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir tetap menjadi upaya terbaik untuk mencegah penularan Covid-19.

Reisa menambahkan, pemerintah juga terus berupaya mengembangkan, menyediakan, dan menyiapkan vaksin yang aman dan efektif yang bisa disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Vaksin diharapkan mengakhiri pandemi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat