Petugas Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan rapid test untuk pengunjung wisata air The Jungle Waterpark, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (31/10). | ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Nasional

Wisatawan Dites Cepat

Pengetesan cepat kepada wisatawan dilakukan pemda secara acak.

BANDUNG—Pemerintah perlu menggencarkan pengecekan kepada masyarakat yang tegah berwisata menjalani liburan panjang. Pengecekan dibutuhkan sebagai upaya pencegahan penyebaran jika ditemukan pasien positif Covid-19.

Pengetesan cepat kepada wisatawan dilakukan Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui Dinas Kesehatan setempat secara acak. Rapid test (tes cepat) ini, antara lain, dilakukan kepada pengunjung objek wisata permainan air Owabong.

"Kegiatan ini kita gelar untuk mencegah kemungkinan terjadinya peningkatan kasus Covid-19 setelah banyak warga memanfaatkan waktu libur panjang dengan mengunjungi lokasi-lokasi wisata," ujar Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, Hanung Wikantono, Sabtu (31/10).

Namun, untuk memastikan lebih lanjut kondisi kesehatan pengunjung, pihak Dinas Kesehatan melakukan tes cepat secara acak. Kegiatan ini dilakukan selama empat hari sejak Rabu (28/10) hingga Ahad (1/11). "Setiap hari, kami sebenarnya menargetkan bisa ada 50 pengunjung yang rapid test. Rapid test secara random ini dilakukan di pintu keluar saat pengunjung selesai berwisata," katanya.

Namun, dia menyebutkan, selama dilakukan tes cepat ini, pihaknya cukup kesulitan mencapai target tersebut. Saat hendak dites, banyak pengunjung menolak. "Kami juga tidak memaksa karena sifatnya memang sukarela," jelasnya.

Alhasil, selama pelaksanaan tes cepat, pihaknya hanya bisa melakukan tes kepada 30-35 pengunjung per hari. Sejauh ini, dari hasil pemeriksaan tes cepat secara acak, pihaknya belum menemukan adanya pengunjung yang menunjukkan hasil reaktif.

Bila ditemukan ada yang reaktif, petugas akan merujuk yang bersangkutan untuk melaksanakan tes usap di puskesmas terdekat dan menjalankan isolasi mandiri.

Di Provinsi Jawa Barat, pengetesan secara acak dilakukan di 54 titik destinasi dari 14 kabupaten/kota. Sementara, di Jawa Timur, Gubernur Khofifah Indar Parawansa ikut memantau penerapan prokes di lingkungan wisata.

Khofifah mengunjungi beberapa tempat wisata di Kota Batu, Malang. Beberapa lokasi yang dikunjungi, antara lain, Selecta dan Jatim Park 3. Ia mengingatkan agar wisatawan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

"Saya lihat, penerapan protokol kesehatan di Jatim Park 3 ini memang sangat ketat. Saya melihat juga wisatawan yang datang juga saling menjaga kesehatan di antara wisatawan yang ada di sini," ujarnya. Selain destinasi Jatim Park 3, Khofifah juga menilai, penerapan prokes di Selecta sudah ketat.

Potensi klaster

Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Dwi Agustian khawatir, libur panjang dan cuti pada 28 Oktober hingga 1 November 2020 berpotensi menambah kasus positif Covid. Sebab, penelitian menyebutkan, pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lain bisa meningkatkan kasus Covid-19.

photo
Pengunjung mendaftar untuk pemeriksaan tes cepat yang diadakan Dinas Kesehatan Kota Bogor di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Ahad (1/11). - (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Dwi menjelaskan, infeksi penularan Covid-19 terjadi dari orang ke orang lain. Sementara, interaksi Covid-19 identik dengan mobilitas populasi, yaitu perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain bisa meningkatkan kasus baru. "Sementara, peneliti di Inggris menghitung, setiap kenaikan satu persen pergerakan populasi ternyata bisa meningkatkan angka kasus baru sampai 1,5 persen. Ini berlaku general," ujarnya.

Di Indonesia, ia menyebutkan, episentrum Covid-19 berada di Jawa Barat dan Jakarta. Di dua wilayah ini, mobilitas penduduk yang paling tinggi.

Meskipun, pengamat Kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia Budi Hidayat mengatakan, peningkatan kasus baru bisa diketahui setelah dua pekan ke depan. Sebab, hal itu bisa diketahui setelah masa inkubasi virus Covid-19 selesai pada dua pekan pascaterpapar.

“Kita lihat saja peningkatan kasus, kalau ada, berarti dampak dari liburan ini," ujarnya saat dihubungi Republika, Sabtu (31/10). Namun, Budi tetap berharap, tidak ada lonjakan kasus positif Covid akibat libur panjang kali ini.

"Yang berbahaya adalah pasien tanpa gejala yang merasa sehat dan baik, kemudian ikut jalan-jalan liburan, tetapi tidak memakai masker," katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat