Istana Jahar kini difungsikan sebagai museum tempat menyimpan benda-benda bersejarah terkait Kesultanan Kelantan | DOK Pusat Penerangan Pelancongan Negeri Kelan

Arsitektur

Istana Jahar, Akulturasi Budaya Melayu Kelantan

Gaya arsitektur Istana Jahar menunjukkan percampuran unsur budaya Melayu dan Eropa.

OLEH HASANUL RIZQA

Kelantan Darul Naim merupakan salah satu negara bagian Malaysia. Nama kelantan diduga berasal dari perkataan “gelam hutam”, yakni tumbuhan sejenis kayu putih yang memang dapat dijumpai di kawasan hutan belantara setempat.

Sejak akhir abad ke-15, kesultanan yang berlokasi di Semenanjung Malaya itu menjadi sebuah pusat perniagaan internasional yang ramai. Pada 1800, Sultan Muhammad mendeklarasikan diri sebagai sultan pertama Kelantan.

Mulai saat itu, daerah tersebut semakin maju dan makmur. Sang raja wafat tanpa meninggalkan anak. Konflik politik pun sempat terjadi di kalangan elite. Akhirnya, keponakannya yang bernama Long Senik Mulut Merah berhasil merebut takhta pada 1835. Sejak itu, gelarnya menjadi Sultan Muhammad II.

Selama menjabat, banyak pencapaian yang telah dilakukannya. Di antaranya berwujud bangunan indah yang hingga saat ini masih terawat dengan baik, yaitu Istana Jahar. Kompleks yang kini berfungsi sebagai museum itu terletak di Jalan Sultan, Kota Bharu, Kelantan.

photo
Istana Jahar dahulunya menjadi tempat tinggal para sultan Kelantan - (DOK Pusat Penerangan Pelancongan Negeri Kelan)

Mengutip artikel “The Architecture of Istana Jahar: Apprehend the Parameters of Historical Changes” (2014), pembangunan istana tersebut memang diinisiasi Sultan Muhammad II, tetapi selesai dikerjakan pada 1887 atau era pemerintahan Sultan Ahmad. Malahan, bangunan dan seisi Istana Jahar saat itu diperuntukkan bagi mas kawin Long Kundur, putra Sultan Ahmad. Belakangan, sang pangeran kemudian duduk di singgasana sebagai Sultan Muhammad III.

Pada mulanya, kawasan tersebut dinamakan Istana Raja Bendahara. Nama itu merujuk pada gelar Sultan Muhammad III tatkala masih menjadi pangeran, yakni ‘raja bendahara.’ Semasa pemerintahannya, istana tersebut dijadikan pusat administrasi kerajaan.

Sultan Muhammad III hanya menjabat sekitar satu setengah tahun. Saudara kandungnya, Long Mansur, kemudian menggantikan kedudukannya selepas dirinya meninggal dunia. Pada masa kekuasaannya, Sultan Mansur bertempat tinggal di istana tersebut. Nama bangunan itu kemudian diubah menjadi Istana Balai Besar.

photo
Nama Istana Jahar diambil dari sebuah pohon yang ditanam Sultan Muhammad IV usai kunjungannya ke Temasek atau Singapura - (DOK Pusat Penerangan Pelancongan Negeri Kelan)

Pada 1900, anak Sultan Muhammad III, Long Senik, menjadi raja Kelantan dengan gelar Sultan Muhammad IV. Selama rezimnya berkuasa, Istana Balai Besar direnovasi beberapa kali.

Pada 1911, ia berkesempatan untuk mengunjungi Temasek. Di pulau yang kini dikenal sebagai Singapura itu, Sultan Muhammad IV diberikan sebuah bibit pohon jahar, yang kemudian ditanamnya di halaman Istana Balai Besar. Sejak itu, kediaman resmi raja Kelantan disebut sebagai Istana Jahar.

 
Sejak itu, kediaman resmi raja Kelantan disebut sebagai Istana Jahar.
 
 

Pada 1957, Malaysia memperoleh kemerdekaan dari Britania Raya. Kelantan turut bergabung dalam federasi tersebut. Mulai saat itu, raja-raja setempat tidak lagi bertempat tinggal di Istana Jahar, melainkan Istana Negeri Kelantan di Kubang Kerian.

Pada 1965, Istana Jahar mengalami perombakan besar-besaran. Pada era Sultan Yahya Petra, kompleks milik kerajaan tersebut ditata ulang sehingga menghasilkan wujud seperti sekarang ini. Setelah pengerjaan selesai, sang raja menghibahkan pengelolaan istana tersebut kepada otoritas museum lokal. Akhirnya, kawasan bersejarah itu beralih fungsi menjadi museum kebudayaan dan kesenian Kelantan.

Bentuk aslinya Istana Jahar hanya terdiri atas satu lantai. Setelah dipugar, barulah ada penambahan jumlah lantai menjadi dua tingkat. Gaya arsitekturnya menunjukkan percampuran unsur-unsur budaya Melayu dan Eropa. Bagian-bagian seperti atap, panel dinding, dan berbagai ornamen yang terdapat di sana jelas menampilkan corak Melayu-Kelantan.

photo
Istana Jahar dibangun dengan memadukan gaya arsitektur Melayu dan Barat - (DOK Pusat Penerangan Pelancongan Negeri Kelan)

Sementara itu, beberapa struktur di dalamnya, semisal tangga ulir, pagar langkan, dan pelbagai perabot, memperlihatkan elemen-elemen arstiketur Eropa-Georgia.

Perpaduan gaya arsitektur Melayu dan Eropa, antara lain, terlihat pada penampilan tiang-tiang beton di Istana Jahar. Bentuknya silinder yang ramping dengan warna kuning cerah pada tiang eksterior dan putih mengilap pada bagian interior. Tangga spiral yang terbuat dari logam menghubungkan kedua lantai. Lantai bawah berlapis marmer sehingga menampakkan kesan seni rancang bangun Eropa. Adapun lantai atasnya seluruhnya terbuat dari kayu.

Ciri-ciri khas Melayu lainnya yang dapat dijumpai di istana tersebut ialah ornamen dan ukiran. Dua di antaranya disebut sebagai “ekor atap itik” dan “sirip naga.” Keduanya dapat dilihat pada bagian ujung atap bangunan tersebut.

photo
Istana Jahar menyimpan berbagai peninggalan Kesultanan Kelantan dari masa lalu - (DOK Pusat Penerangan Pelancongan Negeri Kelan)

Istana Jahar merupakan salah satu destinasi wisata budaya dan sejarah yang harus disinggahi saat Anda melancong ke Kelantan, Malaysia. Berbagai artefak yang dipamerkan di sana dapat menambah pengetahuan terkait riwayat suku bangsa Melayu di negeri jiran, utamanya Kesultanan Kelantan.

Koleksi museum tersebut cukup beragam. Isinya mencakup, antara lain, manuskrip, keris atau senjata tradisional, serta barang-barang perlengkapan rumah tangga keluarga sultan. Di samping itu, ada pula galeri yang memamerkan pakaian atau busana resmi yang dipakai orang-orang ningrat Kelantan pada zaman dahulu.

photo
Salah satu ruangan di dalam Istana Jahar, Kelantan, Malaysia - (DOK Pusat Penerangan Pelancongan Negeri Kelan)

Museum ini dapat menjadi destinasi wisata pilihan bagi keluarga. Dengan mengamati koleksi yang tersedia di sana, pengunjung dapat menjelajahi panorama budaya dan sosial masyarakat serta elite setempat pada masa lampau. Tempat wisata ini juga menawarkan tiket masuk yang sangat terjangkau.

Untuk orang dewasa, karcisnya hanya seharga RM 2 atau setara Rp 8.000. Tiket untuk anak-anak lebih murah lagi, yakni setengah harga karcis orang dewasa.

photo
Istana Jahar dahulu hanya bangunan satu lantai. Setelah dipugar, barulah ada penambahan tingkat - (DOK Pusat Penerangan Pelancongan Negeri Kelan)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat