Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Akhlak Rasulullah SAW

Begitu mulianya akhlak Rasulullah SAW, hidup dalam kesederhanaan tidak membuatnya hina.

Oleh Suprianto

OLEH SUPRIANTO

 

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS al-Qalam: 4). Rasulullah SAW adalah gudangnya sifat-sifat kesempurnaan yang sulit dicari tandingannya. Seluruh sifat dan perilaku yang dimiliki Rasulullah sangat terpuji dan patut menjadi suri teladan sepanjang zaman.

Dalam hitungan hari, kita memasuki bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, Rabiul Awal. Momentum ini bisa kita jadikan spirit untuk meneladan akhlaknya yang agung. Marilah kita simak akhlak Rasulullah SAW seperti yang dikutip dari buku Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahma al-Mubarakfuri, Pustaka Al-Kautsar, Cetakan 2, 2009. 

Dalam kehidupan sehari-hari, beliau senantiasa gembira, murah hati, lemah lembut, tidak kaku dan keras, tidak suka mengutuk, tidak berkata keji, tidak suka mencela, tidak suka memuji, pura-pura lalai terhadap sesuatu yang tidak menarik dan tidak tunduk kepadanya, meninggalkan tiga perkara dari dirinya: riya, banyak bicara, dan membicarakan sesuatu yang tidak perlu.

Rasulullah SAW meninggalkan manusia dari tiga perkara: tidak mencela seseorang, tidak menghinanya, dan tidak mencari-cari kesalahannya. Beliau tidak berbicara kecuali dalam hal-hal yang beliau mengharapkan pahalanya.

Jika beliau berbicara, orang-orang yang hadir di majelisnya diam, seakan-akan di atas kepala mereka ada burung. Jika beliau diam, mereka baru bicara. Mereka tidak berdebat di hadapan beliau. Jika ada seseorang berbicara saat beliau berbicara, mereka menyuruhnya diam hingga beliau selesai berbicara.

Dalam kesehariannya, Rasulullah selalu tersenyum jika ada sesuatu yang membuat mereka tersenyum, mengagumi sesuatu yang membuat mereka kagum, sabar menghadapi kekasaran orang asing. Beliau bersabda, "Jika kalian melihat orang yang ingin memenuhi kebutuhan hidupnya, maka bantulah ia.” Beliau tidak mencari pujian kecuali dari orang yang memang pantas.

Rasulullah SAW adalah orang yang paling tawadhu (rendah hati) dan paling jauh dari sifat sombong. Beliau tidak menginginkan orang-orang berdiri saat menyambut kedatangannya seperti yang dilakukan terhadap para raja.

Kepedulian terhadap tetangga dan kaum papa begitu tinggi. Beliau biasa menjenguk orang sakit, duduk bersama orang miskin, memenuhi undangan hamba sahaya, duduk di tengah para sahabat, sama seperti keadaan mereka.

Begitu mulianya akhlak Rasulullah SAW, hidup dalam kesederhanaan tidak membuatnya hina. Sampai Aisyah berkata, “Beliau biasa menambal terompahnya (sandal), menjahit bajunya yang robek, melaksanakan pekerjaan dengan tangannya sendiri, seperti yang dilakukan salah seorang di antara kalian di dalam rumahnya. Beliau sama dengan orang lain, mencuci pakaiannya, memerah air susu dombanya, dan membereskan urusannya sendiri.”

Itulah gambaran akhlak Rasulullah SAW yang menjadi rujukan keteladanan manusia sepanjang masa. Mari kita meniru akhlaknya, terlebih jika saat ini kita diberikan amanah oleh Allah SWT untuk melayani umat (pemimpin). Wallahu ‘alam bish shawab.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat