Pendukung dan penentang Presiden AS Donald Trump menggelar aksi di dekat lokasi debat antara cawapres Kamala Harris dan pejawat Joe Biden di University of Utah, AS, Rabu (7/10) waktu setempat. | AP/Rick Bowmer

Internasional

Harris Serang Pence dalam Debat Cawapres AS

Debat cawapres AS tak menggoyahkan jajak pendapat yang mengunggulkan Biden.

SALT LAKE CITY -- Penanganan Covid-19 menjadi topik panas dalam debat calon wakil presiden (cawapres) Amerika Serikat, Rabu (7/10), waktu AS. Debat antara cawapres Partai Republik Mike Pence (61 tahun) dan cawapres Partai Demokrat Kamala Harris (55 tahun) terlihat amat tenang sehingga kontras dengan debat presiden pekan lalu yang terkesan "panas". 

Pejawat wapres Pence yang diserahi presiden memimpin gugus tugas virus korona mengakui kondisi sulit. Namun, ia membela penanganan Covid-19 di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. "Negara kita telah melalui saat yang sangat berat tahun ini," katanya. 

Harris langsung memburu dengan data kasus Covid-19 di AS yang telah menewaskan lebih dari 210 ribu warga AS. "Rakyat Amerika telah menyaksikan kegagalan terbesar di antara pemerintahan siapa pun dalam sejarah negara kita," ujar Harris saat debat dimulai. 

Pence menanggapinya dengan menyalahkan Cina. Ia memuji upaya pemerintahan Trump untuk memerangi penyakit tersebut, termasuk keputusan Trump pada akhir Januari yang melarang perjalanan dari Cina ke AS. 

"Saya ingin rakyat Amerika tahu bahwa sejak hari pertama, Presiden Donald Trump telah menempatkan kesehatan Amerika sebagai hal utama," kata Pence. "Cinalah yang harus disalahkan karena virus korona dan Presiden Trump tidak menyukainya."

Pencen dan Harris terpisah lebih dari 3,5 meter dalam debat ini. Keduanya juga dihalangi oleh prexiglass untuk menghindari penularan Covid-19. 

Harris membuat sejarah dengan menjadi wanita kulit hitam pertama yang duduk di kursi debat cawapres. Ia mengecam pembunuhan yang dilakukan polisi terhadap Breonna Taylor di Kentucky dan George Floyd di Minnesota. Harris juga memprotes ketidakadilan ras dalam tindakan hukum setelah insiden tersebut. 

Pence mengatakan, ia turut sedih kepada keluarga Taylor. Namun, ia mengaku percaya pada sistem peradilan AS. Ia balik menyerang Harris karena sebagai jaksa ia mempertanyakan keputusan dewan juri di peradilan perkara Taylor.  

Selain pandemi dan rasialisme, isu mengenai Iran mewarnai perdebatan tersebut. Saat sesi mengenai kebijakan luar negeri, Harris mengkritik keputusan Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Ia menilai, Trump tidak setia pada kesepakatan dengan penandatangan lain JCPOA.  

Sementara, Pence membalas argumen Harris dengan menyinggung hubungan Trump dengan Israel. "Presiden Trump menepati janjinya ketika dia memindahkan kedutaan Amerika ke Yerusalem. Ketika Joe Biden menjadi wakil presiden (pada era pemerintahan Barack Obama), dia berjanji untuk melakukan itu dan tidak pernah melakukannya," ujar Pence. 

photo
Wakil Presiden Mike Pence berdiri menghadapi kandidat wakil presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris. - (AP/Justin Sullivan/Pool Getty Images North Am)

Namun, Pence dan Harris menghindari sejumlah pertanyaan sulit. Pence, misalnya, menolak berkomentar tentang ancaman dari perubahan iklim atau apakah Trump akan menerima hasil pilpres jika kalah. Sebaliknya, Harris menolak berkomentar apakah Biden akan menambah hakim untuk Mahkamah Agung.

Harris terlihat cukup berhasil mengimbangi gaya serangan ala pasangan pilpresnya, Biden. Sementara, Pence terlihat tenang dan penuh perhitungan, suatu sikap yang jarang diperlihatkan Trump saat berdebat. Namun, kebiasaan Trump untuk mengambil alih perhatian kerap menenggelamkan penampilan sang wakil presiden. 

Debat Pence dan Harris tampaknya tak mengubah hasil jajak pendapat. Biden masih terlihat unggul, sementara pilpres hanya kurang dari empat pekan lagi. 

Jika debat calon presiden dilakukan tiga kali, debat cawapres dilakukan hanya satu kali. Debat ini untuk menunjukkan bahwa jika terpilih, mereka layak dan mampu memimpin AS jika diperlukan. Trump atau Biden akan menjadi presiden tertua jika terpilih dalam pemilihan presiden 3 November.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat