Pemanfaatan Iot untuk Smart Home | Freepik

Kabar Utama

Mencoba Bangkit Bersama Teknologi 

Pandemi membuka berbagai kesempatan di bidang teknologi sehingga membantu masyarakat tetap produktif. 

Pindahnya berbagai aktivitas ke ranah maya, menjadi salah satu dinamika yang terus mewarnai hari-hari masyarakat selama pandemi. Selama pandemi, gerak aktivitas masyarakat dibatasi, kemudian teknologi pun menjadi jembatan yang membuat kehidupan terus bergulir. 

Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kemenenterian Komunikasi dan Informatika, Ismail mengungkapkan, meski masih berjuang melalui pandemi, saat ini masyarakat harus mampu tetap menjaga produktivitasnya. “Kepindahan masyarakat yang masif ke ruang digital, juga harus dimaknai dengan memanfaatkan teknologi secara optimal,” ujarnya dalam webinar IoT for Resilience in The Face of Pandemics di Jakarta, Rabu (30/09).

Menurut Ismail, salah satu teknologi yang sangat cocok karakternya untuk membantu meningkatkan produktivitas masayarakat selama era pandemi, adalah Internet of Things (Iot). Karena, IoT memungkinkan proses otomasi dilakukan di berbagai industri. 

Dengan tetap diawasi manusia, proses otomasi yang dihadirkan melalui IoT dapat meminimalisir potensi penularan Covid-18. Namun, di sisi lain, berbagai pekerjaan juga tetap dapat terselesaikan dengan lebih akurat dan efisien. 

Sebelum pandemi, ekosistem IoT di Indonesia juga sudah mulai terbentuk. Hal ini terlihat dengan hadirnya banyak makers yang menciptakan berbagai inovasi lengkap dengan sensor untuk mewujudkan kemudahan otomasi melalui remote. Selain itu, ada pula asosiasi yang mewadahi para pemangku kepentingan di industri IoT untuk berhimpun dan bertukar pikiran. 

Tahun ini, kompetisi bagi para IoT makers yang digelar oleh Asosiasi IoT Indonesia (ASIoTI), Makers Creation 2020 kembali digelar. Di masa pandemi, fokus utama kompetisi adalah untuk membantu masyarakat menyelesaikan berbagai masalah yang kerap ditemui, di tengah masih tingginya kasus penularan virus Covid-19 dengan memanfaatkan teknologi IoT. 

Tim Usman-Amikom asal Yogyakarta pun merebut juara pertama kompetisi IoT Makers Creation 2020, dengan karyanya, UVC Sterilizer Lantai Masjid yang Aman. Kemudian, untuk juara kedua direbut TTG Team dari Mataram dengan karya Smart Gate CN20. Dan juara ketiga Tasik Inovasi dengan karya Smart Ventilator.

Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia, Teguh Prasetya menilai, ketiga pemenang ini, mampu membuat solusi IoT yang dibutuhkan oleh masyarakat sekarang dan telah mengimplementasikannya di lingkungan terdekat mereka. “Ada dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat karena pemanfaatan IoT perlu memperhatikan kondisi lokal agar mudah diadopsi dan diadaptasi dalam keseharian,” ujarnya.

Ia mengharapkan dengan dukungan komunitas, ASIoTI, dan Kementerian Kominfo, karya para pemenang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

Robot Pembersih Lantai Masjid

photo
Robot sterisasi lantai masjid - (Dok Elif Hari Muktafin)

Meski memunculkan banyak batasan, datangnya wabah virus Covid-19, juga membuka banyak kebutuhan, peluang, dan inspirasi baru yang akhirnya lahir dalam bentuk inovasi. Salah satunya, Usman (UVC Sterilizer Lantai Masjid yang Aman) dari Amikom. 

Elik Hari Muktafin dari tim Usman-Amikom menjelaskan, pihaknya memulai inovasi ini karena melihat dari kebutuhan di lingkungan terdekatnya. Masjid, katanya, merupakan salah satu tempat yang memiliki potensi tinggi penularan Covid-19.

Dekatnya jamaah dengan lantai ketika melakukan gerakan sujud, dapat meningkatkan risiko penularan Covid-19 dari lantai masjid. Membawa sajadah sendiri juga belum tentu dapat menghilangan risiko penularan, karena virus bisa saja menempel pada sajadah yang kemudian kita bawa pulang ke rumah. 

Usman merupakan robot yang berfungsi untuk mensterilisasi lantai masjid dan alas shalat dengan menggunakan teknologi UVC. Robot ini dapat bergerak secara otomatis dengan teknologi autonomous system

“Alat ini menjadi solusi bagaimana menjaga kondisi lantai masjid tetap bersih tanpa harus mengosongkan masjid untuk penyemprotan desinfektan,” ujarnya. Karena Usman juga dapat dikendalikan melalui smartphone, Elik melanjutkan, marbot atau penjaga bersih, kini juga dapat melakukan sterlisasi lantai masjid tanpa harus datang terlebih dulu ke masjid sebelum jamaah berdatangan. 

Dengan begitu, risiko penularan Covid-19 di masjid pun dapat kian diminimalisir. Menurut Elik, solusi ini juga sedang dalam proses paten karena pihaknya sudah memiliki rencana untuk mengembangkan produk ini hingga level komersialisasi skala industri.

Untuk makin memudahkan penggunaan Usman secara luas, Elik menjelaskan, saat ini Usman dibuat dengan sistem enkripsi sederhana. Hal ini dipilih untuk memudahkan apabila ada pihak-pihak lain yang ingin berkolaborasi menggunakan Usman. 

Selain itu, Usman juga akan dikembangkan dalam bentuk hibrid. Dengan begitu, manusia juga dapat membantu penggunaan Usman secara manual. Khususnya, ketika ada kendala yang ditemui dalam proses pembersihan lantai masjid. 

Misalnya, adanya lantai yang lantai, ada lubang atau penghalang, hingga orang lewat. Dengan demikian, Usman akan jadi semakin mudah digunakan.

Wujudkan Ketahanan Pangan 

photo
Pemanfaatan IoT untuk Smart Poultry - (Dok XL Axiata)

Digitalisasi dengan memanfaatkan teknologi IoT memiliki peran esensial di masa pandemi Covid-19. Head of Internet of Things PT XL Axiata Tbk Brian Cakra menjelaskan, IoT di dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu berbagai macam permasalahan masyarakat. 

Terlebih di masa pandemi, IoT juga dapat membantu Indonesia untuk meningkatkan ketahanan pangan. “Terkait ketahanan pangan, IoT dapat membantu baik dari segi crops, livestock, maupun aquaculture,” ujarnya. 

Dari segi crops misalnya, Brian melanjutkan, dengan sensor yang ada di perangkat IoT, kita akan dapat mendeteksi bagaimana kondisi tanah dan kapan saat yang paling tepat memberi nutrisi pada padi. Begitu juga dengan aquaculture, solusi ini dapat digunakan di tambak udang atau kerapu untuk memonitor kualitas air atau kualitas hidup biota laut. Sehingga ikan atau udang dapat terjaga kesehatannya. 

Pemanfaatan solusi IoT juga dapat membantu efisiensi waktu dan pekerjaan karena pekerjaan akan dilakukan secara otomatis. “Biaya yang dikeluarkan akan lebih efisien dan produksi meningkat. Dari sisi penyedia layanan, XL Business Solution mendengarkan kebutuhan pengguna dan memberikan solusi dengan model bisnis yang fleksibel dan sesuai,” ujar Brian.

Contohnya, pada solusi Smart Poultry yang saat ini sudah berjalan. Dengan solusi IoT Smart Poultry ini, peternak dapat memonitor kondisi lingkungan peternakan secara real-time. Mulai dari, suhu dan kelembaban sampai dengan tingkat cahaya, kecepatan angin, kadar CO2, juga amonia. 

Kemudian, peternak juga dapat memonitor konsumsi pakan dan minum ayam serta hasil tumbuh kembang ayam melalui indikator harian ABW (Average Body Weight) atau rata-rata berat harian. Peternak juga akan mendapatkan peringatan dan notifikasi secara langsung sehingga dapat lebih cepat tanggap menangani hal di kandang.

Dengan Smart Poultry, peternak akan dapat mengotomatisasi operasional kipas dengan menyesuaikan suhu dan kelembaban lingkungan untuk mencapai target suhu harian dalam kandang. Untuk memantau kondisi peternakannya, peternak dapat melakukan analisa performa dari beberapa indikator yang ada seperti feed efficiency dan depletion atau mortality rate melalui XL Smart Poultry Dashboard dari laman ataupun aplikasi mobile

Chief Enterprise & SME Officer XL Axiata, Feby Sallyanto menjelaskan, solusi Smart Poulltry ini, tidak hanya membuat pekerjaan jauh lebih efisien dan akurat, namun dapat meningkatkan produktivitas. Dimana indeks prestasi peternakan unggas yang telah memanfaatkan solusi IoT dapat meningkat sampai 420, sementara rerata Indonesia di berada di kisaran 300-an. “Lebih daripada itu, digitalisasi juga membuka kemungkinan untuk kemudahan akses ke institusi keuangan seperti perbankan,” ujar Feby. 

Sebagai bagian dari wujud nyata pelaksanaan revolusi industri 4.0, XL Smart Poultry akan terus diperluas dan menjangkau semua peternakan ayam di Indonesia, dengan perkiraan mencapai 70 ribu bingga 80 ribu peternak ayam. 

 
Pemanfaatan IoT perlu memperhatikan kondisi lokal agar mudah diadopsi dan diadaptasi dalam keseharian.
 
Teguh Prasetya, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia
 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat