Petugas KPPS mengevakuasi pemilih yang pingsan dalam simulasi pilkada di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (12/9). | MUHAMMAD IQBAL/ANTARA FOTO

Nusantara

Kasus Positif Covid KPU-Bawaslu Bertambah

Kantor Bawaslu setempat ditutup sementara setelah komisioner dan staf positif Covid-19.

AGAM—Jumlah penyelenggara pemilu yang terpapar Covid-19 kian banyak. Terakhir, sembilan penyelenggara pilkada di Kabupaten Agam, Sumatra Barat terkonfirmasi positif Covid. Mereka yakni, dua komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) beserta tiga orang staf dan dua komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) beserta dua orang staf.

Ketua KPU Agam Riko Antoni mengatakan lima orang dari KPU yang terkonfirmasi positif tersebut adalah dua komisioner dengan inisial RA, AH dan tiga orang staf dengan inisial V, W dan B. "Ini berdasarkan data yang saya terima dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Agam, Senin (16/9) pagi. Kami tidak mengetahui di mana terinfeksi Covid-19," katanya, Rabu (16/9).

Ia mengatakan, seluruh komisioner dan staf KPU setempat melakukan tes usap di Puskesmas Lubukbasung, Rabu. Sebelumnya, 35 komisioner dan staf KPU Agam melakukan tes usap di Puskesmas Lubukbasung, Senin (7/9). Tes usap ini dilakukan setelah dua calon bupati terkonfirmasi positif setelah mendaftar ke KPU setempat. 

Sementara itu, Ketua Bawaslu Agam Elvys mengatakan terdapat empat orang di Bawaslu yang terkonfirmasi positif. Dua komisioner Bawaslu dengan inisial EF dan I serta dua orang staf dengan inisial ID dan N. "Hasil usap komisioner dan staf Bawaslu Agam keluar pada Rabu (16/9) pagi," katanya.

Ia mengakui, Kantor Bawaslu setempat ditutup untuk sementara waktu setelah adanya komisioner dan staf terkonfirmasi positif. Kantor Bawaslu telah disemprot cairan disinfektan di seluruh ruangan.

Rencananya penyemprotan cairan disinfektan itu kembali dilakukan agar bisa kembali bekerja secepatnya."Kalau sudah bersih, kantor akan kita buka pada Kamis (17/9) dan sebagian staf masih libur sembari menunggu hasil usap," katanya.

Kasus terpaparnya penyelenggara pemilu juga sempat terjadi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah awal bulan ini. Bahkan, kasus di Boyolali menjadi klaster baru karena 96 penyelenggara pengawas ad hoc positif Covid.

Ketua Bawaslu RI, Abhan, mengatakan, pada awalnya Bawaslu Boyolali meminta satuan tugas (satgas) penanganan Covid-19 melakukan uji cepat atau rapid test kepada jajaran penyelenggara pengawas pilkada tingkat kabupaten hingga desa/kelurahan. Satgas justru menyanggupi tes usap.

Jajaran penyelenggara pengawas pilkada di 22 kecamatan di Kabupaten Boyolali diuji usap. Hasil tes yang sudah keluar ada 18 kecamatan dan empat kecamatan masih menunggu hasil tes usap.

Abhan memerinci, dari 96 orang yang dinyatakan positif Covid-19 merupakan 20 orang panitia pengawas (panwas) kecamatan dan 76 orang panwas desa/kelurahan.

Ia mengatakan, tes usap dilakukan usai jajaran panwas melakukan pengawasan tahapan pemutakhiran data pemilih (mutarlih) atau pencocokan dan penelitian (coklit) daftar pemilih. "Kalau ada pertanyaan ini terjadi ketika menjalankan tugas atau tidak? Ya tentunya ini dalam konteks menjalankan tugas tahapan kemarin mutarlih," kata Abhan saat itu. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat