Karya Buya Hamka ini dapat menjadi acuan utama melihat sejarah Islam.
Ilmuwan Muslim dari abad kesembilan, Abu Zaid al-Balkhi menulis buku tentang kesehatan mental.
Melalui buku ini, Sulthan Fathoni menelusuri sejarah praksis pendidikan sebagai jantung peradaban Islam.
Dalam menjalankan perang, kaum Muslimin haruslah dalam posisi diserang terlebih dahulu.
Dalam karyanya ini, Syelh Ramadhan al-Buthy menyajikan narasi tentang sejarah kehidupan Nabi SAW.
Karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi ini memaparkan dengan bernas asbabun nuzul ayat-ayat Alquran.
Melalui karyanya ini, Dr Muchlis Hanafi memaparkan makna dan hikmah Ramadhan sebagai bulannya Alquran.
Buku ini menjelaskan keutamaan bulan suci Ramadhan dari banyak perspektif.
Sunan Abu Dawud disebut-sebut mempunyai susunan topik-topik yang lebih baik daripada Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
Buku karya Syekh Nawawi al-Bantani ini memuat berbagai penjelasan tentang iman.
Melalui buku ini, budayawan Acep Zamzam Noor menawarkan persepktif rileks dalam beragama.
Rezim kolonial memelihara prasangka bahwa kaum pribumi berwatak pemalas.
Buku ini mengkritik penggunaan konsep dan metode hermeneutika untuk menafsir Alquran.
Melalui buku ini, penulis mengajak calon-calon pemimpin agar meneladan Nabi SAW.