Jamaah melakukan tawaf di Masjidil Haram, Jumat (31/7). | EPA/SAUDI MINISTRY OF MEDIA

Internasional

Idul Adha Dunia di Tengah Pandemi

Muslim di berbagai belahan dunia merayakan Idul Adha yang terimbas pandemi Covid-19.

DUBAI -- Sejumlah kecil jamaah haji menyelesaikan ritual terakhir rangkaian ibadah haji, Jumat (31/7). Sementara Muslim di berbagai belahan dunia merayakan Idul Adha yang terimbas pandemi Covid-19. 

Jamaah haji yang biasanya berjumlah sekitar 2,5 juta orang kini menciut hanya sekitar 1.000 orang saja. Mereka adalah orang yang memang tinggal di Arab Saudi. 

Setelah fajar menyingsing pada Jumat, sejumlah jamaah --lengkap dengan masker dan melakukan menjaga jarak fisik-- berjalan Jamarat untuk melakukan lempar jumroh di Mina. Di sana mereka melemparkan batu kerikil sebagai simbol melawan setan.

Sheikh Abdullah al-Manea, anggota Dewan Tinggi Ulama Arab Saudi memanfaatkan momen khutbah haji untuk memuji kepemimpinan Saudi. Menurutnya, Pemerintah Saudi berlaku bijak karena membatasi jumlah jamaah dan melindungi kehidupan umat manusia. 

"Kami berterima kasih pada peran positif umat Islam di seluruh dunia yang telah mematuhi aturan negara ini (Saudi -- Red) untuk melindungi mereka dari penyebaran virus ini, yang dibuat untuk melindungi Makkah dan Madinah," katanya.  

photo
Jamaah melakukan tawaf di Masjidil Haram, Jumat (31/7). Sehubungan pandemi Covid-19, Kerajaan Saudi membatasi jumlah jamaah haji tahun ini. - (EPA/SAUDI MINISTRY OF MEDIA)

Kementerian kesehatan Saudi mengatakan, sejauh ini tidak tidak ada jamaah haji yang sakit atau terinfeksi Covid-19. Pemerintah Saudi mengambil sejumlah langkah pencegahan termasuk memeriksa jamaah sebelum memulai rangkaian ibadah haji. 

Sejak awal, Pemerintah Saudi selaku penyelenggara haji melakukan seleksi secara online yang ketat untuk menentukan calon jamaah. Mereka yang dibolehkan berhaji hanya yang berusia antara 20 dan 50 tahun. 

Pergerakan mereka juga dipantau melalui gelang tangan elektronik yang dipasang pada setiap jamaah. Mereka diharuskan menjalani karantina sebelum dan sesudah berhaji. 

Idul Adha yang terimbas 

Pandemi telah mendorong jutaan umat manusia ke garis kemiskinan. Kondisi ini membuat sebagian Muslim tak lagi mampu berkurban.

photo
Seorang anak Palestina berdiri di depan hewan kurban di Jalur Gaza. - (EPA/MOHAMMED SABER)

Di Somalia, harga daging sedikit lebih mahal saat ini. Seorang pegawai negeri sipil di Mogadishu, Abdishakur Dahir, mengaku untuk pertama kalinya ia tidak mampu membeli kambing untuk kurban. Ini imbas dari pandemi.

"Saya bahkan kesulitan untuk membeli makan keluarga saya sendiri," kata Dahir. "Kami saat ini hanya berusaha bertahan. Hidup semakin sulit dari hari ke hari," ujarnya menambahkan. 

Di sejumlah negara di Afrika Barat, harga hewan kurban berlipat ganda. Para penjual hewan ternak yang biasa menjual sebelum hari raya, kini mengaku penjualan mereka merosot. Banyak orang yang ingin membeli hewan kurban tak mampu mengeluarkan banyak uang.

"Situasinya benar-benar diperumit oleh virus korona, pasar jadi sulit," kata Oumar Maiga, penjual hewan ternak di Pantai Gading. "Kita berada dalam situasi yang belum pernah terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini."

Di Ibu Kota Irak, Baghdad, jalanan tampak lengang karena pemberlakukan lockdown atau karantina wilayah untuk mencegah penyebaran virus. Rencana shalat Idul Adha di masjid pun dibatalkan.

photo
Suku Badui memerah susu kambing menjelang perayaan Idul Adha. - (EPA-EFE/Gailan Haji)

"Tadinya kami berharap pembatasan jam malam dicabut saat Idul Adha... kami kaget karena ternyata masa lockdown ini juga berlaku pada hari libur Idul Adha  dan seterusnya," kata Marwan Madhat, pemilik kafe di Baghdad. "Ini akan mengakibatkan kerugian."

Kosovo dan Uni Emirat Arab juga menutup masjid untuk membatasi penyebaran virus korona. Di Lebanon, umat Islam shalat di masjid dengan pengamanan yang amat ketat. Sementara lockdown sebagian berlaku hingga 10 Agustus.

Jamaah shalat Idul Adha di Masjid Mohammad al-Amin tumpah hingga ke jalanan di Beirut. Hal ini karena jamaah mematuhi aturan menjaga jarak.

Pemimpin umat Islam di Albania dan Kosovo menyerukan warga untuk berhati-hati saat merayakan Idul Adha. Termasuk di antaranya, mereka mengingatkan warga untuk membatasi kunjungan sanak saudara.

Beberapa hari sebelum Idul Adha, Alioune Ndong di Senegal mengaku tidak tahu bagaimana ia bisa merayakannya bersama keluarga. Ia berharap Pemerintah Senegal bisa membantu warga seperti dirinya. 

photo
Wanita Badui di Yordania memerah susu kambing menjelang Idul Adha di kamp pngungsian di Amman, Selasa (28/7). - (EPA-EFE/ANDRE PAIN)

"Covid-19 telah menguras uang saya," kata Ndong, yang bekerja sebagai penjahit di Kota Mbour.

Sementara di Inggris, pada Kamis (30/7) malam memberlakukan lockdown ketat di kawasan England utara. Pada Kamis, Inggris menghadapi jumlah infeksi terbanyak dalam sebulan. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengingatkan ancaman gelombang kedua Covid-19 di Eropa. 

Warga tidak diizinkan untuk bercampur dengan keluarga dari kediaman berbeda. Jika ingin ke masjid, misalnya, mereka harus memastikan bahwa mereka hanya bersama anggota satu rumah dan tidak bercampur dengan orang lain. Pelanggar aturan ini akan dikenai denda 100 poundsterling. 

Saat berita ini ditulis, data Johns Hopkins University menunjukkan, kasus Covid-19 secara global mencapai 17,3 juta kasus dan 673 ribu kematian. Kasus terbanyak terjadi di Amerika Serikat yaitu sekitar 4,5 juta kasus. Berikutnya adalah Brasil dengan lebih dari 2,6 juta kasus dan India dengan lebih dari 1,6 juta kasus. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat