Pekerja memeriksa kebersihan peralatan produksi vaksin SinoPharm di Beijing. | AP/Zhang Yuwei/Xinhua

Internasional

WHO: Vaksin Kemungkinan Siap 2021 

Cina mengeklaim kandidat vaksin Covid-19 siap digunakan untuk umum akhir tahun ini.

JENEWA -- Kepala Program Kedaruratan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mike Ryan, menyambut baik atas kemajuan peneliti mengembangkan vaksin melawan Covid-19 dengan beberapa percobaan tahap akhir, Rabu (22/7). Hanya saja, dia mengingatkan, penggunaan pertama vaksin untuk seluruh masyarakat tidak dapat diharapkan sampai awal 2021. 

"Secara realistis itu terjadi pada paruh pertama tahun depan, baru kemudian kita mulai melihat orang-orang mendapatkan vaksinasi," katanya. 

Ryan menyatakan, ketika vaksin sudah siap tersedia untuk masyarakat umum, WHO akan memastikan distribusinya berjalan adil. Cara tersebut dinilai menjadi kunci menuntaskan pandemi, karena setiap hari kasus baru di seluruh dunia berada pada tingkat yang mendekati rekor tertinggi. 

Sementara itu Cina mengklaim kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) siap digunakan untuk umum akhir tahun ini. Sebelumnya vaksin tersebut diperkirakan mulai bisa diedarkan pada 2021.

Saat ini, berbagai perusahaan dan lembaga penelitian di sejumlah negara tengah berlomba-lomba memproduksi vaksin Covid-19. Di antara negara-negara yang ikut mengembangkan vaksin adalah Amerika Serikat, Cina, Jerman, Inggris, Australia, Jepang, Korea Selatan, India, Rusia, sampai Korea Utara. The New York Times melaporkan, sedikitnya 140 lembaga/perusahaan telah melakukan fase praklinikal, yakni uji coba vaksin potensial pada hewan untuk mengetahui respons imun.

Sementara, 19 lembaga/perusahaan telah mencapai fase pertama, yakni pengujian vaksin pada sejumlah kecil relawan untuk menguji keamanan dan dosis serta stimulasi sistem imun. Selain itu, 13 lembaga/perusahaan telah mencapai fase kedua, yakni pengujian vaksin pada ratusan orang berbagai umur. Jika imunitas pada lebih dari 50 persen relawan tercapai, vaksin bisa dianggap efektif. 

Sedangkan, yang mencapai fase ketiga sejauh ini baru empat lembaga/perusahaan. Pada fase ini, vaksin potensial diberikan kepada ribuan relawan untuk menentukan keampuhan vaksin melawan virus korona. Di antara yang mencapai fase ini adalah Sinovac dan Sinopharm dari Cina, perusahaan Inggris-Swedia Astrazeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford, dan Murdoch Children’s Research Institute dari Australia.

Vaksin Covid-19 hasil pengembangan tim University of Oxford merupakan salah satu yang telah terindikasi aman dan memicu respons imun. Uji coba yang melibatkan 1.077 orang menunjukkan vaksin bernama “ChAdOx nCov-19” tersebut membuat antibodi dan sel-T yang dapat melawan virus korona. 

Sedangkan dalam pelaksanaan fase ketiga, Sinovac mengirimkan vaksin potensial ke sejumlah negara yang nantinya diberi hak produksi. Salah satunya Indonesia dengan PT Biofarma sebagai produsen potensial. Sebanyak 2.400 unit vaksin potensial dari Sinovac tiba di Indonesia pada Ahad (19/7).

Kerja sama mengembangkan vaksin Covid-19 juga dijalin Indonesia dan Korea Selatan. Kerja sama ini telah dilakukan sejak Juni. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan, mengatakan, Kedutaan Besar (KBRI) dan duta besar RI di Seoul telah memfasilitasi pembahasan kerja sama tersebut sejak Juni lalu.

Vaksin itu sedang menjalani uji klinis tahap satu vaksin Covid-19 di Korsel hingga Agustus. "Uji klinis tahap dua direncanakan akan dimulai di Indonesia pada September atau Oktober 2020," ujar Retno dalam konferensi pers daring, Kamis. 

Pemerintah Cina juga menjanjikan memberikan pinjaman sebesar satu miliar dolar AS atau sekitar Rp 14,6 triliun (dengan kurs Rp14.600 per dolar AS) kepada negara-negara Amerika Latin dan Karibia. Dana itu diberikan agar mereka memiliki akses vaksin Covid-19.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Cina Wang Yi saat melangsungkan pertemuan virtual dengan menlu negara-negara Amerika Latin dan Karibia pada Kamis (23/7). Meksiko, Argentina, Barbados, Cile, Kolombia, Kosta Rika, Kuba, Republik Dominika, Ekuador, Panama, Peru, Trinidad dan Tobago, dan Uruguay adalah negara yang berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard memang telah menyampaikan perihal rencana Cina meminjamkan dana untuk akses vaksin. "Menlu Cina menekankan bahwa vaksin yang dikembangkan di negaranya akan menjadi barang publik untuk akses universal, dan bahwa negaranya akan memberikan pinjaman satu miliar dolar AS untuk mendukung akses negara-negara di kawasan itu," katanya.

Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin pertemuan para menlu itu bertujuan mengonsolidasikan konsensus antara kedua belah pihak untuk bersama-sama memerangi pandemi. Di sisi lain, kegiatan tersebut akan memperkuat rasa saling percaya di bidang politik dan menegakkan multilateralisme.

"Ketika pandemi Covid-19 mendatangkan malapetaka di seluruh dunia, Cina dan negara-negara Amerika Latin serta Karibia, meskipun terpisah lautan, telah berdiri bersama melawan musuh bersama ini dan melakukan kerja sama yang praktis serta efektif untuk kepentingan semua rakyat kita," kata Wang Wenbin saat pengarahan pers pada Rabu (22/7), dikutip laman resmi Kemlu Cina.

Kasus Covid-19 di Amerika Latin telah menembus empat juta. Brasil dan Peru merupakan dua negara paling terpukul serta melaporkan lonjakan kasus signifikan. Menurut data yang dihimpun Worldmeters, saat ini Brasil memiliki 2.231.871 kasus serta 82.890 korban jiwa. Sementara Peru  Peru telah mencatatkan 366.550 kasus serta 17.445 kematian.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat