Internet Sehat Untuk Anak. Warga ikut meramaikan kampanye internet sehat untuk anak saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Jakarta, Ahad (31/7). Demi mengampanyekan sosial media yang sehat bagi anak-anak, Facebook membuat program bernama | Republika/ Wihdan

Inovasi

Hujan Notifikasi di Smartphone dan Pergeseran Fungsi Otak

Setengah dari remaja berusia 11-17 tahun menerima setidaknya 237 notifikasi per hari pada ponsel mereka.

Studi terbaru dari Common Sense Media mengungkapkan bahwa remaja sering kali "dihujani" oleh ratusan notifikasi pada ponsel mereka setiap hari. Kondisi yang sangat menstimulasi ini dikhawatirkan dapat memengaruhi beberapa fungsi di otak remaja yang masih dalam tahap perkembangan.

Studi ini dilakukan dengan cara menyurvei 203 orang remaja berusia 11-17 tahun. Selama studi berlangsung, tim peneliti memasang sebuah aplikasi pada ponsel para remaja untuk memantau ponsel mereka.

Aplikasi tersebut bisa memberikan informasi mengenai aplikasi yang sedang digunakan oleh remaja, waktu penggunaan aplikasi, serta jumlah notifikasi yang muncul. Melalui studi ini, tim peneliti juga memantau aplikasi media sosial yang digunakan oleh para remaja. Aplikasi-aplikasi tersebut mencakup Tiktok, Snapchat, Facebook, Instagram, dan Discord.

photo
Internet Sehat untuk Anak. Warga ikut meramaikan kampanye internet sehat untuk anak saat hari bebas kendaraan bermotor di Jakarta, Ahad (31/7). Demi mengampanyekan sosial media yang sehat bagi anak-anak, Facebook membuat program bernama Think Before You Share di Indonesia. Kampanye tersebut mempunyai misi agar setiap pengguna Facebook dapat berpikir panjang sebelum mengunggah konten di media sosial (medsos). Pasalnya, setiap konten yang diunggah dapat berdampak ke pengguna medsos lainnya. Republika/ Wihdan - (Republika/ Wihdan)

Menurut studi, sekitar setengah dari remaja berusia 11-17 tahun menerima setidaknya 237 notifikasi per hari pada ponsel mereka. Sekitar 25 persen dari notifikasi tersebut muncul di saat jam sekolah, sedangkan 5 persen lainnya muncul pada malam hari.

Pada beberapa kasus, sebagian remaja bahkan bisa mendapatkan hampir 5.000 notifikasi dalam waktu 24 jam. Sebagian besar notifikasi yang muncul berkaitan dengan media sosial.

Tak hanya itu, sebanyak 59 persen remaja masih aktif menggunakan ponsel pada tengah malam hingga jam 05.00 pagi. Selama kurun waktu tersebut, sebagian besar remaja menggunakan ponsel mereka untuk membuka aplikasi media sosial.

Namun, banyak juga yang menggunakan ponsel mereka untuk memasang musik atau white noise untuk mempermudah tidur. "Mereka secara konsisten didorong untuk menanggapi teman-teman mereka secara sosial di Snapchat, Tiktok, atau aplikasi apa pun. Ini merupakan faktor dominan dari seluruh kehidupan pribadi mereka," ujar CEO Common Sense Media, Jim Steyer, seperti dilansir NBC News pada Rabu (4/10/2023).

Pengguna Medsos Indonesia - (republika)

  ​

Masifnya notifikasi yang muncul pada ponsel serta tingginya tingkat penggunaan ponsel dapat menciptakan kondisi yang sangat menstimulasi bagi remaja. Lingkungan dengan stimulasi yang tinggi seperti ini bisa memengaruhi kemampuan kognitif, rentang perhatian, hingga daya ingat pada otak remaja yang masih berkembang.

"Apa saja konsekuensi jangka panjangnya? Saya rasa kita tidak tahu," kata direktur sementara dari departemen ilmu kejiwaan anak dan remaja dari Rady Children's Hospital-San Diego, Dr Benjamin Maxwell, yang tak terlibat dalam studi.

Bimbingan yang Lebih Komprehensif

Menurut studi, sekitar 97 persen remaja juga aktif menggunakan ponsel selama jam sekolah. Meski paparan ponsel di jam sekolah bisa mengganggu fokus belajar, tim peneliti tidak memberikan rekomendasi kepada sekolah untuk memberi tindakan tegas, bahkan melarang penggunaan ponsel.

Ketua tim peneliti dan associate professor di bidang kedokteran anak dari CS Mott Children's Hospital di Michigan University, Dr Jenny Radesky, menilai sekolah justru perlu berperan untuk membantu para remaja. Dalam hal ini, membantu para remaja agar bisa mengontrol atau mengendalikan diri saat menggunakan ponsel.

Medsos yang Mengadiksi - (Republika)

  ​

Radesky mengatakan, banyak remaja yang menggunakan ponsel untuk berkomunikasi dengan orang tua selama di sekolah. Tak jarang, remaja menggunakan ponsel di sekolah untuk mencari hiburan saat otak mereka butuh istirahat. "Sekolah bisa terasa berat dan penuh tekanan bagi banyak anak. Ponsel merupakan salah satu cara bagi mereka untuk memberikan otak mereka jeda istirahat," ujar Radesky.

Studi ini juga menemukan bahwa kesadaran dalam mengontrol penggunaan ponsel semakin besar seiring dengan bertambahnya usia remaja. Remaja yang beranjak semakin besar cenderung memiliki keinginan untuk mengatur kebiasaan mereka dalam menggunakan ponsel. Sebagai contoh, menggunakan fitur "do not disturb" ketika sedang belajar. "Mereka tidak ingin merasa dibombardir oleh notifikasi atau tidak ingin fokus mereka terbagi," kata Dr Radesky.

Namun, di sisi lain, godaan notifikasi yang muncul pada ponsel terkadang sulit untuk dihindari oleh banyak remaja. Oleh karena itu, bimbingan dari orang tua dan sekolah sangat diperlukan agar anak-anak bisa menggunakan ponsel secara bertanggung jawab.

Terlebih, berbagai platform media sosial menarik perhatian banyak pengguna. Mereka akan menampilkan banyak konten yang sesuai dengan preferensi pengguna, sehingga pengguna akan menghabiskan banyak waktu di media sosial. Dengan begitu, mereka bisa menampilkan beragam iklan pada pengguna dan mendulang keuntungan. "Ini benar-benar merupakan perlombaan untuk mendapatkan perhatian Anda," ujar Steyer. 

 

 
Kesadaran dalam mengontrol penggunaan ponsel semakin besar seiring dengan bertambahnya usia remaja. 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Menghentikan Evolusi Medsos Menjadi E-Commerce, Mungkinkah?

Booming-nya TikTok, membuatnya berevolusi menjadi tempat orang berdagang.

SELENGKAPNYA

Tawuran Gaya Baru Dipicu Medsos

Penangkapan remaja bersenjata tajam yang hendak tawuran makin marak.

SELENGKAPNYA