
Kitab
Mengenal Sosok 'Samson' Dalam Islam
Syam'un al-Ghozi merupakan seorang nabi Allah pada zaman Bani Israil.
Kebanyakan orang saat ini mungkin hanya mengenal sosok Samson dalam kisah Samson and Delilah atau Samson Betawi seperti yang digambarkan dalam film Indonesia. Padahal, sosok pahlawan tangguh tersebut sudah ada sejak ribuan tahun lalu dalam Islam.
Sosok legenda Muslim tersebut merupakan seorang nabi Allah bernama Syam'un. Nabi bernama lengkap Syam'un al-Ghozi ini memiliki mukjizat dapat melunakkan besi dan dapat merobohkan istana.
Sebagaimana cerita Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis, ia pernah merobohkan pilar-pilar istana yang kokoh dengan hanya kedua tangannya. Kemudian, ia banyak menewaskan musuh-musuh Allah. Perjuangannya dalam jihad berlangsung hingga puluhan tahun. Bahkan, disebutkan pula bahwa ia turut gugur dalam sebuah pertempuran.
Namun, Allah kemudian menghidupkan kembali sosok Syam'un dan ia segera bertobat lantaran merasa berdosa. Sejak saat itu, Syam'un pun bernazar untuk menebus dosanya dengan menumpas semua kebatilan dan kekufuran dalam hidupnya serta menyibukkan diri dalam beribadah kepada Allah selama seribu bulan hingga ajalnya tiba.
Penulis buku ini, Rully Ferdiansyah, sangat terkesan dengan kisah Nabi Syam'un ini. Salah satu alasannya karena saat Rasulullah SAW menceritakan kisah Nabi Syam'un tersebut kepada para sahabatnya. Kemudian, turunlah Malaikat Jibril membawa surah al-Qadr ayat 1-5 kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam surat tersebut, Allah menjelaskan tentang keutamaan Lailatul Qadar atau malam kemuliaan yang hanya bisa didapatkan pada bulan Ramadhan. Disebutkan bahwa pahala bagi orang yang beribadah pada malam Lailatul Qadar itu lebih baik daripada ibadah Nabi Syam'un selama seribu bulan.
Dalam menuliskan sejarah Nabi Syam'un ini, penulis merasa masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan fakta-faktanya. Namun, sebagai umat Islam, kita hanya perlu mengimani kisah tersebut lantaran Rasulullah telah menuturkan langsung mengenai sosok Syam'un ini.
Untuk semakin memantapkan iman, dalam buku ini penulis mencoba untuk memaparkan kisah perjuangan Nabi Syam'un dalam menyampaikan risalah Allah SWT dari masa ke masa. Rully menuliskan kisah sang nabi ini dengan langgam atau gaya tutur yang komunikatif, seolah-olah buku ini adalah sebuah novel. Alhasil, pembaca tidak akan merasa bosan dengan menyimak sepak terjang sosok dari kalangan Bani Israil itu.
Para pembaca akan diajak menyelami kisah-kisah Syam'un mulai dari kisah kelahirannya, masa kecil, mukjizat, hingga saat memimpin Gaza. Namun, keistimewaan Syam'un ini terletak pada perjuangannya dalam menegakkan kebenaran sehingga namanya dimuliakan oleh Allah.
Dalam menghayati semua episode kisah Nabi Syam'un, penulis sendiri akhirnya memahami pengalaman suka duka dalam kehidupannya. Ia merasa menemukan kekuatan bahwa Tuhan akan selalu membantu kita, selalu memperhatikan kita. Dengan demikian, mungkin kisah ini juga dapat membantu pembaca dalam melalui semua kesulitan dalam hidupnya.
Dalam setiap kisah yang dituturkan penulis dalam buku ini, kita akan memahami betapa banyak hikmah di balik ujian-ujian yang diberikan Tuhan.Akan selalu ada peristiwa-peristiwa tertentu yang harus kita alami untuk menuntun kita kembali kepada Allah. Pada akhirnya, ada hal-hal yang terjadi agar kita bisa mengambil hikmah dari ujian Allah tersebut, sebagaimana kisah Nabi Syam'un.
Sang nabi dikisahkan memiliki watak yang tangguh dan penyabar. Demi melawan musuh-musuh agama, ia berjuang keras. Karena itu, banyak pelajaran dapat dipetik dari menyimak kisahnya.
Hal ini telah dijelaskan Allah dalam Alquran surah Yusuf ayat 111, yang artinya, "Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran (ibrah) bagi orang-orang yang mempunyai akal."
Ibnu Katsir menyebutkan tanpa ragu bahwa Syam'un memang berkedudukan sebagai seorang nabi Allah.
Memang, Nabi Syam'un merupakan sosok yang tidak disebutkan nama dan kisahnya dalam Alquran. Namun, kisahnya telah penulis temukan dalam penuturan Rasulullah SAW dan beberapa literatur Islam. Bahkan, salah satu kitab terlengkap mengenai kisah para nabi, Qashashul Anbiya karya Ibnu Katsir menyebutkan tanpa ragu bahwa Syam'un memang berkedudukan sebagai seorang nabi Allah.
Di balik keperkasaannya, Syam'un hanya manusia biasa yang terkadang kecewa oleh umatnya yang bebal sehingga ia meruntuhkan istana umatnya tersebut. Namun, Syam'un tahu bahwa musuhnya yang paling kuat juga ada di rumahnya sendiri. Karena itu, melalui perjuangan dakwahnya yang berat, ia diuji untuk tidak memercayai siapa pun kecuali kepada Allah.
Melalui buku yang ditulis dengan narasi mengalir seperti air ini, kisah Syam'un disuguhkan dengan penuh inspirasi, seru, haru, dan terus memunculkan rasa penasaran. Selain itu, pembaca juga akan dapat mengetahui asal-muasal malam Lailatul Qadar.