Presiden AS Joe Biden berjabat tangan dengan Presiden Cina Xi Jinping di sela KTT G-20 di Bali, Senin (14/11/2022). | AP Photo/Alex Brandon

Opini

Tensi Geopolitik Dunia

Indonesia diharapkan memediasi perselisihan paham di antara negara anggota.

INDRIANA KARTINI, Peneliti Pusat Riset Politik, Badan Riset dan Inovasi Nasional.

Perhelatan KTT G-20 sebagai puncak dari seluruh alur pertemuan G20, berupa sherpa track, financial track, dan engagement groups digelar pada 15-16 November 2022 di Bali di bawah presidensi Indonesia.

Dipastikan tiga kepala negara, yaitu Rusia, Brasil, dan Meksiko tidak menghadiri KTT tersebut karena dinamika politik domestik dan internasional. 

Leaders’ declaration dan concrete deliverables dari KTT G-20 ditunggu-tunggu masyarakat dunia, mengingat pandemi yang belum sepenuhnya usai dan situasi geopolitik yang kompleks akibat perang Rusia – Ukraina.

Indonesia memegang amanah untuk menyukseskan berlangsungnya KTT G20 di tengah ketegangan geopolitik dunia yang memengaruhi pemulihan global. Terdapat perbedaan pandangan di antara negara anggota G20 tentang penyebab melambatnya pemulihan global.

 
Indonesia memegang amanah untuk menyukseskan berlangsungnya KTT G20 di tengah ketegangan geopolitik dunia yang memengaruhi pemulihan global.
 
 

Perbedaan ini terungkap dalam perhelatan tingkat tinggi seperti pertemuan para menteri luar negeri (FMM) dan pertemuan para menteri keuangan dan gubernur sentral (FMCBG).

Dalam perhelatan tersebut, banyak negara anggota berpandangan perang yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina bersifat ilegal dan tidak dapat dibenarkan serta mengganggu pemulihan ekonomi global.

Beberapa negara anggota menggarisbawahi sanksi terhadap Rusia yang tidak menargetkan pasokan makanan. Kemudian terdapat negara yang berbeda pandangan dengan kebanyakan negara anggota bahwa perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia berdampak pada ekonomi global.

Negara anggota tersebut berpandangan, sanksi terhadap Rusia justru menjadi penyebab utama dampak negatif terhadap ekonomi global. Perbedaan pandangan ini mengakibatkan pertemuan tingkat tinggi G20 seperti FMM Juli 2022, gagal menghasilkan kesepakatan bersama.

 
Beberapa negara anggota menggarisbawahi sanksi terhadap Rusia yang tidak menargetkan pasokan makanan.
 
 

Bahkan, sesi foto bersama tidak dilakukan karena Menlu Rusia Sergei Lavrov walk out dari pertemuan karena mendapat kritikan keras dari negara G7  yaitu Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, AS, dan Inggris.

Bahkan Rusia absen dalam sesi diskusi tentang inflasi harga pangan yang diakibatkan invasi Rusia dan blokade ekspor gandum dari Ukraina. Sebelumnya pada FMCBG April 2022, juga gagal menghasilkan kesepakatan bersama karena aksi walk out yang dilakukan pihak yang berseberangan dengan Rusia yang dimotori Amerika Serikat.

Itu sebagai bentuk protes atas invasi Rusia ke Ukraina. Di tengah aksi-aksi walk out yang dilakukan dua pihak berseberangan, Indonesia, selaku presidensi G20 berupaya menciptakan situasi nyaman dan kondusif di antara seluruh negara anggota dalam perhelatan G20.

Pulih bersama

Meski pemulihan global melambat akibat pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya usai dan perang Rusia-Ukraina, KTT G20 kali ini berupaya menghasilkan leader’s declaration dan concrete deliverables dari tiga prioritas G-20.

 
Di tengah aksi-aksi walk out yang dilakukan dua pihak berseberangan, Indonesia, selaku presidensi G20 berupaya menciptakan situasi nyaman dan kondusif.
 
 

Yakni arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi, dalam semangat “Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat” (Recover Together, Recover Stronger). 

Terkait agenda arsitektur kesehatan global, dilakukan penggalangan dana global untuk pencegahan, kesiapan, dan respons terhadap pandemi, penguatan resiliensi sistem kesehatan dunia dan standar protokol kesehatan global yang harmonis, serta alih teknologi dan diversifikasi produksi vaksin.

Kemudian isu  transformasi ekonomi berbasis digital, dilakukan penciptaan nilai ekonomi digital untuk pemulihan ekonomi, adopsi teknologi bagi UMKM, pengembangan keterampilan dan literasi digital, serta digitalisasi sektor yang berkontribusi menjadi sumber pertumbuhan baru.

Dalam  isu transisi energi, dilakukan perluasan akses teknologi sumber energi bersih, percepatan penurunan emisi karbon, pelibatan sektor swasta, dan percepatan penggunaan sumber energi yang lebih ramah lingkungan.

 
Pertama, melakukan mitigasi dampak berkepanjangan dari krisis guna mendukung pertumbuhan berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
 
 

Sementara itu, terkait concrete deliverables sebagai inisiatif yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dunia, disepakati beberapa komitmen penting dalam FMCBG ke-4 Oktober 2022.

Pertama, melakukan mitigasi dampak berkepanjangan dari krisis guna mendukung pertumbuhan berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Kedua, bank-bank sentral G-20 berupaya mencapai stabilitas harga, dengan memonitor langsung dampak inflasi.

Ketiga, memprioritaskan aksi kolektif dan koordinatif untuk mengendalikan pandemi dan bersiap diri lebih baik menghadapi pandemi masa mendatang. 

Keempat, mendukung negara-negara rentan untuk “Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat” dengan menyalurkan dana sebesar 81,6 miliar dolar AS melalui saluran special drawing rights (SDRs).

Kelima, menangani tantangan global seperti perubahan iklim, degradasi lingkungan dalam rangka mencapai ekonomi dan masyarakat yang lebih hijau, berkelanjutan, serta lebih sejahtera dan inklusif.

Mengingat tantangan yang dihadapi banyak negara berkembang dalam mengakses keuangan dan teknologi, G20 mendorong pemenuhan janji negara maju mengumpulkan keuangan iklim sebesar 100 miliar dolar AS dimulai 2020 hingga 2025 guna membantu negara berkembang.

Keenam, pandemi telah memperbesar ketidaksetaraan bagi kelompok-kelompok rentan dan tidak terlayani seperti perempuan, pemuda, dan UMKM. Karena itu, G-20 mendorong Financial Inclusion Framework on Harnessing the Benefit of Digitalization.

Tujuannya, meningkatkan produktivitas dan membina ekonomi berkelanjutan dan inklusif bagi kelompok tak terlayani seperti UMKM di bawah program the G20 2020 Financial Inclusion Action Plan dan Implementation Guide for the G20 High-Level Principles for Digital Financial Inclusion.

Selama rangkaian perhelatan G-20 hingga puncak KTT -G20 dan di tengah situasi geopolitik dunia yang kompleks, Indonesia selaku pemegang Presidensi G20 memfokuskan pada aksi nyata concrete deliverables.

Komitmen-komitmen concrete deliverables tersebut sangat diharapkan implementasinya oleh masyarakat dunia. Mengingat aksi-aksi nyata tersebut akan bermanfaat tidak hanya bagi negara anggota G-20, juga bagi negara-negara berkembang dan rentan.

Termasuk, kelompok-kelompok rentan dan tidak terlayani sebagai solusi krisis. Sebagai bridge builder, Indonesia diharapkan mampu memberikan solusi bagi permasalahan dan memediasi perselisihan paham di antara negara anggota.

Sehingga, KTT G-20 menghasilkan leaders’ declaration yang dipatuhi bersama guna mewujudkan harapan hidup lebih baik bagi masyarakat dunia dalam semangat “Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat”. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Pelindo Pangkas Waktu Bongkar Buat

Lebih dari 60 persen barang ekspor melalui Tanjung Priok datang dari hinterland di timur Jakarta.

SELENGKAPNYA

Indonesia Percepat Pensiun PLTU Batu Bara

PLN berencana memensiunkan 6,7 GW PLTU memakai skema ETM.

SELENGKAPNYA