
Nasional
Forum Parlemen Bantu Hadapi Krisis Melalui Politik
Ketua DPR menyebut ada tujuh isu strategis yang diangkat dalam pertemuan P20.
JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyebut, forum The 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) strategis untuk membahas agenda dunia yang membutuhkan dukungan politik. Ia berharap, forum ini bisa membantu menyelesaikan berbagai tantangan dan masalah yang dihadapi dunia.
Jokowi mengatakan, dunia saat ini tengah menghadapi tantangan yang sangat berat. Selain pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya berakhir, juga terjadi konflik geopolitik yang menimbulkan dampak global, serta ancaman krisis energi, pangan, dan keuangan. Pada saat yang bersamaan, semua negara akan menghadapi dampak perubahan iklim yang juga menimbulkan gangguan pada produksi pangan dan menyebabkan adanya ancaman kelaparan.
"Saya yakin forum parlemen G20 ini menjadi sangat strategis untuk membicarakan agenda-agenda bersama dunia yang memerlukan dukungan politik dari parlemen," kata Jokowi saat membuka sidang the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/10).
Jokowi menambahkan, tiap negara memiliki kemampuan yang berbeda. Beberapa negara mampu bertahan dan memiliki resiliensi tinggi, namun banyak negara lainnya juga yang terancam menjadi negara gagal. Presiden mendorong agar seluruh dunia bekerja sama dan menurunkan ego masing-masing. Menurut Presiden Jokowi, konflik dan perpecahan justru akan berdampak dan menyengsarakan seluruh masyarakat dunia.
"Semua rugi, semua terancam, tidak ada satu pun yang menang karena sesungguhnya semuanya kalah," tambah dia. Jokowi pun mengajak parlemen global agar dapat menjadi bagian dari solusi, berperan sebagai jembatan, pembawa misi perdamaian, membangun dialog, dan membangun perundingan.
Tujuh isu
Ketua DPR Puan Maharani menyebut ada tujuh isu strategis yang diangkat dalam pertemuan P20. Pertama, mitigasi risiko gejolak perekonomian global yang dapat berkepanjangan. Kedua, menjaga stabilitas pasar komoditas global, menjaga rantai pasok pangan ke pasar global, dan memastikan perdagangan pangan dan komoditas pertanian dunia yang terbuka, dan adil.
Ketiga, mengakselerasi implementasi pembangunan ekonomi berkelanjutan dan ekonomi hijau. Keempat, mempercepat transisi energi bersih dan terbarukan yang harus segera dilakukan. Kelima, mengatasi kesenjangan pendanaan bagi negara berkembang dalam menjalankan agenda global.
Keenam, memperkuat inklusi sosial, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan. Ketujuh, meningkatkan peradaban demokrasi.

Puan meyakini pertemuan P20 mampu menghasilkan rumusan tepat dan dapat diimplementasikan dalam mendukung kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Bali pada November mendatang. "Khususnya, dalam kerangka pemulihan global, pencapaian agenda pembangunan berkelanjutan 2030, dan mengatasi berbagai tantangan global," katanya.
Di sela pertemuan P20, Puan bertemu dengan Chairwoman of the Federation Council of the Russian Federation, Valentina Matviyenko. Salah satu hal yang dibahas adalah terkait konflik antara Rusia dan Ukraina. "Indonesia mendorong agar perang segera dihentikan, dan agar dialog dan diplomasi dikedepankan," ujar Puan.
Ia mendorong agar dunia internasional tetap mendukung jalur dialog dan diplomasi sebagai salah satu upaya menghentikan konflik Ukraina dan Rusia. Posisi Indonesia terhadap konflik kedua negara tersebut menghormati tujuan dan prinsip piagam PBB serta hukum internasional.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Nasyiatul Aisyiyah Usulkan Tribun Khusus Perempuan
Saat ini banyak kaum hawa yang tertarik menonton pertandingan sepak bola secara langsung ke stadion
SELENGKAPNYA