Jamaah Umrah melaksanakan tawaf di Masjidil Haram | EPA-EFE/SAUDI HAJJ AND UMRAH MINISTRY

Khazanah

Jamaah Umrah Diminta Ikuti 5M

Pemerintah Arab Saudi masih memberikan izin kepada Indonesia untuk memberangkatkan jamaah umrah.

JAKARTA – Pemerintah memilih untuk melanjutkan penerbangan jamaah umrah meski kasus Covid-19 varian omikron tengah meningkat.

Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr Budi Sylvana, mengingatkan jamaah untuk terus mematuhi protokol kesehatan dan melakukan gerakan 5M, yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas. Jamaah diminta agar tetap mengenakan masker sebelum, saat, dan setelah pulang dari Tanah Suci.

Menurut Budi, penggunaan masker merupakan suatu keharusan untuk memproteksi semua jamaah umrah dari transmisi penyakit. "Itu semua ikhtiar kita untuk menghindari terpaparnya penyakit Covid-19, termasuk varian omikron," ujar dia saat dihubungi Republika, Ahad (23/1). 

Budi menjelaskan, semua keberangkatan ke luar negeri harus melalui protokol kesehatan yang sudah ditentukan. Hal tersebut juga berlaku bagi keberangkatan jamaah umrah. Setiap warga yang ingin bepergian ke luar negeri wajib sudah divaksinasi Covid-19 dengan dosis lengkap. Sebelum berangkat, mereka harus melakukan pemeriksaan PCR dengan hasil negatif.

Sekembalinya dari luar negeri, setiap orang harus menjalani karantina selama tujuh hari, di lokasi yang sudah ditetapkan. Mereka juga harus menjalani entry PCR test saat tiba dan exit PCR test pada hari keenam. "Sementara, khusus bagi jamaah umrah saat ini diberlakukan one gate policy. Mereka menjalani karantina di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta sebelum diberangkatkan ke Saudi," ujar dia.

Selama di asrama haji, jamaah umrah akan menjalani tes PCR oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi. Untuk mengurangi risiko terpapar Covid-19, pelaksanaan keberangkatan jamaah umrah disebut menggunakan sistem bubble sejak dari asrama haji hingga bandara keberangkatan.

Lebih lanjut, Kapuskes mengatakan, pihaknya beserta Kementerian Agama (Kemenag) tengah melakukan evaluasi atas perjalanan umrah yang telah berlangsung awal Januari ini. Terkait jamaah yang terpapar Covid-19, mereka ditangani dengan koordinasi Satgas Covid-19. 

Kemenkes sebelumnya melaporkan ada sebanyak 87 jamaah asal Indonesia yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada pemberangkatan pada 8 Januari 2022. Dari semua jamaah tersebut, sepuluh diantaranya kemungkinan terindikasi varian omikron. Mereka sedang dalam proses pemeriksaan sampel di laboratorium sekuensing genom untuk memastikan varian Covid-19 yang bersarang dalam tubuh.

 

Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi menjelaskan, lebih dari 3.900 Muslim asal Indonesia telah diberangkatkan ke Tanah Suci untuk melaksanakan umrah. ”Artinya, cukup banyak yang sudah berangkat," kata Zainut Tauhid Sa'adi di Banda Aceh, Jumat.

Pemerintah Indonesia mulai memberangkatkan jamaah umrah pada awal Januari 2022, setelah mendapatkan izin dan kuota umrah dari Pemerintah Arab Saudi. Hingga saat ini, kata dia, Pemerintah Arab Saudi masih memberikan izin kepada Indonesia untuk memberangkatkan jamaah umrah, meski kasus Covid-19 varian Omicron tengah melonjak di Tanah Air.

Direktur Bina Umroh dan Haji Khusus Kemenag Nur Arifin menjelaskan, pihaknya terus melakukan pemantauan akan keberangkatan sampai kepulangan jamaah umrah. Upaya tersebut dilakukan dengan tujuan memastikan pelaksanaan ibadah umroh pada masa pandemi ini berjalan dengan lancar. "Kita atur setiap hari. Yang berangkat sekitar 500 jamaah," kata Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, Nur Arifin, sebelumnya.

Ia pun menyebutkan, sampai saat ini penerbangan jamaah umrah masih dilakukan. Adapun jumlah 500 jamaah ini merupakan angka yang dibatasi Kemenag, dengan harapan menghindari penumpukan jamaah saat keberangkatan.

Kemenag juga memastikan siap untuk meningkatkan pelayanan kepada jamaah umrah, mulai dari keberangkatan ke Tanah Suci sampai kembali ke Tanah Air. Peningkatan pelayanan perlu dilakukan agar jamaah tidak terpapar Covid-19, termasuk varian omikron.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat