Petugas medis mengecek alat kesehatan usai peluncuran Rumah Sakit Lapangan Dompet Dhuafa di RSUD Cipayung, Jakarta, Kamis (2/8/2021). | Prayogi/Republika.

Nasional

Suka Duka Relawan Mengarungi Pandemi

Selain dokter, ada pula relawan pada sektor lain yang harus wafat ketika mengarungi setiap tugas untuk membantu sesama.

OLEH FEBRYAN A

Suara dokter Yenni bergetar ketika mengingat sosok rekan sejawatnya. Meski terbata-bata, dia perlahan berupaya menyelesaikan kalimatnya.

“Salah satu dokter kami gugur dalam tugas. Kita kehilangan. Para relawan ini adalah pejuang kemanusiaan yang patut kita apresiasi dan kita berikan dukungan,” kata Yenni, GM Divisi Kesehatan Yayasan Dompet Dhuafa, dalam diskusi yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan Republika, Senin (20/12).

Dokter yang gugur itu, kata Yenni, berpulang saat menjadi relawan dalam penanganan pasien Covid-19. Selain dokter, ada pula relawan pada sektor lain yang harus wafat ketika mengarungi setiap tugas untuk membantu sesama.

Yenni tak menyebutkan berapa banyak relawan Dompet Dhuafa yang wafat selama pandemi ini. Dompet Dhuafa memiliki 17.494 relawan yang terbagi dalam kategori relawan umum, relawan spesialis, dan relawan super.

photo
Relawan membawa bantuan paket nutrisi isolasi mandiri yang akan didistribusikan untuk pasien Covid-19 di Kantor Dompet Dhuafa, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (4/8/2021). - (Prayogi/Republika.)

“Persyaratan menjadi relawan kami hanya kesediaan untuk (bertugas) di garda terdepan penanganan pandemi,” ujar Yenni.

Belasan ribu relawan itu bergerak selama dua tahun terakhir untuk melaksanakan 2.249 aktivitas. Aktivitas itu berupa pemulasaran jenazah, pendampingan pasien isoman, pemeriksaan kondisi pasien, percepatan vaksinasi, hingga pengantaran tabung oksigen.

“Oksigen yang luar biasa sulit ketika itu, para relawan ini lah yang mengantarkan langsung ke rumah-rumah warga. Kita bahkan buka layanannya 24 jam,” kata Yenni.

Kepala Divisi Pendistribusian Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Ahmad Fikri, mengatakan, pekerjaan relawan seperti tidak ada habis selama pandemi melanda. Mereka bahkan mengalami kelelahan karena sudah bekerja melewati ambang batas yang sanggup diterima tubuh.

photo
Relawan mendata oksigen di Kantor Baznas Bazis Tanggap Bencana DKI Jakarta, Selasa (3/8). Baznas (Bazis) DKI Jakarta menyediakan 108 oksigen berukuran 1 meter kubik berserta regulatornya yang siap dipinjamkan secara gratis bagi warga Jakarta yang menjalani isolasi mandiri akibat Covid-19. - (Prayogi/Republika.)

Meski demikian, para relawan Baznas terus bergerak. Sebab, mereka suka melakukan itu sebagaimana namanya di Baznas, yakni sukarelawan. “Dia suka melakukanya, tapi dia juga rela apa yang terjadi pada dirinya,” kata Fikri pada kesempatan sama.

Padahal, kata Fikri, pekerjaan relawan ini sangat berisiko. Bahkan bisa berujung dengan kematian. Bayangkan saja, mereka harus bekerja di garda terdepan, seperti pemulasaran jenazah, tanpa ada jaminan sosial. Mereka hanya bermodalkan semangat dan pembekalan teknis dari Baznas.

Semua kerja keras itu berbuah manis dengan kesembuhan para pasien. Ada pula penghargaan yang diterima atas keberanian relawan pemulasaran jenazah Covid-19 Baznas. Penghargaan diberikan oleh BNPB.

“Karena memang tim kami yang pertama kali melakukan pemulasaran jenazah di Wisma Atlet,” ungkap Fikri.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat