Suasana proyek pembangunan LRT di Jakarta, Rabu (10/9/2021). PT Adhi Karya (Persero) Tbk. telah menerima pembayaran proyek LRT Jabodebek senilai Rp520,5 miliar untuk proses pekerjaan Juli–September 2020, dan secara total, perseroan telah menerima Rp13,8 t | ANTARA FOTO/ Reno Esnir/foc.

Ekonomi

Adhi Karya Perbaiki Struktur Keuangan

Adhi Karya juga mulai melihat berbagai skema yang paling mungkin untuk dilakukan.

JAKARTA -- PT Adhi Karya Tbk akan berfokus memperbaiki struktur keuangan, terutama dari sisi permodalan. Pandemi Covid-19 yang melanda sejak tahun lalu telah mengganggu aktivitas bisnis perseroan.

Emiten bersandi saham ADHI ini sekarang tengah melakukan beberapa aksi untuk memperbaiki ekuitas. Salah satunya dengan mendorong anak usaha melakukan penawaran umum perdana (IPO) serta penambahan modal dari pemegang saham.

"Upaya-upaya ini tujuannya untuk meningkatkan ekuitas yang kita miliki sehingga bisa menyerap rencana-rencana bisnis yang kita lihat ke depan masih ada prospek yang baik," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Adhi Karya Tbk, AAG Agung Dharmawan, Rabu (17/11).

Agung mengatakan, Adhi Karya juga mulai melihat berbagai skema yang paling mungkin untuk dilakukan, terutama dari sisi pendanaan. Sejak tahun lalu, perseroan sudah mulai bergeser dan konsisten mencari pendanaan yang bersifat project financing. "Langkah ini ditempuh dalam rangka memperkuat fondasi agar perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan," kata Agung.

Selain itu, menurut Agung, Adhi Karya juga melakukan penyesuaian terhadap belanja modal atau capital expenditure (capex). Pada September 2021, capex perseroan hanya mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu. Perseroan mulai melihat kembali investasi yang dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi yang ada.

Pada kuartal III 2021, Adhi Karya mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 17 miliar atau naik 10,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba bersih ini didukung oleh peningkatan operational excellence dan pendapatan proyek joint operation.

Sementara itu, pendapatan perseroan pada kuartal III 2021 tercatat sebesar Rp 7,4 triliun. Perseroan juga merealisasikan capex sebesar Rp 388,8 miliar.

Selain itu, Adhi Karya juga terus memaksimalkan kinerja melalui pelaksanaan pembangunan proyek strategis nasional antara lain Jalan Tol Sigli-Banda Aceh sepanjang 74,2 km dengan progres per November 2021 sebesar 76,4 persen. Berikutnya, terdapat proyek pembangunan prasarana LRT Jabodebek sepanjang 44,5 km dengan progres per November 2021 sebesar 88,1 persen, dan proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 2A dengan progres per November 2021 sebesar 23,5 persen.

Adhi Karya optimistis perolehan kontrak baru perseroan mampu bertumbuh hingga 20 persen pada akhir 2021. Adhi Karya menargetkan perolehan kontrak baru sepanjang tahun ini mencapai sebesar Rp 24 triliun.

"Sampai dengan akhir tahun kami masih memproyeksikan perolehan kontrak baru akan meningkat sekitar 20 persen dari tahun lalu yang ketika itu membukukan Rp 19,7 triliun," kata Direktur Human Capital dan Sistem Agus Karianto.

Agus menjelaskan, sampai kuartal ketiga tahun ini, Adhi Karya sudah membukukan kontrak baru sebesar Rp 11,3 triliun. Nilai ini merupakan gabungan seluruh kontrak dari beberapa lini bisnis perseroan. Kontrak di lini bisnis konstruksi masih mendominasi sebesar 91 persen diikuti properti 8 persen dan lainnya 1 persen.

Dari jenis proyek, menurut Agus, kontrak baru perseroan terdiri atas pekerjaan gedung sebesar 27 persen, jalan dan jembatan sebesar 32 persen, serta proyek infrastruktur seperti pembuatan bendungan, bandara, jalur kereta api, proyek energi, serta proyek lainnya sebesar 41 persen.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat