Pengungsi terdampak banjir bandang Kota Batu beristirahat di tempat pengungsian di Brawijaya Edupark, Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021). Ratusan warga Kota Malang terpaksa mengungsi akibat banjir bandang yang melanda wilayah Kota Batu. | ANTARA FOTO/Zabur Karuru/YU

Kabar Utama

Alih Fungsi Lahan Perparah Banjir

BNPB merekomendasikan susur sungai guna mencegah banjir.

JAKARTA -- Setidaknya dua banjir besar yang menimbulkan korban jiwa belakangan ditengarai diperparah alih fungsi lahan dan kerusakan dan penggundulan hutan. Aksi perbaikan lahan-lahan kritis di tepi sungai dinilai mendesak.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyimpulkan, banjir bandang di Kota Batu, Jawa TImur, pada Kamis (4/11) lalu diperparah hujan yang tak terserap di perbukitan. Sejauh ini, tujuh orang meninggal akibat luapan sungai setelah hujan deras mengguyur Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang berada di lereng Gunung Arjuno, tersebut. 

“BNPB merekomendasikan agar pemanfaatan lereng jalur lembah sungai untuk perkebunan semusim sebaiknya dapat dihindari,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari , kemarin.

Dalam penelusuran BNPB, menurut Abdul Muhari, pihaknya menemukan gambaran Kali Mati yang berada di hulu sungai. Selain itu, ditemukan sejumlah isi tebing tidak dilindungi vegetasi yang rapat dan akarnya lemah sehingga tak mampu menyerap dan menyimpan air. 

Hal itu mengakibatkan longsoran-longsoran yang menutup badan air sungai sehingga muncul bendung alam di saluran sungai tersebut. "Ketika sudah cukup tinggi, bendung alam ini tidak kuat sehingga jebol, ini yang kemudian dibawa ke bawah," kata dia.

photo
Tim SAR Dog Jawa Timur melakukan pencarian korban banjir bandang di tumpukan material banjir bandang di Sungai Anak Kali Brantas, Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu (6/11/2021). Tim SAR Dog Jawa Timur melakukan penyisiran di sungai tersebut guna mencari titik dugaan korban banjir bandang yang masih belum ditemukan. - (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Di samping itu, BNPB juga menemukan banyaknya kebun semusim yang dibuat di lereng tebing sungai. Hujan intensitas tinggi menyebabkan tanah-tanah di kebun tersebut ikut terbawa sehingga memunculkan temuan lumpur pada banjir lalu.

“Diperlukan adanya giat susur sungai dengan instansi yang berpengalaman seperti TNI, Polri, Basarnas. Sebab hal itu menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan guna melihat dimana saja titik-titik potensi sumbatan atau bendung alam di wilayah hulu," kata Muhari.

Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai (PEPDAS) KLHK, Saparis Soedarjanto mengiyakan, perkebunan di DAS Kali Brantas jadi salah satu penyebab parahnya banjir. Dia mengungkapkan, luas Daerah Tangkapan Air (DTA) banjir di hulu Kali Brantas mencapai 21.231 hektare. 

Sebanyak 10.625 hektare adalah kawasan hutan. "Dari luas kawasan hutan ini, 89 persen di antaranya masih berupa hutan," ujarnya. Sebanyak 11 persen lainnya beralih fungsi menjadi area pemukiman, perkebunan dan sawah.

Untuk mencegah banjir bandang berulang, Saparis menyebut pihaknya akan melakukan sejumlah langkah mitigasi. Diantaranya memasang early warning system di kawasan hulu, mengembalikan fungsi DAS sebagaimana mestinya, dan melakukan kegiatan konservasi di kawasan DAS tersebut.

Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid mengatakan, pihaknya telah menyusuri alur terjadinya banjir termasuk mencari titik-titik longsor. Kegiatan ini berlangsung hingga melewati Pusung Lading yang berada di lereng Gunung Arjuno.

Dari penelsuruan itu, ProFauna menduga banjir bandang diakibatkan lahan bekas kebakaran hutan di lereng Arjuno. Kebakaran yang terjadi pada 2019 ini menyebabkan banyak pohon mati dan tumbang sehingga membentuk bendungan alami.

Kedua, banjir bandang diakibatkan oleh alih fungsi atau penanaman sayur di hutan lindung wilayah lereng Gunung Arjuno. Dia memperkirakan, 90 persen luas hutan lindung sudah menjadi lahan pertanian. 

Menurut Rosek, pemerintah dan masyarakat sudah seharusnya melakukan mitigasi dengan pendekatan konservasi hutan. Salah satu solusinya, kata dia, mengalihkan komoditas tanaman dari sayur menjadi pohon buah-buahan. "Cuma mereka (petani) masih kesulitan bibit kalau penyediaannya secara mandiri," katanya. Di sini, menurutnya pemerintah bisa membarikan bantuan bibit.

photo
Foto udara Tim SAR gabungan bersama relawan dan warga membersihkan endapan lumpur saat pencarian korban akibat banjir bandang di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021). Berdasarkan laporan sementara dari BPBD Kota Batu hingga hari kedua pencarian korban banjir bandang, tim SAR berhasil menemukan enam jenazah korban dan tiga korban masih dalam proses pencarian. - ( ANTARA FOTO/Zabur Karuru/aww.)

Sedangkan di Kalimantan Barat (Kalbar), ahli Teknik Sumber Daya Air Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Prof Henny Herawati, mengatakan banjir di sana juga disebabkan kerusakan DAS serta maraknya konversi tutupan lahan.

"Perubahan atau konversi lahan, menyebabkan jenis tutupan lahan berubah, hal ini juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan daerah aliran sungai (DAS), sehingga hidrografi aliran pada DAS tersebut berubah menjadi tidak baik," kata Henny di Pontianak, Ahad (7/11). Pemukiman, pertanian, dan perkebunan jadi penyebab utama perubahan tutupan lahan tersebut.

Sejauh ini, sebanyak 12 kecamatan di Kabupaten Sintang, Kalbar sudah 18 hari terendam banjir. Banjir yang berdampak terhadap 87.496 warga ini sempat surut, lalu perlahan naik kembali. Berdasarkan data BPBD setempat per Sabtu (6/11), banjir ini mengakibatkan dua warga meninggal dunia. 

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat, dari total 17.076 DAS di Indonesia, sebanyak 2.145 tergolong rusak dan perlu dipulihkan Jumlah kerusakan DAS itu meliputi 106,9 juta hektare. Sedangkan luasan lahan kritis di Indonesia yang merupakan bagian dari kerusakan DAS seluas 14,0 juta hektare.

Merujuk Data Informasi Bencana BNPB, sepanjang 2021, terjadi 780 bencana banjir dan 625 tanah longsor. Banjir-banjir tersebut mengakibatkan 335 warga meninggal sementara tanah longsor merenggut nyawa 108 orang. 

Sekitar 1.600 orang terluka akibat dua bencana itu, dan total 4,3 juta jiwa terdampak. Sedikitnya 90 ribu rumah rusak akibat banjir dan tanah longsor sepanjang tahun ini, membuat ratusan ribu orang mengungsi.

Bencana Banjir Meluas

Wilayah di Indonesia yang terdampak banjir terus bertambah. Jumlah warga yang terdampak banjir di berbagai wilayah itu juga melonjak secara signifikan.

Di Jawa Barat, banjir bandang menerjang Desa Sukakilah, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, Sabtu (6/11). Akibatnya, ribuan warga terdampak akibat banjir tersebut. 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Satriabudi mengatakan, banjir bandang itu terjadi pada Sabtu sore. Intensitas hujan yang tinggi di wilayah itu menyebabkan aliran Sungai Pelag, yang melintasi Desa Sukakilah meluap.

photo
Pengendara motor menerobos genangan air di kawasan Semanggi, Jakarta, Ahad (7/11/2021). Genangan air di ruas jalan protokol Ibu Kota tersebut terjadi akibat hujan deras yang mengguyur Jakarta dan buruknya drainase. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

"Dampaknya, insfrastruktur jalan (jembatan) terputus," kata dia saat dihubungi Republika, Ahad (7/11). Akibat jalan yang terputus itu, sebanyak 335 kepala keluarga (KK) atau sekitar 1.200 jiwa warga terisolasi. "Kita rencana buat jembatan darurat, jadi secara ekonomi masyarakat tidak terputus," ujar dia.

Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Sukaresmi, Euis Hernida menyebut banjir bandang tidak hanya merendam dan merusak sejumlah rumah, tetapi juga merusak setidaknya 2 hektare sawah.

Masih di Jawa Barat,  longsor menerjang lokasi galian pasir di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Ahad (7/11). Satu orang meninggal dunia dan dua luka-luka akibat kejadian itu.

Bencana longsor tersebut tepatnya terjadi di Kampung Pasir Pacar RT 03 RW 02, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. ''Terjadi longsor di galian tanah dengan tinggi 30 meter dan lebar 10 meter di Desa Kutajaya,'' ujar Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan Cicurug, Dodi Firmansyah, Ahad.

Dodi menerangkan, bencana ini terjadi setelah hujan deras mengguyur pada Sabtu (6/11) dan menyebabkan tanah digalian labil. Sehingga, pada Ahad, terjadi longsor. Korban luka-luka, menurut Dodi, sedang dalam penanganan medis dan korban meninggal dunia langsung dibawa ke rumahnya untuk dimakamkan. 

photo
Foto udara suasana permukiman warga yang terendam banjir di Desa Karangligar, Karawang, Jawa Barat, Jumat (5/11/2021). Banjir yang melanda di wilayah itu disebabkan meluapnya air sungai Cibeet karena tingginya intensitas hujan yang mengakibatkan ratusan rumah terendam banjir. - (ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/YU)

Akses jalan ke kawasan Pasar Induk Jambu Dua, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, mengalami ambles pada Jumat (5/11) malam dan ambles susulan pada Sabtu (6/11) sore. Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas mengatakan, kejadian awal terjadi pada Jumat (5/11) malam sekitar pukul 21.30 WIB. 

Theo menjelaskan, tanah ambles ini terjadi pada salah satu bangunan toko ikan hias. “Derasnya hujan membuat Sungai Ciliwung meluap, membuat tergerusnya tebingan di wilayah tersebut dan terjadi pergerakan tanah yang menyebabkan tanah ambles,” ujar Theo dalam keterangannya, Ahad (7/11).

Kemudian, ada Sabtu (6/11) sore sekitar pukul 16.30 WIB, terjadi tanah longsor susulan di titik yang sama. Longsor susulan itu menyebabkan tanah sepanjang 23 meter dengan ketinggian 11 meter di belakang toko ikan mengalami longsor. “Untuk saat ini, jalanan ditutup untuk kendaraan roda empat dan telah diberi garis pembatas,” tuturnya.

Sebanyak 187 rumah di Kabupaten Aceh Tenggara juga dilaporkan terendam air sejak Sabtu (6/11) pukul 00.03 WIB. Banjir terjadi karena tingginya intensitas hujan sehingga membuat Sungai Kali Air meluap. 

photo
Seorang pedagang roti melintasi genangan banjir rob di Dumai, Riau, Sabtu (6/11/2021). Banjir rob kembali menggenangi sebagian kota Dumai setelah sebelumnya dilanda banjir akibat hujan deras. - (ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)

"Tinggi muka air saat kejadian berkisar antara 10 sampai 50 sentimeter. BPBD setempat melaporkan tidak ada warga mengungsi akibat kejadian tersebut," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam siaran persnya, Ahad (7/11). 

Abdul menerangkan, 187 rumah yang terendam air itu tersebar di delapan desa di empat kecamatan. Mulai di Desa Salim Pinim dan Desa Jambur Damar di Kecamatan Tanoh Alas; lalu Desa Titimas, Desa Titi Harapan, Desa Alas Meshikat, hingga Desa Tuhi Jongkat di Kecamatan Babul Rahmah. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan, fenomena cuaca La Nina masih berdampak di wilayah-wilayah Tanah Air hingga Februari 2022 mendatang. La Nina merupakan pendinginan permukaan laut di Samudra Pasifik, yang mengakibatkan peningkatan curah hujan.

Abdul Muhari menekankan, jika hujan sangat deras terjadi lebih dari satu jam, masyarakat diharapkan keluar rumah dan melihat apabila objek jarak pandang. Jika dalam jarak 30 meter sudah tidak terlihat, sudah saatnya masyarakat di lereng tebing dan daerah rendah sepanjang aliran bantaran sungai harus dievakuasi sementara.

BNPB juga berharap, masyarakat berhati-hati saat melewati infrastruktur jembatan dan jalan yang dilewati alur sungai. Sebab, dia menambahkan, limpasan air hujan bisa menerjang jalan dan jembatan, seperti yang terjadi di Kota Batu, Jawa Timur.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat