Petugas kesehatan melakukan tes usap antigen ke pelajar di SDN 015 Kresna, Cicendo, Kota Bandung, Jumat (15/10/2021). Tes acak jadi strategi dinas pendidikan mencegah penularan Covid-19 di sekolah agar tak jadi klaster. | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Kabar Utama

Jokowi: Terus Awasi PTM 

Tes acak jadi strategi dinas pendidikan mencegah penularan Covid-19 di sekolah.

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta pemerintah daerah terus melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Presiden tak ingin pembukaan kembali sekolah menyebabkan lonjakan kasus Covid-19.

Jokowi secara khusus memberikan perhatian atas pengawasan protokol kesehatan di tingkat sekolah dasar (SD). "Cek betul kesiapan sekolah dalam menerapkan prokes. Karena mengelola anak-anak, terutama yang SD, bukan hal yang mudah," kata Jokowi saat pembukaan Apkasi Otonomi Expo Tahun 2021 di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (20/10).

Di depan para kepala daerah, Presiden mengaku sudah mendapatkan laporan adanya temuan kasus Covid-19 selama penyelenggaraan PTM. Untuk itu, dia berharap pemerintah daerah terus meningkatkan kewaspadaan. Presiden tak ingin Indonesia seperti negara lain yang mengalami kenaikan kasus Covid-19 setelah sekolah kembali menggelar pembelajaran tatap muka.

Selain melakukan pengawasan terhadap prokes di sekolah, Presiden juga meminta pemerintah daerah terus mengecek kesiapan obat-obatan. “Cek juga kesiapan rumah sakit, meskipun saya tahu BOR-nya sekarang sudah rendah semuanya,” ujar Jokowi.

Jokowi mengingatkan, penanganan kesehatan harus tetap menjadi prioritas di tengah meningkatnya aktivitas dalam berbagai sektor, termasuk sektor perekonomian. Ia pun berharap pemerintah daerah terus mempercepat laju vaksinasi Covid-19.

Pelaksanaan PTM di tingkat SD harus mendapat perhatian lebih mengingat anak usia di bawah 12 tahun belum bisa mendapatkan vaksinasi. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), jenjang sekolah yang paling banyak telah menggelar PTM merupakan jenjang SD.

Belakangan, kasus Covid-19 di lingkungan sekolah ditemukan pada sejumlah daerah. Di Kota Bandung, misalnya, ada 14 orang yang terdiri atas siswa dan guru pada jenjang SD, SMP, dan SMA yang dinyatakan positif Covid-19. Mereka terdeteksi tertular Covid-19 seusai menjalani tes PCR secara acak yang digelar sejak Jumat (15/10). Total 1.512 siswa dan guru yang telah dites PCR hingga Senin (18/10) malam.

Dinas Pendidikan Kota Bandung menyatakan akan melakukan evaluasi terkait penyelenggaraan PTM setelah ditemukannya 14 siswa dan guru yang positif Covid-19. Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung Cucu Saputra, evaluasi akan dilakukan dengan sekretaris daerah. Pihaknya akan terbuka dan terus menyampaikan kondisi terkini terkait penyelenggaraan PTM di Kota Bandung.

photo
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada pelajar di SMA Negeri 1 Plosoklaten, Kediri, Jawa Timur, Senin (19/10/2021). BIN memberikan 15 ribu dosis vaksin Covid-19 untuk warga Kediri berusia 12 tahun ke atas guna meningkatkan kekebalan komunal. - ( ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/aww.)

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rosye Arosdiani, mengatakan, pihaknya belum menerima kembali hasil tes PCR acak. Data terakhir masih di angka 14 siswa dan guru yang dinyatakan positif Covid-19. "Belum (ada hasil terbaru), masih menunggu hasil," ujarnya.

Di daerah lainnya, Pemerintah Kota Solo menghentikan sementara pelaksanaan PTM di lima SD setelah ditemukannya kasus Covid-19 siswa dan guru. Kasus tersebut ditemukan berdasarkan hasil tes swab PCR secara acak pada sejumlah sekolah di Solo yang digelar sejak pekan lalu.

Menurut data Satgas Penanganan Covid-19 Solo, jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 41 siswa dan enam guru. Sebanyak 37 siswa dan lima guru yang positif Covid-19 berasal dari SD Kristen Manahan, satu siswa SD Negeri Mangkubumen Kidul, 10 siswa dan satu guru SD Negeri Danukusuman, satu siswa SD Al Islam 2 Jamsaren, dan dua siswa SD Negeri Semanggi Lor.

PTM di SD Kristen Manahan dan SD Negeri Danukusuman dihentikan selama satu bulan dan diganti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Di tiga sekolah lainnya, PTM hanya dihentikan selama dua pekan.

Pemkot telah melakukan penelusuran terhadap kontak erat dan kontak dekat para siswa dan guru yang terkonfirmasi Covid-19. Sebagian para siswa berasal dari luar Solo, seperti Karanganyar, Sukoharjo, dan Klaten.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pada Selasa (19/10) mengatakan, pengujian melalui tes PCR secara acak di sekolah masih terus berjalan. Dia memastikan munculnya klaster penyebaran Covid-19 pada sejumlah sekolah tidak akan mengganggu PTM secara keseluruhan di Solo.

"Pokoknya sekolah-sekolah yang aman yang murid-muridnya negatif ya jalan saja. Kalau ada klaster ya tutup, ini tidak akan mengganggu PTM," katanya.

Tes PCR secara acak memang menjadi strategi dinas pendidikan daerah untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, tes acak digelar secara rutin dengan menyasar para pelajar di tingkat SD hingga SMA. "Untuk pelaksanaannya, minimal dua pekan hingga satu bulan sekali," kata Febria, Rabu (20/10).

photo
Seorang siswi penyandang disabilitas tunanetra mengikuti pembelajaran tatap muka secara terbatas di SLB ABCD Muhammadiyah di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (13/10/2021). SLB di daerah tersebut mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka secara terbatas setelah sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. - (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Jumlah siswa yang dites maksimal 25 persen pada setiap sesi. "Ini jadi bagian dari upaya kita memperketat prokes dan mencegah penularan Covid-19 di sekolah."

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengingatkan satuan pendidikan untuk terus menerapkan prokes saat PTM. Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Anang Ristanto mengatakan, keberhasilan PTM terbatas membutuhkan dukungan semua lapisan masyarakat, khususnya dalam penerapan prokes.

“Kedisiplinan untuk mematuhi prokes terus diupayakan agar risiko penularan Covid-19 dan terbentuknya klaster baru dapat terhindar,” ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat