Vaksinator menyiapkan vaksin Covid-19 saat pelaksanaan Vaksinasi Merdeka di pesantren dan rumah ibadah di Masjid Raya Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung, Selasa (7/9/2021). Presiden Jokowi meminta mewaspadai munculnya varian baru Covid-19 dari luar n | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Nasional

Presiden: Waspada Varian Mu

Presiden Jokowi meminta mewaspadai munculnya varian baru Covid-19 dari luar negeri.

JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta jajarannya agar mewaspadai munculnya varian baru Covid-19 (varian Mu) sehingga tak menjadi ancaman dalam upaya pengendalian Covid di Tanah Air. Hal ini disampaikannya saat memimpin rapat terbatas evaluasi PPKM di Istana Presiden, Jakarta, yang digelar secara tertutup.

“Saya juga ingin perhatian kita semuanya yang berkaitan dengan perhubungan, mungkin Pak Menhub (menteri perhubungan), yang berkaitan dengan varian baru, varian Mu, ini betul-betul agar kita lebih waspada dan detail jangan sampai ini merusak capaian yang sudah kita lakukan,” ujar Jokowi dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (6/9) malam.

Meski mengalami tren penurunan yang cukup signifikan, Jokowi tak ingin masyarakat menjadi lengah dan melakukan berbagai kegiatan normal seperti sebelum pandemi. Kegiatan masyarakat yang tanpa pengawasan ini pun dinilainya berbahaya karena dapat berpotensi meningkatkan jumlah kasus.

“Berita-berita ini dulu-dulu penting, tapi sekarang jangan sampai informasi seperti ini disalahmengertikan bahwa sudah boleh ini, sudah boleh ini, sudah boleh ini, ini yang berbahaya,” ucap Jokowi.

Jokowi juga meminta masyarakat agar tak melakukan euforia berlebihan seiring dengan penurunan kasus Covid-19 di Tanah Air. Ia mengingatkan masyarakat bahwa Covid-19 tak akan bisa hilang sepenuhnya sehingga kenaikan kasus dapat kembali terjadi jika masyarakat lengah.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan, pemerintah akan terus mengawasi mobilitas masyarakat di dalam maupun luar negeri meskipun tren kasus mengalami penurunan. Upaya ini dilakukan untuk mencegah masuknya varian baru Covid-19, termasuk varian B1621 atau varian Mu.

Untuk mencegah masuknya varian Mu ke Indonesia, epidimiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko mengatakan, salah satu hal perlu dilakukan adalah pengendalian transportasi di simpul-simpul transportasi yang melayani rute-rute internasional, yakni di bandara internasional maupun pelabuhan internasional.

“Di setiap pintu masuk perlintasan internasional menutup atau tidak memperbolehkan negara yang terdeteksi adanya varian Mu bisa masuk ke Indonesia,” kata Miko.

Dikonfirmasi terpisah, Guru Besar sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, upaya meminimalisasi masuknya varian Mu adalah dengan menjaga border perlintasan internasional. “Itu adalah cara meminimalkan varian baru masuk ke Indonesia,” ujar dia.

Sebab, kata Ari, masyarakat Indonesia masih belum begitu sadar dalam menjalankan protokol kesehatan. Meskipun, saat ini memang kasus Covid-19 di Indonesia dan juga tingkat hunian di rumah sakit cenderung turun. “Tetapi, jangan sampai euforia. Kita harus belajar dari negara lain yang sudah divaksin dan lepas masker, tetapi kasusnya naik kembali,” ucapnya.

Terlebih, masyarakat Indonesia seringkali abai prokes setiap adanya libur panjang. Ia pun mengingatkan agar selalu belajar dari kesalahan strategi penanganan sebelumnya yang melonggarkan aturan. Indonesia bahkan sudah kecolongan dua kali sehingga masuk varian Alfa dan Delta.

“Ketika ada libur panjang masyarakat tidak konsisten prokes, prinsipnya penyakit ini kan karena droplet, (maka) prokes yang ketat,” ujar dia.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengungkapkan, masa krisis pandemi Covid-19 di Indonesia belum berakhir. Ia mengusulkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terus dilanjutkan.

Varian baru yang terus bermunculan memang sudah diprediksi sejak awal. Masyarakat, tegas Dicky, tidak boleh abai dalam hal penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas (5M).

“Gelombang ketiga itu menjadi suatu ancaman yang nyata dan besar kalau kita tidak disiplin 3T dan 5M dan percepat vaksinasi, strategi setiap varian tidak berubah,” ujar dia.

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, berdasarkan whole genome sequencing per 6 September 2021, varian Mu sejauh ini tidak ada di Indonesia. “Data whole genome sequencing per 6 September 2021 menyebutkan bahwa varian ini tidak ditemukan di Indonesia,” ujar Wiku saat konferensi pers, Selasa (7/9).

Pemerintah terus berupaya mencegah masuknya varian baru dari luar Indonesia melalui sejumlah kebijakan, seperti pengetatan kebijakan karantina internasional, entry dan exit testing, serta persyaratan vaksin. Pemerintah juga berupaya mencegah munculnya varian baru di dalam negeri melalui strategi vaksinasi serta berbagai kebijakan menyeluruh yang mampu menekan angka kasus.

Namun demikian, kata Wiku, upaya ini hanya dapat berhasil jika dibarengi peran aktif masyarakat yang tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan serta mendapatkan suntikan vaksin.

Varian Mu atau B1621, kata Wiku, merupakan varian pertama kali yang ditemukan di Kolombia pada Januari 2021. Varian ini kemudian ditetapkan sebagai varian yang diamati atau variant of interest oleh WHO pada 30 Agustus 2021.

Varian ini mengalami perubahan pada susunan genetikanya. Perubahan tersebut diprediksi dapat mempengaruhi karakteristik virus. “Dengan demikian, indikasi karakteristik (varian) Mu, seperti lebih ganas dibanding Delta atau dapat menghindari kekebalan tubuh, masih merupakan perkiraan dan masih terus diteliti lebih dalam,” jelas Wiku.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat