Baliho kepak sayap kebinekaan Puan Maharani terpasang di Rejowinangun, Yogyakarta, Rabu (11/8/2021). | Wihdan Hidayat / Republika

Nasional

Baliho Dinilai tak Efektif Dongkrak Elektabilitas

Elektabilitas Puan Maharani malah turun dalam survei terbaru Indikator Politik

JAKARTA -- Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei yang dilakukan pada 30 Juli-4 Agustus 2021 terkait pilihan presiden jika pemilu diadakan hari ini. Survei menghasilkan kesimpulan bahwa pemasangan baliho tidak mendongkrak elektabilitas tokoh, termasuk Puan Maharani yang hanya mengantongi angka elektabilitas 0,4 persen dan menempati urutan ke-14.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, tren elektabilitas Puan justru menurun dari hasil survei sebelumnya. Pada April 2021, elektabilitas Puan 1,1 persen.

"Mbak Puan trennya turun, ini juga menarik, padahal survei dilakukan setelah banyak sekali baliho yang dipasang di mana-mana," ujar Burhanuddin dalam acara rilis survei secara daring, Rabu (25/8).

Kendati tingkat keterpilihan Puan menurun, di sisi lain tren tingkat keterkenalan Puan meningkat dari 50 persen (April 2021) menjadi 60 persen (Juli 2021). Burhanuddin menyarankan agar Puan melakukan penetrasi atau kesan yang lebih baik untuk menambah elektabilitas karena Puan pun cukup populer jauh sebelum memasang baliho.

photo
Foto kolase baliho sejumlah politisi terpasang di kawasan Depok, Jawa Barat dan DKI Jakarta, Rabu (11/8/2021). Maraknya baliho sejumlah politisi di ruang publik tidak terlepas dari kontestasi politik pilpres pada 2024 dengan memanfaatkan baliho sebagai medium yang dianggap efektif memperkenalkan diri ke publik. Namun keberadaannya di tengah masa pandemi ini tak selalu ditanggapi positif bagi masyarakat. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

"Jadi bagaimana tingkat keterkenalan itu bersifat positif bukan semata-mata pasang foto atau baliho, tetapi hal-hal lain yang mungkin bisa meningkatkan sentimen positif terhadap Mbak Puan," kata dia.

Menurut Burhanuddin, efek baliho ini tidak seragam kepada politikus yang diketahui juga memasang baliho. Tren elektabilitas Airlangga Hartarto naik dari 0,2 persen (April 2021) menjadi 1,1 persen (Juli 2021) dan tren keterkenalannya juga meningkat dari 25 persen menjadi 33 persen.

Selain itu, Muhaimin Iskandar mengantongi elektabilitas 0,4 persen pada survei kali ini, meskipun namanya tidak muncul dalam survei-survei sebelumnya. Kemudian, tren elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono konsisten di angka 5,4 persen.

Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Rasyid Baswedan menjadi tiga nama teratas yang dipilih responden dari simulasi 15 nama jika pemilihan presiden (pilpres) diselenggarakan sekarang.

"Elektabilitas Pak Prabowo Subianto itu menempati peringkat tertinggi 26,2 persen, disusul Mas Ganjar 20,8 persen, selisihnya tidak terlalu jauh. Kemudian disusul Mas Anies 15,5 persen," ujar Burhanuddin.

photo
Baliho Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar terpasang di kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat, Rabu (11/8/2021). Maraknya baliho sejumlah politisi di ruang publik tidak terlepas dari kontestasi politik pilpres pada 2024 dengan memanfaatkan baliho sebagai medium yang dianggap efektif untuk memperkenalkan diri kepada publik. - (Republika/Thoudy Badai)

Namun, kata dia, elektabilitas Prabowo sebesar 26,2 persen itu belum dominan dan belum cukup aman untuk bisa mengantongi kemenangan di Pemilu 2024. Sebab, ada Ganjar dan Anies yang menyusul di peringkat kedua dan ketiga.

Dia menyebutkan, tren elektabilitas ketiga nama tersebut pun turun dan naik, ada yang meningkat maupun menurun jika dibandingkan hasil survei April 2021. Tingkat keterpilihan Prabowo meningkat dari 19,3 persen menjadi 26,2 persen.

Begitu pula untuk Ganjar, elektabilitasnya meningkat dari 13,7 persen menjadi 20,8 persen. Sedangkan, elektabilitas Anies menurun dari 18,6 persen menjadi 15,5 persen.

Selain Anies yang mengalami penurunan elektabilitas, tingkat keterpilihan dari nama-nama yang berada di bawah Prabowo dan Ganjar juga menurun. Nama-nama yang mengalami penurunan elektabilitas itu antara lain, Ridwan Kamil, Sandiaga Salahuddin Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, Khofifah Indar Parawansa, serta Mahfud MD.

photo
Baliho Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terpasang di kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat, Rabu (11/8/2021). - (Republika/Thoudy Badai)

Penarikan sampel dalam survei ini menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah sampel sebanyak 1.220 orang dengan toleransi kesalahan atau margin of error (MoE) sekitar ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sebelumnya, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Arteria Dahlan menegaskan, bahwa pemasangan baliho yang menampilkan Ketua DPR Puan Maharani tak ada kaitannya dengan kepentingan elektoral. Sehingga, survei-survei yang mengaitkan baliho dengan elektabilitas Puan dinilainya tak tepat.

"Keliru yang mengaitkan baliho dengan kepentingan elektoral. Kalau baliho Mbak Puan dari awal memang tidak ditujukan dan sama sekali, tidak ada kaitannya dengan kepentingan elektoral," ujar Arteria saat dihubungi, Jumat (13/8) pekan lalu.

Di samping itu, Arteria juga menampik jika pemasangan baliho bertujuan untuk meningkatkan popularitas Puan. Sebab, putri Megawati Soekarnoputri itu sudah dikenal masyarakat lewat kerjanya sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).

"InsyaAllah beliau sudah dikenal, jadi tidak perlu mengenalkan beliau lewat baliho. Nah pertanyaan seperti itu mungkin lebih relevan ke orang lain," ujar Arteria.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat