Nostalgia God Bless. Grup musik God Bless tampil saat gelaran Jogjarockarta di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Ahad (1/3). God Bless mengobati kerinduan penggemar dengan lagi hits seperti Rumah Kita, Semut Hitam, dan hits lainya. Wihdan/ Republika | Wihdan Hidayat/ Republika

Geni

God Bless Menjejak Usia 48 Tahun

Presiden RI Joko Widodo rencananya memberikan penghargaan khusus kepada God Bless.

OLEH SHELBI ASRIANTI 

Grup musik God Bless menapaki usia ke-48 tahun ini. Band beranggotakan Ahmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Abadi Soesman, dan Fajar Satritama itu hendak merayakan pertambahan usia kelompoknya dengan perhelatan konser akbar.

Mengusung tajuk "48 Tahun God Bless-Mulai Hari Ini", konser akan digelar pada Selasa, 31 Agustus 2021. Pertunjukan musik disiarkan lewat platform www.rockinlilo.live pukul 19.00-22.00 WIB, langsung dari ICE BSD, Tangerang, Banten.

Akibat keterbatasan di tengah pandemi Covid-19, promotor RockinLilo menggagas konser daring berbayar. Para personel God Bless beraksi di panggung tanpa penonton, sementara penikmat musik menyimak konser dari kediaman masing-masing.

Band legendaris itu akan membawakan sederet hitnya untuk mengobati kerinduan penggemar. Musisi lain juga tampil berkolaborasi dengan God Bless, sebagian menyanyikan lagu God Bless sebagai tribute.

Daftar para penampil, antara lain, Eet Sjahranie, Ivanka Slank, Fadly Padi, Andy /rif, Stevie Item, Cella Kotak, dan Roy Jeconiah. Hadir pula Krisna Prameswara, Adi Adrian, Sandy Andarusman, serta Karis Deadsquad. Tidak ketinggalan, DeadSquad ft Krisyanto Jamrud juga Agung dan Ebenz Burgerkill. 

Dari kalangan musisi milenial, ada Isyana Sarasvati, Danilla Riyadi, Teza Sumendra, Fourtwnty, Kamila, serta duet Dul Jaelani dan Tissa Biani. Konser melibatkan presenter dari lintas latar belakang, yakni Kikan, Tantri Syalindri Kotak, Eddi Brokoli, Azizah Hanum, Coki Pardede, serta Tretan Muslim.

Selaku promotor, musisi Lilo yang juga personel Kla Project Band menjanjikan pertunjukan spektakuler. Selain daya tarik God Bless dan para penampil, pertunjukan akan dihelat di panggung megah berukuran besar dan tata lampu selayaknya konser berskala besar.

Dia berharap, konser bisa menjadi wadah berekspresi bagi para musisi dan seniman di tengah pandemi. Sebagai langkah keamanan, rangkaian protokol kesehatan yang ketat telah disiapkan sejak tahapan praproduksi hingga saat kegiatan pada hari-H juga beberapa waktu seusai acara.

Pada konser, Presiden RI Joko Widodo rencananya memberikan penghargaan khusus kepada God Bless. Apresiasi diberikan atas pencapaian dan prestasi God Bless dari masa ke masa, terutama sebagai pionir musik rok di Indonesia.

photo
Nostalgia God Bless. Grup musik God Bless tampil saat gelaran Jogjarockarta di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Ahad (1/3). God Bless mengobati kerinduan penggemar dengan lagi hits seperti Rumah Kita, Semut Hitam, dan hits lainya. Wihdan/ Republika - (Wihdan Hidayat/ Republika)

Menurut Lilo, sudah sepatutnya God Bless mendapat penghargaan. CEO RockinLilo yang memiliki nama lengkap Romulo Radjadin itu berpendapat, eksistensi God Bless sangat menginspirasi dan membuka ruang bagi banyak musisi Tanah Air lintas generasi.

Tanpa God Bless, menurut Lilo, sulit membayangkan perkembangan musik rok saat ini maupun di masa yang akan datang. "Semoga, masyarakat Indonesia dapat menjadi saksi perhelatan konser istimewa ini," ujarnya pada konferensi pers virtual, Jumat (20/8).

Musisi Isyana Sarasvati merasa tersanjung mendapat kesempatan terlibat dalam konser. Pada penampilannya nanti, Isyana membawakan salah satu lagu God Bless yang sudah dia aransemen ulang.

Menurut dia, aksi itu bakal sangat seru dan tidak bisa disimak di acara lain. "Semoga, aku bisa mengikuti jejak God Bless, bisa berkarya terus sampai embusan napas terakhir," kata Isyana.

Tiket konser seharga Rp 75 ribu bisa dibeli melalui www.rockinlilo.live serta tiket.com. Sebagian dari hasil penjualan tiket akan didonasikan untuk tenaga kesehatan.

Pernah dilempari batu

Terbentuk sejak 1973 dan tetap berkarya hingga kini menjadi hal yang sangat disyukuri oleh God Bless. Meskipun, perjalanan karier God Bless tidak selalu mulus, penuh rintangan, dan musibah.

Vokalis God Bless, Ahmad Albar, mengisahkan, ketika grup tersebut terbentuk, dia dan kawan-kawan tidak berpikir untuk bermusik dalam jangka waktu lama. Namun, saat tampil di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, tidak disangka sambutan penonton sangat baik.

Apresiasi positif itu menumbuhkan semangat para personel yang terus dijaga hingga sekarang. Bagi Iyek, bisa bertahan sampai sekarang merupakan hal luar biasa. 

"Tentu bersyukur masih tetap dikasih sehat, masih bisa eksis sampai sekarang. Mudah-mudahan, bisa merayakan setengah abad," ujarnya.

Pria yang biasa disapa Iyek itu senang dan bangga dengan adanya kejutan berupa penghargaan dari Presiden RI pada konser mendatang. Dia bersyukur, pemerintah memperhatikan para musisi.

Iyek berharap, musisi dari generasi muda bisa mendapat perhatian serupa. God Bless pun berdoa agar seluruh rangkaian konser nanti mulus tanpa kendala. "Mudah-mudahan, acara ini ada hikmahnya bagi masyarakat, God Bless mengharapkan semua berjalan lancar," kata musisi 75 tahun kelahiran Surabaya itu.

Pembetot bas God Bless, Donny Fattah, mengenang God Bless dahulu tidak pernah bermimpi menjadi musisi yang ngetop atau orang terkenal. God Bless semula hanya sekumpulan pemuda yang punya minat sama.

"Era 1970-an, hanya anak-anak muda gondrong yang bermain musik yang kami suka. Kebetulan bisa bertahan. Buat saya pribadi, karena namanya 'God Bless'," kata musisi 71 tahun itu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by God Bless Official (godblessrocks)

Pada awal perjalanan, God Bless menghadapi berbagai kendala, termasuk kondisi alat musik yang sangat kurang. Para anggota belum memiliki peralatan yang memadai. Saat akan membuat lagu, mereka pun kerap bingung.

Ada masa ketika para personel formasi awal tak tahu akan membuat lagu seperti apa. Mereka lebih banyak mengaransemen dan memainkan lagu-lagu barat. Belum lagi, sejumlah pandangan miring dari sekeliling.

God Bless pernah dilempari batu oleh tetangga saat latihan musik karena berisik. "Rambut gondrong dianggap anak jalanan dan preman. Kalau mendekati cewek, diusir bapaknya karena dianggap masa depan suram," ujar Donny.

Gitaris Ian Antono yang bergabung pada 1975 mengalami kesulitan pribadi. Saat bertandang dari Malang ke Jakarta, Ian tidak membawa gitar karena memang belum memilikinya. Setiap latihan, dia meminjam atau menyewa.

Musisi 70 tahun itu mengenang, dia juga belum memiliki kediaman tetap. Selama beberapa waktu, dia menumpang di rumah Ahmad Albar, sementara beberapa waktu kemudian dia menumpang di tempat Donny.

Kesulitan lain berkaitan dengan produksi musik. Ian bercerita, mencari produser saat penggarapan album pertama sangat susah karena warna musik God Bless yang beraliran musik rok belum banyak diterima.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by God Bless Official (godblessrocks)

"Ditertawakan, ini lagu apa, dibilang lagu seperti ini mana laku dijual. Tidak patah semangat, kami terus saja (berkarya), sampai ada satu lagu yang bisa diterima masyarakat, dari situ baru God Bless dicari," kata Ian.

Puluhan tembang kini sudah dilahirkan God Bless, termasuk "Rumah Kita" dan "Semut Hitam". Lagu terbaru yang tahun ini dirilis adalah "Mulai Hari Ini". Ian membagikan resep bagi musisi lain agar terus konsisten berkarya.

Menurut Ian, kuncinya adalah menjaga semangat dan fokus pada tujuan awal. Sebagai contoh, meski di tengah pandemi, Ian tidak pernah absen latihan bergitar di rumah. Menjaga relasi juga hal yang sangat penting. 

Ian berpendapat, hubungan antarpersonel dalam band semestinya bukan sekadar sahabat, melainkan layaknya keluarga. "Saling menjaga perasaan. Itu yang membuat God Bless sampai sekarang masih utuh, menghargai satu sama lain," kata Ian.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat