Menurut surah al-Fathir ayat 32, golongan yang terbaik dalam menyikapi Alquran ialah saabiqum bilkhairaati bi iznil laah. | DOK ANTARA Aloysius Jarot Nugroho

Khazanah

Tiga Golongan Menyikapi Alquran

Ada tiga golongan yang berlainan dalam menyikapi Alquran.

 

OLEH HASANUL RIZQA

Alquran merupakan kalam Allah SWT. Membacanya merupakan sebuah ibadah yang sarat keutamaan bagi Muslimin. Mengamalkannya pun adalah suatu ikhtiar yang harus diupayakan terus-menerus.

Alquran disikapi secara berbeda-beda oleh umat manusia. Hal itu disinggung dalam surah Fathir ayat 32. Firman Allah Ta’ala itu menjelaskan, ada tiga golongan yang berlainan dalam menyikapi Kitabullah.

Ayat tersebut berarti, “Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.”

Yang Terbaik

Ayat ke-32 dari surah Fathir itu menegaskan, golongan yang terbaik dalam menyikapi Alquran ialah mereka yang beriman dan beramal saleh. Amalannya adalah kebajikan-kebajikan yang diridhai Allah. Firman-Nya itu mengistilahkan orang-orang demikian sebagai “saabiqum bilkhairaati bi iznil laah.” Yakni, mereka yang “lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.”

Dalam Tafsir Ringkas Kementerian Agama, kelompok tersebut tidak hanya gemar mengamalkan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Mereka pun selalu tergerak untuk sesegera mungkin mengerjakan kebaikan.

Berlomba-lomba dalam kemaslahatan, itulah tabiatnya. Di samping itu, golongan ini juga amat sedikit atau jarang berbuat salah. Sebab, Alquran dijadikannya sebagai pedoman hidup secara sungguh-sungguh.

photo
ILUSTRASI Golongan berikutnya yang disebut dalam Alquran ialah muqtasid. Cirinya ialah seimbang antara kebaikan dan keburukannya. - (DOK REP Abdan Syakura)

Pertengahan

Ayat di atas juga menyebutkan perihal golongan pertengahan (muqtashid). Mereka merespons Alquran dengan sikap yang seimbang antara kebaikan dan keburukan.

Dalam arti, orang-orang ini mengetahui dan bahkan menyadari adanya perintah Allah, sebagaimana terkandung dalam Kitabullah. Begitu pula, ajaran Rasulullah SAW pun diikutinya. Namun, perbuatan dan sifat mereka sendiri sering terbuai maksiat.

Alhasil, mereka cenderung parsial dalam pengamalan Alquran. Golongan muqtashid acap kali mencampuradukkan antara ibadah dan maksiat, antara yang hak dan batil. Bila tidak segera bertobat, kelompok ini akan merugi, baik di dunia maupun akhirat. Maka dari itu, Nabi SAW pernah mengingatkan umatnya agar berislam secara total (kaffah).

photo
ILUSTRASI Alquran menyebut adanya golongan yang terburuk dalam menyikapi kitabullah itu. - (DOK AP Charlie Riedel)

Yang Terburuk

Adapun kaum yang paling buruk dalam menyikapi Alquran dinamakan zhaalimullinafsih. Artinya, orang-orang itu senang “menzalimi diri sendiri". Makna lainnya, mereka lebih banyak kesalahannya daripada kebaikan.

Golongan zhaalimullinafsih sering mengabaikan Alquran dalam hidupnya. Hati dan pikirannya tidak terpanggil untuk berinteraksi dengan kitab suci tersebut. Disebut “menganiaya diri sendiri” karena mereka justru memilih mengabaikan ajaran Allah.

Alhasil, hidupnya menjadi sesat. Padahal, dengan mengikuti petunjuk Ilahi, dirinya insya Allah selamat di dunia dan akhirat. Semoga kita tidak termasuk kelompok yang terburuk ini.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat